Anti sama sekali tidak percaya apa yang sedang terjadi pada dirinya,
pandangannya berkunang-kunang dan tubuhnya memar-memar, ia menatap
tubuh-tubuh yang samar-samar dan perlahan melepaskan sisa-sisa pakaian
yang ada di tubuhnya. Tatapan mata minta kasihan dari Anti tidak
diperhatikan oleh sekitar 20 pria yang kost di tempat itu. Saat itu ia
ada di dalam kamar tidur tantenya. Tantenya itu membuka tempat kost bagi
karyawan, dan ada sekitar 20 pria dari berbagai kalangan yang kost di
tempat itu. Sekarang ini tantenya sedang ada di luar negeri, dan ia
diserahi tugas untuk mengawasi tempat itu, tapi tepat tiga hari setelah
tantenya berangkat, ketika ia sedang terlelap tidur tiba-tiba beberapa
orang mendobrak masuk dan menyeretnya langsung dari tempat tidur ke
dalam kamar tidur tantenya yang besar. Di dalam kamar itu telah
berkumpul seluruh pria yang kost di situ yang semua telah telanjang, dan
ia juga langsung diperintahkan untuk melucuti bajunya kalau tidak ingin
menderita.
Sekarang di depan Anti sudah berdiri seorang bertubuh kekar dan
hitam, yang berkilat-kilat ditimpa cahaya. Bentuk kemaluan pria itu
membuat Anti panik. Bagaimana mungkin seorang pria mempunyai penis yang
demikian besar, hingga sekitar 30 senti dengan bentuk yang kekar dan
berurat. Dari kegelapan muncul dua orang pria lagi yang telah telanjang
juga dengan penis lebih panjang dan besar dari apapun yang pernah Anti
lihat atau dengar. Apa yang ditakutkan Anti akan segera terjadi dan
tidak ada sesuatu yang bisa ia lakukan.
Dua orang lagi maju, dan Anti mengenalinya, dua orang karyawan pabrik
yang ada di dekat tempat kost itu. Keduanya masing-masing membawa
sebuah botol, yang setelah diamati oleh Anti ternyata botol berisi baby
oil. Cairan dingin itu kemudian dilulurkan ke seluruh tubuh Anti, mulai
dari depan hingga belakang, dan kedua orang tadi mengusapi seluruh tubuh
Anti yang halus dan mulus itu dengan baby oil tadi. Anti menyadari
seluruh pria di dalam kamar itu semakin bernafsu melihat pemandangan
itu, terlebih ketika puting susu Anti perlahan mengacung tegak karena
usapan baby oil tadi.
Tiba-tiba tangan Anti diikat oleh tali dan diikatkan pada rangka
tempat tidur besi yang ada di kamar itu hingga terikat erat ke atas.
Seseorang kemudian maju membawa sebuah silet cukur, ketakutan akan silet
tadi Anti mulai menjerit ketakutan.
“Cuma mau bersihin badan lo, sayang. Kita nggak suka sama yang banyak rambutnya!”
“Cuma mau bersihin badan lo, sayang. Kita nggak suka sama yang banyak rambutnya!”
Tubuh Anti gemetar ketika dirasakannya pisau cukur itu bersentuhan
dengan gundukan vaginanya dan mencukur habis rambut vagina Anti. Baby
oil tadi langsung membuat vagina Anti yang halus sekarang
berkilat-kilat.
Ketika orang tadi berdiri ia memutar tubuh Anti hingga setiap orang
sekarang bisa melihat punggung Anti yang putih dan indah dengan pantat
yang bulat sempurna. Seseorang mengulurkan tangannya dan menjepit puting
susu Anti keras-keras. Jerit kesakitan Anti membuat kerumunan pria itu
langsung bersorak senang. Kemudian dua buah jari masuk ke dalam anus
Anti yang telah dilumuri baby oil juga. Membuat tubuh Anti mengejang
kesakitan. Ini membuat puting susu Anti yang masih dijepit tadi
tertarik.
Kemudian sebuah benda tajam terasa menempel ke puting susu Anti,
kemudian rasa sakit yang amat sangat menyerang puting susu Anti hingga
ke seluruh tubuhnya. Anti melihat puting susunya baru saja ditindik dan
ketika puting susu yang sebelah kanan juga dijepit oleh pria tadi, Anti
mengigit bibirnya menahan sakit yang kembali menyerang. Dan ketika
jari-jari di anusnya masih terus bergerak keluar masuk, sebuah anting
logam dipasang ke masing-masing puting susu Anti. Ketika pandangan Anti
makin berkunang dan ia akan pingsan kembali rasa nyeri menyerang dan
sekarang ke clitorisnya yang kembali ditindik oleh pria tadi. Dan sebuah
anting logam kembali dipasang ke clitorisnya.
