Friday, June 1, 2012

Personal trainer

Aku Sintia, aku blon lama nikah. Selesai kuliah aku langsung diboyong ke pelaminan oleh suamiku. Umurku ya masih muda sekali, diawal 20an. Suamiku tu workaholik banget sehingga dia lebi sering ada di lapangan katimbang ngelonin aku di ranjang dirumah. Otomatis kebutuhan biologisku jarang sekali bisa terpenuhi. Bahkan sering juga aku harus puasa sampai berbulan-bulan karena pada saat suamiku pulang aku sedang kedatangan "tamu". 

Ditengah waktunya yang cuma sebentar di rumah, dia selalu dah kecapaian kalo dah diranjang, bgitu mencium bantal gak lama lagi serenade ngoroknya dimulai, ampe besok pagi. Padahal aku sangat menjaga bentuk tubuhku, dengan tinggi badan 167 cm dan berat badan 55 kg, terutama pada bagian pinggul dan dada yang terlihat sangat seksi jika sedang mengenakan baju yang pressed body. Tetapi ini semua kayanya blon cukup untuk menggerakkan misua ngelonin aku. Bangun pagi juga yang dipikirin ya kerjaannya untuk hari itu, bukannya nyolek2 aku yang dah lama gak dapet nafkah batin. Juga misua tu alo toh sempet ngegelutin aku, cepet banget keluarnya, aku baru mulai panas di dah crot, repotnya setelah crot langsung dia terkapar dan tidur dengan lelapnya dan membiarkanku menggantung sendirian. Aku heran ja, kalo kerja mah kuat banget, kayanya staminanya tinggi terus, begitu ma aku di ranjang kayanya tinggal letoynya aja yang tersisa. Kasian ya aku. Walauupn begitu aku blon pernah terpikir untuk ngelongok keluar rumah, mencari penggemar jablay diluar sana.
Sampai pada suatu saat, temen kerjaku ngajakin aku menjadi member di satu sport club terkenal yang membernya sebagian besar dari kalangan atas, karena itu member feenya juga aduhai sesuai kelasnya. Tetapi gak apa lah, katimbang bengong dirumah dan kebetulan masi ada dana lebih, aku sering2 ja olahraga disitu. Peralatannya lengkap sekali, selain alat2 olahraga indoor, di club itu tersedia juga lapangan tenis dan kolam renang olympic size. Aku suka renang ja selain senam bl untuk menjaga agar semua organku tetep kenceng luar dalam. Karena ini adalah club eksklusif, aku brani aja mengenakan bikini yang sexy kalo berada di kolam renang. Hampir semua mata lelaki yang ada di kolam mengikuti aku kemana aku bergerak, tu gara2 bikini sexyku, tetapi ya mreka cuma menelanjangi aku dengan pandangannya aja, tidak ada yang berusaha melecehkan aku baik dengan omongan palagi tindakan. Aku bangga ja ngeliat para lelaki ampe ngiler gitu ngeliat bodi aku, ada kepuasan tersendiri yang tidak kuperoleh dari misua dirumah. Kenapa aku jadi getol renang, salah satu alesannya karena ada personal trainer di kolam renang. Orangnya lumayan ganteng dengan bentuk tubuh yang kekar karena ia juga seorang atlit renang. Umurnya yalebih tua dari aku beberapa taon, sehingga aku manggil dia mas aja dan dia memanggilku nama saja. 

Sore itu aku ada dikolam renang lagi. Setelah mengenakan bikiniku, aku melangkahkan kaki ke tepi kolam. Beberapa lelaki melirikku dengan pandangan nakal. Setelah melakukan pemanasan aku lalu turun ke air. Setelah menyesuaikan diri dengan suhu air baru aku mulai berenang. Setelah bolak-balik 3 kali putaran, aku beristirahat di pinggir kolam sambil mengatur napas. Beberapa lelaki yang lewat menyapaku, kelihatan sekali kalo mereka napsu sekali melahap tubuhku dengan pandangan laparnya. aku hanya tersenyum. 

