Wednesday, April 24, 2013

Kakakku

Sungguh aku tak pernah membayangkan sebelumnya untuk memergoki orang bercinta. Apalagi kalau orang itu adalah kakakku sendiri. Namun demikianlah yang terjadi. Tanpa sengaja aku melihat permainan ranjang antara kakakku dengan seorang mahasiswa yang magang di rumahku. Peristiwa yang tak terduga itu membuatku mula-mula shock namun secara tak terduga justru akhirnya aku menikmatinya sampai akhir.

Sekilas tentang diriku, aku adalah cowok berumur 19 tahun sementara kakakku 2 tahun lebih tua dariku. Orangnya cukup cantik serta bodinya cukup oke. Bra-nya berukuran 34B. Kulitnya putih mulus. Ia termasuk orang yang cukup cuek apalagi kalau di rumah. Sejak awal aku memang mempunyai pikiran yang agak "miring" kepadanya dikarenakan dari tingkah lakunya. Namun ini hanya terpendam di dalam pikiranku saja. Tak pernah aku mempunyai niat untuk melakukan perbuatan yang lebih jauh kepadanya. Kuingat pertama kali ia memakai bra saat kelas 2 SMP. Sebelum itu pernah beberapa kali aku melihatnya telanjang, terakhir sampai ia kelas 1 SMP aku pernah melihatnya telanjang dada. Dadanya sudah agak menonjol namun saat itu aku masih tak punya pikiran apa-apa. Setelah ia memakai bra, justru aku menjadi penasaran ingin melihat payudaranya. Apalagi dadanya makin lama makin membesar sementara sejak ia memakai bra, ia tidak pernah telanjang di depanku lagi. Saking penasarannya aku suka melihat dan memegang- megang bra-nya (tentunya saat tidak dikenakan).

Dari situ aku tahu ukurannya adalah 34B. Sejak itu aku ingin sekali melihat seperti apa payudaranya. Namun aku tidak mendapat kesempatan itu sampai suatu ketika saat ia kelas 3 SMU. Malam menjelang tidur, ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengannya. Saat aku masuk ke kamarnya, aku agak kaget menyaksikan dadanya kelihatan bergerak-gerak cukup bebas. Kulihat ada BH yang tergeletak di ranjang. Jangan-jangan ia tidak memakai BH di balik bajunya, pikirku. Aku menjadi yakin saat kulihat ada dua tonjolan di dadanya yang menembus bajunya. Bajunya tidak terlalu tipis namun juga tidak cukup tebal untuk menyembunyikan kedua putingnya yang bergerak-gerak dengan bebasnya.

Aku menjadi agak salah tingkah. Tanpa sadar kurasakan batang kemaluanku menjadi tegang menyaksikan hal itu. Sementara ia dengan cueknya berbicara denganku seolah-olah tidak ada apa-apa, membuatku beberapa kali mencuri-curi pandang ke arah dadanya. Saat ia membungkuk di depanku, tentunya tak kusia- siakan kesempatan untuk melihat dadanya yang indah dan mulus. Hanya sayangnya tak sampai kelihatan putingnya. Kemudian ia mengatakan ingin mengambil tasnya di luar, buru-buru kutawarkan untuk mengambilkannya. Aku agak was-was ia keluar saat itu karena Amat, pembantuku sedang nonton TV di ruang tamu saat aku masuk ke sini. Jangan-jangan ia masih di sana. Kalau sampai Amat melihat kakakku seperti itu kan bisa berabe. Apalagi kalau ia sampai tidak bisa mengendalikan nafsunya, bisa fatal akibatnya. Malam itu aku mimpi basah.

Dalam mimpiku, kakakku mengambil tasnya. Sementara Amat menjadi bernafsu saat melihat payudara kakakku (dalam mimpiku, kakakku mengenakan baju transparan). Ia menatap terus memandangi kakakku yang sedang telanjang dengan penuh nafsu. Kemudian ia mendekati kakakku dan langsung menciumi bibirnya. Kakakku membalas ciumannya dengan penuh gairah. Kedua tangan Amat meraih payudara kakakku dan meremas-remasnya. Sampai disana akhirnya membuatku jadi "basah". Dan itu adalah mimpi basahku yang terhebat, spermaku yang keluar demikian banyaknya. Paginya aku jadi bingung. Peristiwa yang tidak kuinginkan terjadi, ternyata secara bawah sadar membuatku jadi bergairah.