Ketika Anti merasakan anting di clitorisnya ditarik, rasa sakit
membuat ia kembali sadar, dan ia melihat anting di clitorisnya
dihubungkan dengan rantai logam halus ke anting yang ada di kedua puting
susunya, hingga rantai itu membuat bentuk huruf V dengan ujung
menyambung ke masing-masing anting di puting susu Anti. Sekarang Anti
harus berusaha keras tidak membusungkan dadanya agar rantai itu tidak
tertarik dan membuat clitorisnya makin terluka.
Kemudian Anti merasakan ikatan di tangannya dilepaskan. Anti langsung jatuh ke lantai.
“Sekarang lo merangkak!” Anti menurut, tapi dengan rantai di clitoris yang tersambung ke puting susunya, Anti hanya bisa tengkurap di atas lutut dan sikunya, membuat pantat Anti terangkat ke atas. Anti menyadari seseorang ada di belakangnya, dengan penis mengacung tegang bersentuhan dengan pantat Anti. Dan ketika kepala penis itu mulai membuka jalan masuk ke anus Anti, Anti berusaha bangun membuat anting di clitorisnya tertarik dan ia menjerit kesakitan. Air mata mengalir dari mata Anti ketika dubur Anti dipaksa membuka lebih dari yang yang seharusnya. Anti merasakan perih ketika senti demi senti penis itu merobek masuk anus Anti. Anus Anti seperti terbakar ketika pria tadi mulai bergerak keluar masuk anus Anti, sedangkan Anti diam tak bergerak puting susu yang tertindih ke lantai dan pantat yang menungging menghadap ke arah pria yang sedang melakukan sodomi terhadap dirinya.
“Sekarang lo merangkak!” Anti menurut, tapi dengan rantai di clitoris yang tersambung ke puting susunya, Anti hanya bisa tengkurap di atas lutut dan sikunya, membuat pantat Anti terangkat ke atas. Anti menyadari seseorang ada di belakangnya, dengan penis mengacung tegang bersentuhan dengan pantat Anti. Dan ketika kepala penis itu mulai membuka jalan masuk ke anus Anti, Anti berusaha bangun membuat anting di clitorisnya tertarik dan ia menjerit kesakitan. Air mata mengalir dari mata Anti ketika dubur Anti dipaksa membuka lebih dari yang yang seharusnya. Anti merasakan perih ketika senti demi senti penis itu merobek masuk anus Anti. Anus Anti seperti terbakar ketika pria tadi mulai bergerak keluar masuk anus Anti, sedangkan Anti diam tak bergerak puting susu yang tertindih ke lantai dan pantat yang menungging menghadap ke arah pria yang sedang melakukan sodomi terhadap dirinya.
Anti merasakan anusnya mengeluarkan darah dan anusnya telah terbuka
lebih lebar lagi ketika setengah dari pria tadi berhasil masuk ke
anusnya. Dan tanpa aba-aba lagi cairan kental menyembur masuk ke anus
Anti yang membuatnya makin perih. Dan merasakan penis itu bergetar dan
berusaha masuk lebih dalam lagi. Anti tak bisa berbuat apa-apa selain
mendongakkan kepalanya dengan kesakitan yang membuat anting di
clitorisnya tertarik kembali, dan membuat Anti jatuh pingsan kesakitan.
Sepercik air membasahi wajah Anti, membuat Anti kembali tersadar dan
menyadari dirinya telah bebas dari ikatan rantai tadi dan sekarang
berbaring telentang di atas lantai. Ketika ia bangun dan memandang
kerumunan pria tadi ia melihat beberapa hal. Sekarang ia bisa melihat
wajah-wajah yang mengerumuni dirinya, semuanya adalah pria yang kost di
tempat itu, dan semuanya telanjang bulat dengan penis mengacung siap
menunggu giliran memperkosa Anti. Anti saat itu memutuskan untuk
menuruti kemauan mereka agar ia bisa hidup. Jadi ia kembali berbaring di
lantai kamar itu dan membuka kakinya memperlihatkan vaginanya yang
botak dengan sebuah anting di clitorisnya.
“Silakan kalau kalian mau meniduri saya, ya…, silakan perkosa saya.”
Rasa malu dan terhina terlihat dari sinar mata Anti yang bulat, yang
membuat kerumunan itu makin bersemangat.
“Lo sekarang masturbasi dulu aja sayang, dan mohon supaya kita tidurin lo, siapa tau kita mau nanti.” Seseorang dari mereka menyahut.