"Sendirian saja Sin?" Suara yang ramah mengagetkanku dari belakang. " Iya" Jawabku sambil menoleh ke belakang. Setelah melihat siapa yang menyapaku, aku menjadi tenang. "O mas ... toh (aku menyebutkan namanya), pa kabarnya, rasanya dah lama gak ketemu ya". "Masak si, bukannya minggu lalu baru ketemu". Aku jadi tersipu karena basa basiku jadi basi banget, aku cuma tertawa ja. Dia melihatku tanpa berkedip sambil mengajakku mengobrol. ia melakukan pemanasan sebentar seblon nyemplung ke kolam. Sesekali aku melirik untuk melihat tubuhnya yang kekar. Lalu mataku turun lagi ke dadanya yang bidang dan perutnya yang sangat berotot. Saat mataku sampai ke celana renangnya, dadaku berdegup kencang, celana itu terlihat sangat menonjol pada bagian tengahnya. Pasti besar sekali tu isinya. 

ia terjun ke kolam dan langsung meluncur. Setelah 7 kali bolak-balik ia menepi ke sampingku untuk beristirahat. Ia meletakkan tangannya di sampingku sehingga sikunya menyentuh paha kananku. Kami ngobrol ngalor ngidul saja, aku kembali merenangi lebar kolam beberapa kali bolak balik, sampai hari dah makin gelap. "Udahan ya mas, dah lewat magrib ni rasanya". "Mo kemana mangnya, dirumah juga ndirian kan, mau aku temein, kita jalan dulu ja, kan masi sore ni". Dia membujukku sambil matanya memandangi ranumnya tokedku itu. Akhirnya aku nyerah pada bujukannya yang gencar banget. "Ya udah Sintia bilas dulu ya mas", kataku sambil keluar dari kolam. 

Setelah memakai rok selutut dan blus ketat aku keluar dari club. Dia dah nunggu aku dengan motornya. Memang dia gak punya mobil, dah beberapa kali dia nganter aku pulang dengan motornya. nyodorin helm. aku menerima helm itu, kupake, lalu aku duduk menyamping di belakang dengan tangan kananku melingkar di pinggangnya. Motornyapun meluncur meninggalkan halaman club, aku ikut saja kemana dia membawaku, dan akhirnya ia brenti di depan sebuah bioskop yang cukup terkenal. "Nonton yuk Sin" Aku hanya mengangguk, dia markirin motornya sedang aku nunggu dipintu bioskop. Ini adalah kali yang pertama dia ngajak aku jalan, nonton. Biasanya paling kamu cuma makan malem trus dia anter aku pulang. Serasa kaya abege yang pertama kali diajak cowoknya nonton deh. Memang umurku si masi masuk abege kali ya biar dah dinikahi tapi ampir gak pernah dicolek misua.

Karena masi agak lama filmnya diputer, kami mencari makan dulu sekitar bioskop, dah waktunya makan malem kan. Setelah memesan tiket, kami pun masuk ke dalam dan ternyata yang nonton sangat sedikit. Setelah mendapatkan tempat duduk, kami berdua mulai menikmati film yang diputar. Belum lama berselang, aku kaget saat tangannya merangkul bahuku. Aku berusaha untuk tenang dan tak bereaksi apa-apa. Melihat aku diam saja ia semakin berani, mukanya didekatkan ke wajahku dan mendadak ia mencoba mencium bibirku. Karena aku reflex menghindar yang dia cium adalah telinga dan leherku, padahal itu termasuk daerah sensitifku. Aku jadi menggelinjang ketika bibirnya mengecup leherku setelah sebelumnya meniup2 telingaku sehingga aku kegelian. Bibirnya kembali naek ke atas dan kali ini berhasil melumat bibirku. 

Aku menjadi deg-degan, dan sepertinya ia mengetahui kalau aku mulai memakan umpan yang ia berikan. Tangannya mulai turun ke dadaku dari bahu dan mulai mengelus tokedku dari luar bajuku. Ini membuat tokedku mengeras. Tangannya terus aku pegang. Tangannya yang satu berhasil kutahan semantara yang lain berhasil lolos dan semakin aktif. 
Dia berhasil membuka kancing-kancing blusku bagian atas lalu mengelus tokedku dari luar braku yang tipis. Malu juga rasanya kalau ia tahu bahwa putingku sudah keras sekali. Bibirnya yang kembali bermain di leherku mulai turun ke bahu menurunkan tali bra dan bajuku sampai ke pinggang. lalu bibirnya bermain diatas tokedku. 

Aku menjadi semakin lupa diri. Begitu tokedku terekspos, ia tidak langsung mencaplok tapi putingku yang keras dirangsang dulu dengan hidungnya. Nafasnya yang hangat sudah bisa membuat putingku makin mengeras. Lalu dia ciumi pelan-pelan tokedku, mula-mula bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian tokedku dicium dengan lembut olehnya. Belum puas menggodaku, lidahnya kemudian mulai menari-nari di atas tokedku. 

aku mulai mendesah halus. lidahnya mulai menyapu sekitar putingku. Perlahan mula-mula, semakin lama semakin sering dan akhirnya putingku dikulumnya. Ketika aku merasa nikmat, ia melepaskannya dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi lagi. Perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya putingku. Kali ini putingku digigitnya perlahan sementara lidahnya berputar-putar menyapu putingku. Sensasi yang ditimbulkannya sungguh luar biasa, maklum hal ini jarang banget aku dapatkan selama ini dari misua.

