Tuesday, June 5, 2012

The Aftermath after after

Terus terang MAS HUSNI jadi pengisi waktu luang aku, kalau gak ada Pak Bowo. Seminggu 2 atau 3 kali aku melayani MAS HUSNI. Masuk bulan ke 2 hubunganku dengan MAS HUSNI terus terang aku mulai menyadari bahwa MAS HUSNI amat tergantung padaku. Tiap hari aku chatting selalu saja ngajak ML. Dan yg paling mengganggu kalau dia miscall saat aku sedang dengan Pak Bowo yg aku anggap selingkuhan resmiku. 

Kalau aku nawarin Regy aku bingung gimana harus memulainya dan lagi aku takut sama mulut comel Regy. Takut dia cerita sama Liza. 

Hal lain yg membuatku jengah MAS HUSNI selalu saja memuji berlebihan payudaraku. Apalagi dia suka banget sama permainanku menjepit penisnya dengan payudaraku. 

Sampai suatu hari sesuai rencana setelah kembali dari kantor pajak sekitar jam 3an aku mampir ke restoran Ditta. Aku sengaja ngajak ngobrol Ditta. Aku cerita blak-blakan ke dia kalau aku sudah jalan sama MAS HUSNI. Ditta ngiri banget. "Salah lo Dit, kenapa nggak nyoba deketin aja dia dari kemaren-kemaren" kataku. 
"Yah mbak, mana aku berani" kata Ditta. "Ya udah sini no hpnya nanti aku suruh dia kenalan sama lo" kataku. Selesai mencatat no hpnya aku pergi. MAS HUSNI sudah menelepon dan menungguku di mobil dan kamipun pergi bercinta. Dalam perjalanan pulang aku bilang pada MAS HUSNI, "mas besok minggu bisa ketemuan di restorannya Ditta bisa nggak. Jam 11an gitu?"
"Ditta itu siapa?"
"Itu yg punya restoran tempat aku nunggu tadi. Aku mau nyoba fitting kebaya"
"Oh, Vina ya... Oh dia itu nama aslinya Ditta" kata MAS HUSNI. "Oh Vina ya" cibir aku. 
"Kok marah sih sayang. Abis dia mirip banget, temen2 pada manggil dia Vina". 
"Temen2 manggil Vina, temen2 apa temen2?" aku mencibir lagi. "Hehh apa'an sih sayangnya aku cemburu ya?" Tanya MAS HUSNI. 
"Week nggak lah mas, ngapain cemburu. Masnya jangan sensi dong"kataku sambil menyandarkan kepalaku dipundaknya. Tanganku iseng membuka retsleting celana MAS HUSNI. 
"Aku tau diri kok mas. Mas tenang aja aku ga bakalan maen perasaan. Jadi ga bakalan cemburu" aku rogoh penisnya. "Maksudnya Mila gimana?" Tanya MAS HUSNI serius. 
"Ya aku cukup ngerti Mas, posisi aku itu siapa. Kalau aku bawa2 perasaan cinta pasti ngebebanin Mas. Mas nanti malah pergi jauh. Si ini jadi ikutan pergi deh hahaha" kataku sambil menunjuk adik kecilnya. "Haha dasar lo Mil, tapi aku sayang kok sama Mila."
"Tuuuh, aku ga mau gitu mas. Aku kan fans lo mas, aku ngerti kok orang ganteng banyak fansnya jadi ngapain cemburu" 
"Fans apa sih sayang?"
"Iya aku fans beratnya Mas hehehe. Tapi aku gak mau Mas harus pura2 sayang. Nanti aku sayang beneran. Mana mau aku ditinggal sama Mas. Nanti aku biarin aja aku hamil biar dikawinin mas, wekk"
"Haha segitunya, ya deh ya deh. I don't love you honey, but I like... to kiss you so much ha haha"
"Alaaah mau bilang fucking ajah ragu2 mas nih. Ini nih jaim bgt" kataku sambil nyentil2 penisnya lagi. 
"Mas, kalau lagi bayar makan ke dia kan dia sambil duduk, suka ngintipin bhnya nggak?"
"Ahhh ngapain mau liat payudaranya gitu?"
"Halah payudara, bilang aja toket mas" kami tertawa terbahak2. 
"Mas, kalau kata Mas eh... Temen2 mas ding. Itu toketnya Ditta kan sama kaya Vina gede juga kan?"
"Iyah... Dipikir2 mirip ya. Cuma kayanya gak segede Vina deh"
"Tapi om suka kan?"
"Hahaha apa'an sih Mil"
"Eh ini buktinya, ngomongin toket Ditta adik kecilnya beldili. Adduh kenapa sayang sini tante cium ya adik kecil" akupun mencium mengulumnya. Aku bangunkan penis yang setengah tegang. MAS HUSNI berkali2 meringis keenakan. Bahkan setelah muncrat pun masih aku kocok2 dengan mulutku. MAS HUSNI kelojotan minta ampun. "Mil, udah udah geli banget aduuuuuh aku bisa pipis nih"tangan MAS HUSNI mencengkeram kepalaku. "Mil aku mau pipis beneran" mobil itu berhenti dan MAS HUSNI berhambur keluar pipis di balik pohon. Ha ha ha. 