Sejak itu, beberapa kali aku mencoba membayangkan kakakku bercinta dengan cowok (termasuk Amat) saat onani, terutama saat aku kehilangan ide. Ternyata hal itu membuat onaniku jauh lebih nikmat. Sampai akhirnya aku selalu membayangkan hal itu saat onani. Tentunya aku tidak berani menceritakan hal ini kepada siapapun. Juga aku sungguh tidak mengharapkan bayanganku itu betul- betul terjadi karena aku yakin kakakku masih perawan. Walaupun ia termasuk cukup berani dalam berpakaian namun ia bukan tipe cewek yang gampangan. Memang ia sudah punya cowok tapi aku percaya ia tidak pernah melakukan hal-hal yang di luar batas. Kalaupun cowoknya datang ia selalu menemuinya di ruang tamu dan kakakku selalu berpakaian sopan. Seringkali malah kami bertiga berbincang- bincang bersama. Terlepas dari itu aku makin sering "membayangkan" kakakku. Apalagi saat pergi bersamanya, selalu banyak cowok yang menatap ke arahnya.

Dari tatapannya dapat kubayangkan kalau mereka tergiur oleh kemolekan kakakku. Selain wajahnya yang cukup cantik dan bodinya yang aduhai, ia selalu mengenakan pakaian yang makin menunjukkan daya tariknya. Sementara kalau di rumah pakaian yang dikenakannya membuatnya jadi "hot". Ia suka sekali memakai kaus kutang tanpa lengan. Membuatnya makin tampak seksi saja, apalagi kalau sedang membungkuk. Kalau tidak gitu, ia memakai daster yang tipis. Saking tipisnya sampai kelihatan BH dan celana dalamnya. Sepertinya ia tidak peduli dan tidak merasa kalau aku sering meliriknya. Bahkan Amat pun kudapati seringkali mencuri-curi pandang menatap bagian dada atau pahanya yang putih mulus. Kadang aku ingin mengingatkan kakakku namun aku tidak tahu harus bagaimana bicaranya. Aku takut menyinggung perasaannya.

Suatu hari pernah kupergoki Amat melihat celana dalam kakakku. Saat itu kakakku sedang duduk membaca majalah. Sementara kakinya agak terbuka dan roknya agak pendek. Saat itu Amat sedang mengepel lantai kira-kira 3 meter di depannya. Tentu saja ia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Kuperhatikan tangannya berputar-putar mengepel lantai namun matanya memandang langsung ke arah celana dalam kakakku. Sementara posisiku di belakang Amat agak tersembunyi oleh lemari sehingga ia tidak tahu kalau aku ada di sana. Aku sendiri juga bisa melihat celana dalamnya. Membuatku bergairah apalagi saat melihat Amat menatap kakakku juga. Pandangan kakakku terhalang majalah yang ada di depannya sehingga ia tidak mengetahui kalau ada 2 orang cowok yang mengambil kesempatan dalam kesempitan menonton celana dalam dan kedua pahanya yang putih mulus itu.

Tapi tak terjadi hal yang lebih jauh dari itu. Beberapa saat kemudian kakakku mengubah posisi duduknya dan Amat melanjutkan pekerjaannya. Suatu malam saat Jakarta diguncang gempa, malah lebih gawat lagi. Saat itu aku dan kakakku buru-buru keluar kamar. Kemudian kami keluar ke taman belakang agar lebih aman. Saat itu Amat keluar juga dari kamarnya. Saat terkena sinar lampu, baru kusadari bahwa kakakku ternyata tidak memakai BH. Mungkin karena terburu-buru, ia lupa mengenakan BH-nya. Ia memakai kaus tanpa lengan warna hijau muda. Payudaranya bergerak-gerak dengan bebasnya. Sementara Jakarta diguncang gempa, di bagian dadanya juga terjadi "gempa lokal". Kedua putingnya nampak jelas sekali menonjol di balik kaosnya.

Kira-kira seberapa besar payudaranya terlihat cukup jelas di balik kaosnya. Aku yakin saat itu Amat pasti juga terangsang melihat kakakku. Rasanya hampir pasti kalau setelah itu ia melakukan masturbasi di kamarnya sama sepertiku. Untungnya Amat orangnya pasif dan agak penakut jadi ia tidak berani melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki. Beberapa saat setelah itu, Amat berhenti kerja dan pulang kampung. Sebagai gantinya pembantu perempuan, umurnya kira-kira 30-an, namanya Minah. Perlu diketahui, orang tuaku cerai sejak aku masih kecil. Kami ikut Papa, tapi sejak beberapa tahun terakhir Papa pulang seminggu sekali saja. Ia sibuk dengan pekerjaannya di daerah. Dengan tidak adanya Amat, kakakku makin cuek dalam berpakaian. Sekarang ia jadi sering tidak memakai BH saat di rumah. Membuatku jadi semakin gregetan saja dan membuat frekuensi onaniku meningkat.

Kadang timbul niat untuk mengintip kamarnya melalui jendela kamarnya namun aku selalu membatalkan niatku ini. Pernah satu kali saat aku tidak mengetok kamarnya, punggungnya sedang dipijit oleh Minah. Ia tidur telungkup cuma mengenakan celana dalam saja. Belakangan garasi rumahku dipakai oleh pamanku untuk membuka bengkel mesin. Ada tiga orang montir plus satu orang cewek bagian administrasi, namanya Neny. Pamanku tak bisa setiap hari mengontrol jadi ia menggunakan tenaga seorang mahasiswa teknik mesin yang magang sebagai supervisor mereka. Namanya Bagus. Orangnya hitam dan tinggi besar. Wajahnya brewok namun selalu dicukurnya. Ia dua tahun lebih tua dari kakakku. Dengan adanya beberapa orang di rumahku, kuperhatikan kakakku kembali selalu mengenakan bra.