Melihatku mendesah, ia semakin berani. Selain menggigit-gigit kecil putingku sembari lidahnya menyapu-nyapu, tangannya mulai bermain di lututku. Karena napsuku mulai berkobar, aku membiarkan tangannya menggerayangi lutut dan masuk menyelusup ke dalam rokku untuk mengelus pahaku. Dia tahu bahwa tubuhku merinding menahan nikmat dan dengan lihai tangannya mulai mendaki dan kini berada di selangkanganku. 
Dengan lembut ia mengusap pangkal pahaku di pinggiran CD-ku. Hal ini menimbulkan sensasi dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk tenang lagi, sebentar-bentar menggelinjang. Aku sudah tak dapat lagi menyembunyikan kenikmatan yang kualami, hal ini bisa dia ketahui dengan telah lembabnya CD-ku. Jarinya yang besar itu akhirnya tak mampu kutahan ketika dia memaksa menyelinap ke balik CD-ku dan langsung menuju klitku. Dengan lembut dia memainkan jarinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku agar lenguhanku yang keluar tak terdengar oleh penonton yang lain. Jarinya dengan lembut menyentuh klitku dan gerakannya yang memutar membuat tubuhku serasa ringan dan melayang. 
Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai keluar dari mekiku dan ia mengetahuinya hingga semakin mengintensifkan serangannya. Akhirnya puncak itu datang, kupeluk kepalanya dengan erat dan kuhunjamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Ia dengan sabar mengelus klitku hingga membuatku bergetar-getar seolah tak berhenti. Lubang mekiku yang basah dimanfaatkan dengan baik olehnya. Sementara jari jempolnya tetap memainkan klitku, jari tengahnya mengorek-ngorek lubangku. Aku megap-megap dibuatnya, entah berapa lama ia membuatku seperti itu dan sudah berapa kali aku mengalami orgasme. 

Aku lalu memberanikan diri, kujulurkan tanganku ke arah selangkangannya. Terasa ada gundukan yang mulai mengeras. Batangnya mengarah ke pusernya, aku terus membelai turun naik sepanjang batang itu yang menurutku sangat besar dari luar celananya. perlahan batang tersebut bertambah panjang dan besar, aku makin asik meremas-remas bolanya sehingga ia pun terangsang. "Kita ke tempat kosku ya Sin" bisiknya kemudian sambil mengecup daun telingaku. 

Aku mengangguk, dan setelah merapikan pakaian yang aku kenakan, ia menarikku sehingga aku berjalan mengikutinya. Setelah 10 menit naik motor, kami mulai memasuki sebuah bangunan yang besar dan agak sepi. Saat dia menggandeng pinggulku menuju kamarnya, beberapa orang anak kost di sana tampak menatap kami dengan pandangan penuh pengertian. Tapi itu tetap tak mengurangi rasa kikuk dan canggung yang menyerangku. 
Saat aku sampai di depan pintu kamar kostnya yang terbuka, aku terdiam sejenak. Dengan tenang dia menangkap bahuku dari belakang dan dengan pelan dia mendorongku masuk ke dalam. Setelah menutup pintu dan menguncinya, lalu tangannya turun ke pinggulku dan kemudian memutar tubuhku sehingga kini kami saling berhadapan. 

Kami berhadapan sejenak, lalu ia tersenyum dan kembali bibirnya mengecup bibir bawah dan atasku bergantian dan berusaha membangkitkan gairahku lagi. Aku mendesah kecil ketika tangannya turun ke bokongku kemudian meremasnya lalu menarik tubuhku merapat ke tubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup bibirku, bibirnya merambat di antara dua bibirku yang tanpa sadar merekah menyambutnya. 

Lidahnya menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku, sehingga aku mengikuti ja permainan lidahnya. ketika lidahku gantian memasuki mulutnya, dengan sigap ia menjepit lidahku di antara langit-langit dan lidahnya. Tubuhku menggeliat menahan nikmat yang timbul, mataku terpejam menikmatinya, itulah ciuman ternikmat yang pernah kurasakan dalam hidupku. 

Pada saat itulah aku merasa ia membuka kancing-kancing bajuku. Tubuhku sedikit menggigil ketika udara malam yang dingin menerpa tubuhku yang perlahan-lahan terbuka ketika ia berhasil memerosotkan bajuku ke lantai. Kemudian tangannya menjulur lagi ke pinggul, kemudian berhenti di bokong untuk meraih retsleting yang ada di rokku lalu menariknya ke bawah dan menanggalkan rokku ke lantai. 