Singkat cerita, di hari minggu yg direncanakan aku sampai di tempat Ditta di antar suami dan anakku. Setelah itu mereka meluncur ke kidzania. Restoran Ditta kalau minggu tutup maklum karena pelanggannya orang kantoran. MAS HUSNI datang persis saat Ditta membukakan pagar. "Kok sepi banget Dit?". "Ya kan pada libur Mil, ayo masuk. Masukin aja mobilnya mas". 
Setelah mobil masuk, aku kenalin MAS HUSNI untuk secara resminya karena mereka sebetulnya sudah sering ketemu cuma gak kenal nama. "Dia emang tau kita gimana Mil?" Bisik MAS HUSNI saat kita masuk ke dalam. "Udahlah tenang aja kita tst-an kok"
"Di atas aja yuk, kalau dibawah cuma begini berantakan" ajak Ditta. 
"Tapi dia ga bakalan rese kan?"MAS HUSNI kembali berbisik. "Udah tenang aja, mas liat aja tuh panbesnya" kataku sambil nyengir. Ditta berjalan di depan menaikki tangga ke lantai 2 otomatis kita yg jalan dibelakang nonton panbes Ditta yang menggunakan rok. "Di dalem aja, sorry mas dimana2 perlatan dapur" ajak Ditta memasuki kamarnya. "Lagian cuma kamar ini yg pake AC, udah siang gini panas. Di minum mas, ayo silakan mbak Mila" ujar Ditta sambil membawakan 2 teh botol. Aku nyenggol tangan MAS HUSNI saat Ditta merunduk menaruh teh botol itu di meja togenya keliatan dari belahan bajunya. MAS HUSNI diem aja sambil jaim. 

Kami berdua asik saja mencoba kebaya di depan meja rias Ditta. Sementara MAS HUSNI duduk tak jauh dari kami sambil membaca koran. Aku yakin dia gak konsen. Karena aku cuek2 aja melepas braku dan menggantinya dengan bustie. Sementara Ditta mengganti bustienya di kamar mandi yg letaknya di dalam kamar juga. 

MAS HUSNI menghampiri aku dan memelukku dari belakang. "Gemes ya sayang, adeknya tegang nih" kataku sambil berpelukan. Penis tegang MAS HUSNI kerasa banget di pantatku. Tiba2 Ditta keluar dari kamar mandi. "Sorry sorry interupsi, mbak susah nih narik retsletingnya hahaha" ujar Ditta sambil memegang bustie hitam sementara bagian punggungnya terbuka. MAS HUSNI menarik tangannya karena malu dan hendak kembali duduk. "Mas, aku sama aja lagi. Kancingin dong retsletingnya. "Pintaku. Jadi aku ngencengin Ditta, MAS HUSNI ngancingin aku. Ditta menyibakkan rambut panjangnya kedepan supaya aku bisa narik retsletingnya. Aku tunjukkin ke MAS HUSNI rambut2 kecil di punggung Ditta. MAS HUSNI melihatnya dari balik punggungku. Pusing deh lo mas. 