“Lo sekarang masturbasi dulu aja sayang, dan mohon supaya kita tidurin lo, siapa tau kita mau nanti.” Seseorang dari mereka menyahut.
Anti tidak percaya pada pendengarannya dan ia perlahan menurutinya.
Tangan Anti merabai puting susunya yang mengacung dengan anting yang
berkilauan, dan merasakan sensasi aneh ketika tangannya yang lain
mengusapi vaginanya yang tidak berambut. Air mata malu kembali mengalir
ketika tanpa bisa menahan lagi Anti mengerang.
“Saya mohon, saya mohon perkosa saya, perkosa saya sekarang. Saya sudah tidak tahan lagi. Perkosa saya bajingan!” Anti menangis ketika pria pertama maju dan memperkosanya hingga orgasme kemudian pria yang lain maju dan terus bergantian, sementara Anti terus menangis dalam rasa malu dan terhina.
“Saya mohon, saya mohon perkosa saya, perkosa saya sekarang. Saya sudah tidak tahan lagi. Perkosa saya bajingan!” Anti menangis ketika pria pertama maju dan memperkosanya hingga orgasme kemudian pria yang lain maju dan terus bergantian, sementara Anti terus menangis dalam rasa malu dan terhina.
Tiba-tiba telepon berdering dan sebuah lampu langsung dinyalakan,
tepat sesudah pria yang terakhir memperkosa Anti. Seorang mengangsurkan
cordless telepon pada Anti dan memperingatkannya untuk tidak melakukan
sesuatu yang bodoh.
“Ha…, halo.?”, Anti berusaha bersuara tenang.
“Oh, semua beres tante, ya, semuanya tenang dan nggak ada masalah tante. Ya, ya, tante, ya, makasih tante, bye.”
“Ha…, halo.?”, Anti berusaha bersuara tenang.
“Oh, semua beres tante, ya, semuanya tenang dan nggak ada masalah tante. Ya, ya, tante, ya, makasih tante, bye.”
Telepon tadi langsung dijauhkan dari mulut Anti dan sebuah penis
mendekat ke mulutnya. Anti membuka mulutnya dan memasukan penis itu
tanpa berpikir lagi. Lidahnya membasahi batang penis tadi hingga bisa
bergerak dengan lancar dalam mulutnya. Seorang yang lain mendorong Anti
hingga menungging lagi dan memasukan penisnya ke dalam anus Anti yang
terluka. Tangan pria itu meremas buah dada Anti hingga ia seperti sedang
menunggangi Anti dari belakang. Kemudian pria itu berhenti dan yang
lain mendorong agar sekarang tubuh Anti yang ada di atas tubuh pria
tadi. Seorang pria maju lagi dan mengarahkan penisnya ke vagina Anti
yang sudah berlumuran sperma. Sebelum Anti sadar apa yang sedang
terjadi, penis itu telah masuk dan sekarang tubuh Anti terjepit diantara
ke dua pria tadi.
Lebih dari dua puluh penis masuk ke dalam vagina dan anus Anti, dan
sekitar tujuh atau delapan lagi masuk ke dalam mulutnya hingga mereka
berhenti mengeluarkan sperma mereka ke dalam tubuh Anti.
Anti dipergunakan oleh mereka semau mereka, sebagian memukuli
tubuhya, sebagian besar memperkosa vagina dan anusnya. Yang lain
mengocok penis mereka di depan wajah Anti dan yang lain masuk ke dalam
mulut Anti membuat Anti menelan seluruh sperma mereka. Tubuh Anti tak
bisa lagi dikendalikan oleh Anti, kesakitan demi kesakitan terus menerus
menngalir tanpa henti membuat ia terus menjerit minta ampun sebelum
akhirnya ia jatuh pingsan. Lebih dari dua puluh penis masuk ke dalam
vagina dan anus Anti, dan sekitar tujuh atau delapan lagi masuk ke dalam
mulutnya hingga mereka berhenti mengeluarkan sperma mereka ke dalam
tubuh Anti. Anti masih pingsan ketika mereka membasuh tubuhnya dengan
air di kamar mandi dan memakaikan kembali pakaiannya.
Ketika ia sadar seluruh pria itu mengancamnya agar tutup mulut kalau
ia mau hidup lebih lama lagi. Dan ketika Anti duduk sendiri di atas
ranjangnya ia melihat wajahnya yang sembab dan memar dan ia masih bisa
merasakan ketiga anting yang menggantung di puting susu dan clitorisnya.
sumber:http://www.ceritapanas.com/
No comments:
Post a Comment