Aku lalu membuka mataku perlahan-lahan dan kulihat ia sedang menatapku dengan tajam tanpa berkedip. Sorotan matanya yang tajam menyapu bagian-bagian tubuhku secara perlahan, pandangannya agak lama berhenti pada tokedku yang kencang membusung. Braku memang hampir tak sanggup menampung bongkahan dadaku. Padahal tadi dikolam renang dia juga melihat aku hanya berbikini yang minim, lebi minim dari bra dan cd yang kasi aku kenakan ini.

aku senang dan bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman sperti itu. Rasanya semua usahaku selama ini untuk menjaga kekencangan tubuh tidak sia-sia. Aku terseret maju ketika lengan kekarnya kembali merangkul pinggangku yang ramping dan menariknya merapat ke tubuhnya. Tanganku terkulai lemas ketika sambil memelukku, ia mengecup bagian-bagian leherku sambil tak henti-hentinya membisikkan pujian akan kecantikan bagian-bagian tubuhku. Akhirnya kecupannya sampai ke daerah telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu bagian belakang telingaku. 
Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan aku merintih kecil. Ia telah menyerang salah satu bagian sensitifku dan dia mengetahui sehingga ia melakukannya berulang kali. Kemudian bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga pangkal leherku. tubuhku terasa ringan dan tanpa sadar tanganku kulingkarkan ke lehernya. Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengertinya sehingga dia menjadi lebih berani. Tangannya telah membuka kaitan braku dan dalam sekejap bra itu sudah tergeletak di lantai. 

dia mengangkat tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan dibaringkan secara perlahan. Kemudian ia menjauhiku dan dengan perlahan mulai melepaskan pakaiannya. Aku sangat menikmati pemandangan ini. Tubuhnya yang kekar dan berotot itu tanpa lemak hingga menimbulkan gairah tersendiri untukku. Dengan hanya mengenakan cd, ia duduk di ujung ranjang. Kemudian ia membungkuk dan mulai menciumi ujung jariku kakiku. Aku merintih kegelian dan berusaha mencegahnya, namun ia mohon agar dia dapat melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang ditimbulkannya, akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum jari-jari kakiku. 

Aku merasa geli, tersanjung sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kenikmatan ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu. Mataku terbelalak ketika kurasakan bibirnya bergerak ke atas menyusuri paha bagian dalamku. Rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan membuatku lupa diri dan tanpa sadar secara perlahan pahaku terbuka. ia dengan mudah memposisikan tubuhnya di antara kedua pahaku. Aku berteriak tertahan ketika ia mendaratkan bibirnya di atas gundukan mekiku yang masih terbungkus CD. Tanpa mempedulikan masih adanya cd, ia terus melumat gundukan tersebut dengan bibirnya seperti saat sedang menciumku. 

Aku berkali-kali merintih nikmat, tanganku meremas apa saja yang ditemuinya, sprei, bantal, dan bahkan rambutnya. Tubuhku tak bisa diam bergetar menggeliat dan gelisah, mulutku mendesis tanpa sengaja, pinggulku meliuk-liuk erotis secara refleks dan beberapa kali terangkat mengikuti kepalanya. Untuk kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi dan pada saat itu ia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menarik cdku lepas. Aku agak tersentak tetapi puncak orgasme yang makin dekat membuatku tak sempat berpikir untuk bertindak apa pun. Bukit mekiku yang sudah lama sekali tak tersentuh suami terpampang di depan matanya. 

Dengan perlahan lidahnya menyentuh belahan mekiku, aku menjerit tak tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan mekiku, puncak orgasmeku datang tanpa tertahankan. Tanganku memegang dan meremas rambutnya, tubuhku bergetar-getar dan melonjak-lonjak. Ia tetap bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik klitku ketika puncak kenikmatan itu datang. Aku merasa dinding-dinding mekiku telah melembab dan terasa berkedut. Itulah hasil dari latihan bl yang rutin, lorong mekiku secara refleks akan membuat gerakan-gerakan kontraksi hingga memberikan kenimatan luar biasa. 

Ia tampaknya bisa melihat kedutan mekiku, sehingga membuatnya semakin bernafsu. Kini lidahnya semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya mulai memburu, aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku mencapai puncak orgasme oleh permainan lidah dan bibirnya. 