MAS HUSNI kembali duduk dan kami sibuk mencoba beberapa kebaya. Berkali2 aku menangkap MAS HUSNI yg pastinya pusing kepala atas dan bawah melihat kami. "Mas bagus nggak yang ini? Sini dong" MAS HUSNI menghampiri aku. "Bagus ya tapi mahal. Bisa sih nyicil. " "Ya udah aku beliin"
"Ahh jangan sayang"aku peluk MAS HUSNI dan tanpa malu2 aku cium dia. "Tolong bukain dong mas takut robek". MAS HUSNI membantuku sambil sekali2 toel2. "Sini aku bantuin Dit. Mas ku sih kalau bukain baju ahli" aku nyengir sambil ngelirik MAS HUSNI dari kaca rias. 
"Bustienya gue kekecilan ya Dit?"
"Ya nih mbak jadi kaya yang tumpah ha ha"

Kami tertawa. "Taro disitu saja mas, di dalem tas" perintah ku pada MAS HUSNI yg sudah selesasi membuka bustieku. "Terus sini lagi dong, pegangin biar nggak gondal gandul gini lho." Aku dan Ditta ketawa dan MAS HUSNI cengar cengir aja sambil kembali memelukku. "Bukain sarung juga boleh kok oom" kataku yang disambut remasan di dadaku. "Haduh om lagi remesin lagi dong" kembali kami tertawa. "Eh susah amat ya bukanya. Tolong mas, penuh sesak nih Ditta." MAS HUSNI agak ragu melepas genggaman di susuku. " Retsletingnya kecil licin lagi ya mbak?" Tanya Ditta. "Ya, ini yg dimintain tolong diem aja. Liat nih Dit! Mas tolongin kenapa?" Kataku. "Lagi asik sih"kata MAS HUSNI mencoba becanda. Dia mencoba membuka bustie Ditta sementara aku membuka sarungku. "Susah ya mas" tanya Ditta "bukan Dit, sengaja di lama2in tuh dia kan suka banget sama toge" kataku sambil ketawa. "Duhh sabar dikit kek, aku tarik dikit ya. Mil bantuin tarikin bawahnya. Kalau retsletingnya lurus pasti gampang" kata MAS HUSNI. Akupun membantunya. "Sesek ya mas" tanya Ditta "duh makin mau tumpah tuh Dit, sampe tegang nih masku" kataku sambil nyolek penis tegang dibalik celana MAS HUSNI. "Sialan nih udah bisa nih"kata MAS HUSNI kesal. Aku peluk dia sambil aku cium "uhh jangan marah sayang" tangan MAS HUSNI yang mau memelukku aku arahkan ke toket Ditta yang sedang ditutupi bustie. "Mil apa'an sih?" Tanya MAS HUSNI. Aku tak menjawab, dan Ditta dengan tenang melepas bustie yang menutup dadanya. Di raihnya tangan MAS HUSNI. Bagusnya MAS HUSNI gak banyak nanya2 lagi. Let’s do it girl.

Aku jongkok dan aku buka celana MAS HUSNI. Wah sudah tegang abis nih. Aku raih tangan Ditta dan aku tujukan ke penis itu. Setelah itu aku berdiri dan merebah di tempat tidur. Aku liat mereka berciuman sambil saling membuka baju yang tersisa. Payudara Ditta memang pantas disebut toket…. Hmmm besar dan indah, walaupun tak sekencang milikku. Kelebihanku bentuknya yg bulat. “sini dong..” MAS HUSNI dan Ditta ikutan berbaring. Kami berdua menciumi MAS HUSNI. MAS HUSNI keliatan sekali masih penasaran dengan toge Ditta. Diciuminya pentil Ditta, sementara tangannya bermain di selangkanagn Ditta. Setelah puas dengan mainan baru itu, aku yang agak nganggu tadi meminta MAS HUSNI terlentang dan aku kangkangin wajahnya. Sekalian aku ingin tau blowjobnya MAS HUSNI. Sementara Ditta menyepong MAS HUSNI. Jari2 MAS HUSNI mulai ikut bermain. Ahh aku sungguh bergairah dengan hal ini. Cepat2 aku menghentikan permainan MAS HUSNI dan Ditta dan siap2 memasukkan penis MAS HUSNI. Aku sudah gak kuat, lagian istri tua dapet jatah dulu dong batinku.
Segera aku masukkan penis tegang itu dan mulai bergerak naik turun maju mundur. MAS HUSNI dan Ditta berciuman…. Duh gimana gitu rasanya. Aku buang jauh2 rasa cemburu. Ini yang terbaik dari pada MAS HUSNI terlalu tergantung padaku. MAS HUSNI kembali menciumi dada Ditta dan memainkan vaginanya. Ditta termasuk cewek yang nggak berisik. Dia cuma diam saja merem melek dan sekali2 saja mendesis. Beda sama aku, aku sudah mulai melenguh2 karena rasanya sudah diubun2.