Aku tampak pasrah saja, apalagi ketika dia meraih putingku. Ia meciumi leherku dan mulai memainkan putingku. Ia mencubit sedikit putingku bersamaan sehingga mulai mengerang, kemudian dia memelintir putingku ke arah yang belawanan dengan lembut. lidahnya mulai turun ke pundakku. Tiba-tiba ciumannya berpindah ke putingku, ia langsung mengulum puting kananku dan tangan satunya memuntir puting kiriku. Dadaku berdenyut. "Ohh.. mas.. terus mas.. sshh.." sekarang, gantian puting kiriku dikulumnya, lidahnya menari-nari dan sesekali dihisapnya dengan kuat. Geli dan amat sensasional sekali rasanya. Putingku menegang. Diremasnya tokedku lembut, kemudian kembali dipilinnya kedua putingku berlawanan arah. Aku mulai merintih.

ia kemudian bangkit. Dengan posisi setengah duduk dia melepaskan cdnya. Beberapa saat kemudian aku merasa batang yang sangat besar itu mulai menyentuh selangkanganku yang basah. 

Ia membuka kakiku lebih lebar dan mengarahkan kepala kontinya ke bibir mekiku. Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya miliknya. Dia mempermainkan kepala kontinya di bibir mekiku, digerakkan ke atas dan ke bawah dengan lembut untuk membasahinya. Tubuhku seperti tidak sabar untuk menanti tindakan selanjutnya, lalu gerakan itu berhenti. Dan aku merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang mekiku yang masih sempit. Tetapi karena liang itu sudah cukup basah, kepala kontinya dengan perlahan tapi pasti terbenam, semakin lama semakin dalam. 

Aku merintih panjang ketika ia akhirnya membenamkan seluruh batang kontinya. Aku merasa sesak tetapi sekaligus merasakan nikmat yang luar biasa, seakan sluruh bagian sensitif dalam liang itu tersentuh. Batang kontinya yang keras dan padat itu disambut hangat oleh dinding mekiku yang sudah lama sekali tidak tersentuh. Cairan pelumas mengalir dari dinding-dindingnya dan mekiku mulai berdenyut hingga membuat ia membiarkan kontinya terbenam agak lama untuk merasakan kenikmatan denyutan mekiku. Kemudian ia mulai menariknya keluar dengan perlahan dan mendorongnya lagi, semakin lama semakin cepat. 

Sodokan-sodokan yang sedemikian kuat dan buas membuat gelombang orgasme kembali membumbung, dinding mekiku kembali berdenyut. Kombinasi gerakan kontraksi dan gerakan maju mundur membuat batang kontinya seakan diurut-urut, suatu kenikmatan yang tidak bisa disembunyikan olehnya hingga gerakannya semakin liar, mukanya menegang dan keringat bertetesan dari dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membuatnya mencapai nikmat. 

Pinggulku kuangkat sedikit dan membuat gerakan memutar manakala ia melakukan gerakan menusuk. Ia tampak terkejut dengan gerakan 'dangdut' ini hingga mimik mukanya bertambah lucu menahan nikmat, batang kontinya bertambah besar dan keras, ayunan pinggulnya bertambah keras tetapi tetap lembut. Akhirnya pertahanannya pun bobol, kontinya menghunjam keras ke dalam mekiku, tubuhnya bergetar dan mengejang ketika maninya menyemprot keluar dalam mekiku berkali-kali. Aku pun melenguh panjang ketika untuk kesekian kalinya puncak orgasmeku kembali tercapai. 

Sesaat dia membiarkan batangnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, namun kuakui kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa dan belum pernah kurasakan sebelumnya. Kami kemudian terlelap kecapaian setelah bersama-sama mereguk kenikmatan. 

Pagi itu aku terbangun sekitar jam 05:45, dan aku merasa seluruh badanku sangat pegal dan linu. aku mencoba bangkit untuk duduk, tapi badanku tertahan. Saat kuperhatikan, ternyata badanku tertahan oleh kedua lengannya. Tangan kanannya menjadi bantal untuk kepalaku dan sedang menggenggam lemah salah satu tokedku, sementara tangan kirinya melingkar di pinggang dengan telapak tangan terjepit di antara kedua belah pahaku. Lalu aku merasakan hembusan nafas hangat yang halus di tengkukku, lalu aku menolehkan kepala sedikit. Aku melihat wajahnya yang sedang tertidur tenang di sampingku, wajah itu seperti sedang tersenyum puas. Siapa pun akan berwajah seperti itu jika habis ML, batinku. 
Saat aku mencoba melepaskan tangan kirinya, aku mendengar ia bergumam di belakangku. Kutolehkan wajahku, perlahan dia membuka kedua matanya lalu sebuah senyum tipis terlihat di wajahnya. dengan itu aku merasakan tangan kanannya semakin erat menggenggam tokedkuku dan tangan kirinya mulai mengelus-elus pangkal pahaku. Aku yang tidak siap dengan serangan itu agak terkejut sehingga tubuhku bergetar halus. 
"Pagi sayang", sapanya halus sambil mengecup leherku. "Mmh.. Pagi mas", balasku sambil mencoba mengatasi pergerakan kedua tangan ia yang semakin aktif. 

Lalu kecupannya mulai bergerak dari tengkuk menuju leher di bawah telinga kemudian lidahnya menjilati belakang telingaku yang memang sejak semalam mendapatkan rangsangan berkali-kali. 

Sejenak ia terdiam, lalu ia membalikkan tubuhku sehingga kini aku berhadap-hadapan dengannya, kemudian dia mengecup bibirku lembut. ia mulai meremas dadaku lagi, aku cuma diam menerima apa yang bakal dia lakukan. Kedua jari-jari tangannya aktif meremas kedua tokedku, apa lagi saat jari-jari itu mulai memilin dan kemudian memelintir kedua putingku. Rasa nikmat yang luar biasa dari dada menyebar ke seluruh badanku, sehingga membuat tubuhku bergetar dan mengerang halus. 

Tiba-tiba semua kenikmatan itu terhenti, tapi ada sesuatu yang hangat di sekitar dadaku, terus berhenti putingku. Aku membuka mata sebentar, ternyata ia sedang asyik menjilati putingku dan menghisap-hisapnya. 
Aku terus meresapi setiap kenikmatan yang dihasilkan oleh permainan lidah ia di dadaku, pelan-pelan kubuka mataku. Dan aku bisa menyaksikan bagaimana ia menjelajahi setiap lekuk tubuhku. Aku mendesah panjang saat aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh mekiku. Rupanya jari-jari ia telah mengelus-elus mekiku yang sudah basah sekali. Sambil terus memainkan lidahnya di putingku yang sudah sangat mengeras, seperti semalam sambil menghisap lidahnya memutar-mutar putingku, sesekali dia menggigitnya sehingga aku menjadi berkelojotan tak tertahankan. Saat aku terengah-engah mengambil nafas, ia memindahkan serangannya ke arah selangkanganku. 

Aku menarik nafas dalam-dalam sewaktu lidahnya yang basah dan hangat pelan-pelan menyentuh mekiku, aku mendesah tertahan saat lidahnya naik ke klitku dan menyentuhnya. Kemudian dengan lihainya ia memelintir klitku dengan bibir hingga benar-benar membuatku merem-melek keenakan. Aku seperti tersetrum karena tidak tahan, melihat itu ia semakin ganas memelintir klitku. "Euh.. Ah.. Ah.. Ach.. Aw.." 

Aku sudah tidak tahu bagaimana keadaanku waktu itu, yang jelas mataku buram, semua serasa memutar-mutar. Badanku lemas dan nafasku seperti orang yang baru lari marathon. Aku benar-benar pusing, terus aku memejamkan mataku, ada lonjakan-lonjakan nikmat di badanku yang bermula dari selangkangan merambat ke pinggul lalu bergerak ke dada dan akhirnya membuat badanku kejang-kejang tanpa bisa kukendalikan. 
ia memandangi wajahku yang sedang menikmati puncak kenikmatan yang telah dia berikan sambil tersenyum. Aku mencoba mengatur nafasku, dan sewaktu aku telah mulai tenang ia menyodorkan kontinya yang.. wow, ternyata 2 kali lebih besar dari milik Semalem aku cuma melihat sekilas batangnya yang besar, ternyata bener2 besar sekali.

Kini kontinya yang telah hampir maksimal berdiri di depan mukaku, tangan kanannya digunakan untuk memegang batangnya sementara tangan kirinya membelai rambutku dengan lembut. Aku tahu dia mau diemut. Aku buka mulutku dan kujilat sedikit kepala kontinya, terasa hangat dan membuatku ketagihan. Aku mulai menjilat lagi terus dan terus. ia duduk di ranjang, aku juga duduk di ranjang, lalu aku membungkuk sedikit, aku pegang batangnya besar itu dengan tangan kiri dan tangan kananku menahan badanku agar tidak jatuh saat mulutku sedang bekerja. 

Mula-mula cuma menjilati, terus aku mulai kulum kepala kontinya. Aku hisap sedikit terus kumasukkan semuanya ke mulutku tapi sayang tidak bisa masuk semuanya. Kepala kontinya sudah menyodok ujung mulutku tapi masih ada sisa beberapa centi lagi. Aku tidak mau memaksakannya, aku gerakkan naik turun sambil aku hisap dan sesekali aku gosok batangnya memakai tangan kiriku. 

ia sepertinya puas dengan permainanku, dia memperhatikan bagaimana asyiknya aku mengkaraoke batangnya, sesekali dia membuka mulut sambil sedikit mendesah. Sekitar 10 menit kemudian, masih juga belum ada tanda-tanda kalau dia akan keluar. Lalu dia melepaskan batangnya dari mulutku, Lalu ia berdiri dan mendorong tubuhku ke ranjang sampai aku telentang. 