Buat aku sejak waktu nyoba kebaya sudah merupakan foreplay. Sandiwaraku menjebak MAS HUSNI membuat fantasiku melayang dan horny abis. Dan kinipun aku tak kuasa menahannya. MAS HUSNI menghentikan ciuman di dada Ditta dia membantuku dulu yang sedang asik woman on top. MAS HUSNI memelukku dan menciumku. Tiba-tiba saat vaginaku sedang menjepit penisnya dia menghentakkan penis itu dengan kuat “Ooohhhhhhh shhhh mas” aku melolong2. Dihentakkannya lagi, dua ….. tiga kali aku ambruk. MAS HUSNI membiarkan aku memeluknya erat2. Sampe aku akhirnya melepaskan pelukkannya. 

MAS HUSNI bangkit dari pelukanku kemudian meniduri Ditta, dimintanya Ditta yang memasukkan rudal itu ke sasarannya. Setelah masuk mulai MAS HUSNI memompa Ditta pelan2 sambil berciuman. Aku nggak tau apa yg ada dalam pikiran MAS HUSNI dan Diita. Sebelumnya mereka hanya bertegur sapa sebatas customer dan pemilik restoran, kini mereka sedang memacu nafsu mereka. Hmmmm mesra sekali, aku melihatnya sebel sekali. Mereka saling bertatapan

H mungkin agak bingung melihat reaksi Ditta yg agak silence mode on. Atau mungkin karena dia sudah mau nyampe kali ya. Memang sih MAS HUSNI nggak seperti Pak Bowo yg kuat banget. MAS HUSNI ok juga kok, nanti ada yg protes he he he. 

MAS HUSNI mengajak Ditta berdiri, disuruhnya kaki kiri Ditta bertumpu pada kasur. MAS HUSNI memasukkan penisnya. "Ahhh...." Ditta sedikit bersuara dan menyilangkan tangannya dipundak MAS HUSNI. Uhh ini kan posisi favorit gue. Mereka saling bertatapan MAS HUSNI mulai naik turun perlahan2. Tatapan Ditta pada MAS HUSNI mesraaa banget. Ditambah suara ah ah ah yg sekali2 keluar membuatku cemburu. Rambut panjang sepunggung Ditta yg tergerai lepas (mungkin abis dicatok) dengan mata yg menatap syahdu bahkan kadang2 dipejamkan menahan rasa yg ada serta mulut yg sekali2 menganga dan mendesis pelan. Ekspresi wajahnya yang nampak erotis membuat dia nampak sexy abis. Sesekali dia gigit2 bibir bawahnya dan sesekali kepalanya nenggak2 membuat MAS HUSNI gemas menciumi lehernya. Ingin sekali aku berada di posisi Ditta tapi ahhhh aku gak mau ganggu prosesi yg lagi hot2nya itu. 

MAS HUSNI mencengkeram erat panbes Ditta, Ditta melenguh pelan...dan sedikit mengaduh saat MAS HUSNI menggerakkan pinggulnya kiri kanan. "Aduh...hmm" cuma itu suara Ditta selebihnya dia melampiaskan rasa goyangan MAS HUSNI dengan menggigit pundak MAS HUSNI. Tangan Ditta mencakar punggung MAS HUSNI kemudian kepalanya. MAS HUSNIpun mencengkeram erat pantat Ditta dan dia tekan dalam2 penis itu. MAS HUSNI dan Ditta klimaks hampir bersamaan. Setelah lama berpelukan dengan nafas tersengal2 mereka berciuman mesraaa banget. 

Kayanya aku harus minggat nih, gak kuat aku ngeliatnya. Gak mungkin lah aku saingan sama Ditta yg super sexy ini. Mungkin kalau dari payudaranya, lebih baik punya aku. Karena punyaku berbentuk bulat dan kencang. Kalau dia karena ukurannya besar jadi wajarlah agak melonjong ke bawah.

MAS HUSNI berbaring disampingku. Sementara Ditta ke toilet. Dibelainya rambutku sambil mencubit susuku "aww mas ih, sakit tauk". "Dasar deh lo Mil" kata MAS HUSNI. "Tapi suka kan sama Ditta, sayang" kami berciuman. 

Akhirnya aku pulang duluan….. ah biarkan saja mereka berdua menikmati saat2 pertamanya ini.


sumber:www.krucil.com

No comments:

Post a Comment