Lalu dibukanya pahaku agak lebar dan dijilatinya lagi mekiku yang sudah kebanjiran. Terus dipegangnya kontinya yang sudah berukuran maksimal, kemudian ia mengarahkan batangnya ke mekiku, tapi tidak langsung dia masukkan. Dia gosok-gosokkan kepala kontinya terlebih dulu ke bibir mekiku, baru beberapa detik kemudian dia dorong batangnya ke dalam. 
Terasa sesuatu yang keras padat hangat dan besar memaksa masuk ke dalam mekiku, menggesek dindingnya yang sudah berlendir. Aku mulai berkejap-kejap lagi merasakan bagaimana kontinya menggosok-gosok dinding mekiku hingga rasa nikmat yang luar biasa kembali menjalari tubuhku. Tiba-tiba kontinya memaksa masuk terus melesak ke dalam mekiku hingga membuat tubuhku berkelojotan tak karuan menahan nikmat. 
Lalu ia mulai menggerakkan pinggangnya naik turun. Kontinya menggesek-gesek mekiku, mula-mula lambat lalu semakin lama semakin cepat. Ada rasa nikmat luar biasa setiap kali ia menusukkan dan menarik kontinya. ia semakin cepat dan semakin keras mengocok mekiku, aku sendiri sudah merem-melek tidak tahan merasakan nikmat yang terus mengalir dari dalam mekiku.

Saat rasa nikmat itu hampir memuncak, tiba-tiba ia mencabut kontinyanya dari mekiku, walau sudah lemas aku tahu apa yang inginkan. Aku berbalik, dia menelungkup diatasku. Lalu aku angkat pantatku ke atas, aku tahan pakai lututku dan kubuka pahaku sedikit sementara tanganku menahan badanku agar tidak ambruk dan aku bersiap untuk ditusuk olehnya dari belakang.

ia memasukkan kontinya ke mekiku dari belakang, terus dia kocok lagi mekiku. Dari belakang kocokannya tidak terlalu keras, tapi semakin cepat. Aku sudah sekuat tenaga menahan badanku agar tidak ambruk, dan aku rasakan tangan kirinya meremas-remas dadaku dari belakang, terus jari-jarinya menggosok-gosok putingku. jempol kanannya menggosok klitku. 
Aku benar-benar melayang, tubuhku bergerak-gerak tak karuan dan mataku berkejap-kejap keenakan. Mekiku dikocok-kocok, klitku digosok-gosok, dadaku diremas-remas dan putingnya dipelintir-pelintir. Aku benar-benar tidak kuat lagi, serasa seperti ada aliran setrum yang menyerang tubuhku dan menyebar ke segala arah. Bersamaan dengan itu aku merasa kepala kontinya membesar di dalam lubang mekiku, terasa sekali maninya menyembur2 dengan dahsyatnya. Secara bersamaan aku menjerit halus dan ambruk ke atas kasur. 

Setelah semuanya mereda, ia lalu membalikkan tubuhku kemudian menjilati kedua putingku. Sambil menikmati sisa-sisa gelombang orgasme yang terus menjalar, aku pegang rambutnya yang lumayan panjang dan kujambak. Setelah itu aku melangkahkan kaki ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar kostnya. Guyuran air yang dingin mengembalikan kesegaran tubuhku yang terasa linu di sana-sini. 

Saat sedang asyik menikmati semua itu, ada ketokan halus dari arah pintu. Kubuka pintu kamar mandi dan ia tampak terkesima menyaksikan tubuhku yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Dia masuk dan langsung merangkul tubuhku. "Mandi dulu dong", pintaku berbisik di telinganya. 
Ternyata dia mau menurut dan langsung mengguyur badannya dengan air, kemudian ia menyabuni tubuhnya dengan sabun cair. Melihat tubuh kekar yang berotot itu basah oleh air, gairahku mulai naik kembali. Kudekati tubuhnya, kuambil sedikit sabun cair lalu kuoleskan ke telapak tanganku. Setelah itu kusabuni tubuhnya, pertama ke dadanya yang bidang, lalu turun ke perutnya yang berotot dan akhirnya ke arah batangnya yang sudah berdiri tegak kembali. 

Melihat batangnya yang membesar dan mengeras itu membuatku bergidik dan gemas. Pelan-pelan kuoleskan sabun ke kontinya lalu kuusap-usap lembut batangnya yang perkasa itu. Kulihat ia mulai gelisah, sehingga kutingkatkan gerakan tanganku menjadi sebuah kocokan tapi tetap lembut. Kulihat gerakan tubuh ia semakin tidak beraturan, mau keluar rupanya dia, batinku. 

Tiba-tiba ia menarik tanganku dan melepaskannya dari batangnya. Lalu ia ganti menyabuni tubuhku, mula-mula dia menggosok kedua tanganku terus kedua kakiku. Sampailah gerakan menyabunnya pada daerahku yang vital. Lalu ia berdiri di belakangku. Kemudian dia merangkulku dan mulai menyabuni kedua tokedku dengan telapak tangannya yang besar dan lebar. Aku berusaha bertahan agar tidak mengeluarkan suara desahan, tapi apa mau dikata saat dia mulai memelintir putingku, sebuah desahan panjang keluar juga dari bibirku. 

Puas bermain di sekitar dada, usapannya merangkak ke bawah melewati perutku dan terus turun hingga akhirnya sampai di liang mekiku. Aku kembali merintih saat ia mengusap liang mekiku dengan lembut, busa sabun hampir menutupi permukaan lubang mekiku. Saat gerakanku semakin liar, ia menarik tangannya dari bawah pahaku dan mengguyur tubuh kami berdua dengan air. Aku lalu membalikkan tubuhku sehingga kini kami saling berhadapan, tinggi badanku hanya sampai keningnya. 

Kucium bibirnya dan dia membalasnya, gerakan lidahnya yang liar menari-nari di dalam rongga mulutku dan aku sangat menikmatinya. Tangan kami pun tidak tingal diam, dia menyentuh tokedku dan aku pun menyentuh batangnya yang berdiri tegak perkasa. Terjadilah perang gerakan tangan antara kami berdua, ia asyik meremas dan memelintir sepasang putingku sambil sesekali menghisap dan menggigitnya. Sementara aku mencoba mengimbanginya dengan terus aktif mengocok batangnya yang sudah sangat keras. Desahan nafas dan rintihan kenikmatan kami berdua memenuhi semua sudut kamar mandi itu. 

Setelah kurasa cukup, secara perlahan kubimbing batangnya untuk memasuki lubang mekiku. Kulebarkan sedikit kakiku agar batangnya dapat lebih mudah memasuki liang mekiku. Secara perlahan batangnya mulai menerobos masuk, liang mekiku seakan menyedotnya. Kubiarkan sejenak rasa nikmat itu menjalari semua sendi tubuhku, lalu kulilitkan tanganku ke lehernya. Lalu ia menggendongku dan menyandarkan tubuhku ke dinding kamar mandi. Kemudian ia mulai menggoyang pinggulnya yang membuat batangnya keluar masuk di lubangku. Rasa nikmat luar biasa menderaku saat batangnya menghunjam ke dalam liangku. Sekitar sepuluh menit kemudian rasa nikmat itu mulai menjalari tubuhku, dan akhirnya sebuah erangan panjang menyertai ledakan orgasme yang menghantam tubuhku. 
ia berhenti sejenak untuk memberikan kesempatan padaku menikmati orgasme yang kesekian kalinya. Setelah melihat nafasku yang kembali teratur, dia kembali melanjutkan gerakan pinggulnya yang semakin cepat dan tajam. Aku tak menyangka kalau gerakannya itu bisa kembali membuatku merasakan detik-detik menjelang orgasme. Saat ia menjerit dan menumpahkan maninya ke dalam lubangku, saat itulah aku merasa tubuhku seakan disetrum dan kembali ledakan orgasme menderaku. 
Padahal baru lima menit yang lalu aku mencapai klimaks. Setelah cukup tenang, aku menarik wajah nya lalu menciumnya lembut. "Mas, kuat amat si, bisa trus2an muncrat di mekiku, nikmat banget deh dari semalem ma mas". "Aku juga nikmat banget deh Sin, meki kamu dah peret, kerasa banget deh empotannya. Aku blon pernah ngerasain diempot kaya gini". "Aku masi mau lagi mas, aku ketagihan ni ma konti mas yang besar banget. Kerasa banget deh keluar masuknya di meki aku, Sesek rasanya kalo mas amblesin smuanya". "Siapa takut, skarang kita nyari makan dulu yuk, abis itu baru maen lagi". Segera kita saling melap badan dengan anduk, aku terpaska memakai pakean yang semalem karena aku gak bawa ganti. "Pulang kerumahku dulu ya mas, tuker baju". "Mangnya suami kamu gak pulang ni ari". "Gak mas, katanya lusa baru pulang". "Gila juga ya suami kamu, punya istri napsuin gini ditinggal kluar kota mulu. Tapi gak apalah, jadi aku bisa nikmatin peretnya meki kamu kan". Aku tersenyum ja mendengar ocehannya. 

sumber: www.krucil.com

No comments:

Post a Comment