Namun kalau aku ke kamarnya beberapa kali kudapati ia tidak memakai bra. Sementara itu setahuku Bagus dan kakakku kadang suka berbicara tapi tak pernah terpikir olehku ada hubungan yang lebih dari itu. Sampai suatu ketika.. Hari itu seperti biasanya pada hari Jumat aku ada kegiatan ekstra sampai sore. Tetapi hari itu gurunya tidak masuk sehingga aku pulang cepat. Saat itu kulihat lampu di kamar kakakku menyala, berarti ia ada di dalam, pikirku. Setelah selesai mandi dan melewati kamar kakakku aku mendengar rasanya kakakku sedang berbicara dan sepertinya ada orang lain di dalamnya. Aku bertanya-tanya di dalam hati. Jangan-jangan cowoknya ada di dalam kamar, pikirku. Setahuku ia telah putus dengan cowoknya beberapa bulan lalu. Mungkin telah baikan kembali. Atau mungkin juga hanya perasaanku saja, sebenarnya ia sedang menelepon. Semula aku ingin mengetuk kamarnya.

Namun akhirnya kuputuskan untuk mengintip dari jendela yang ada di taman samping dengan memakai tangga. Astaga! Betapa terkejutnya aku saat kulihat di dalam kamar ternyata kakakku berduaan dengan Bagus. Bagus sedang memeluk kakakku yang duduk berdempetan dengannya seperti layaknya dua sejoli yang sedang berpacaran. Seolah tak percaya aku melihatnya. Tak kusangka kalau kakakku mau berhubungan dengan cowok seperti Bagus. Padahal kakakku dan Bagus sangat kontras perbedaannya dalam segala   hal. Kemudian Bagus mencium bibir kakakku sambil kedua tangannya memegang pipinya sementara jari-jarinya menggelitik bagian belakang telinga kakakku. Menyaksikan kakakku pasrah bibirnya dilumat oleh Bagus seketika membuatku terpana.

Kurasakan batang kemaluanku menegang menyaksikan itu. Setelah beberapa saat menikmati bibir kakakku, kepala Bagus bergerak turun mencium leher kakakku. Kemudian kedua tangan Bagus meraih payudara kakakku dan meraba- rabanya serta meremas- remas dengan lembut. Sambil meremas-remas, bibirnya menikmati bibir kakakku. Kakakku pun membalas ciumannya dengan penuh gairah. Karena terdorong oleh gerakan tubuh Bagus ke depan, kakakku jatuh tertidur di ranjangnya. Di atasnya Bagus makin bernafsu menciumi bibir kakakku sementara tangannya masih sibuk meremas-remas susunya. Setelah itu Bagus menindih tubuh kakakku dan menciumi lehernya. Kakakku mengerang- erang penuh gairah. Beberapa saat kemudian ia membuka satu persatu kancing baju kakakku dari atas ke bawah kemudian disibakkannya piyama tidur yang dikenakan kakakku. Terlihatlah gunung kembarnya yang masih tertutup oleh BH berwarna biru dan bergerak naik turun karena nafasnya tidak teratur. Bagus semakin bernafsu saja, direngkuhnya payudara kakakku dan diciuminya.

Sambil menciumi payudaranya, tangan kanan Bagus turun ke bawah menyibak rok kakakku. Tampaklah pahanya yang putih mulus serta celana dalamnya yang juga berwarna biru. Tangan Bagus segera meraba paha kakakku, memainkan jari-jarinya di pangkal pahanya. Setelah itu mulai meraba- raba bagian tengahnya. Jarinya digesek- gesekkan di antara kedua pahanya membuat kakakku mendesah-desah. Makin cepat digesek-gesekkan makin keras suara kakakku. Sampai-sampai celana dalam kakakku mulai basah. Kemudian Bagus membangunkan kakakku. Dalam posisi terduduk bagus melepas piyama dan roknya. Setelah itu Bagus juga membuka kaosnya sendiri dan melepas celana jeans- nya. Tampak sebagian batang kemaluannya menyembul keluar dari celana dalamnya. Tidak puas sampai di situ, tangan Bagus menggerayangi punggung kakakku untuk melepaskan pengait BH- nya.

Dengan agak bernafsu, Bagus melepas BH dari tubuh kakakku dan melemparkannya ke lantai. Sejenak ia memandangi payudara kakakku, menikmati keindahannya. Aku pun jadi ikut terpana menyaksikan keindahannya. Payudaranya tampak putih mulus padat berisi dan masih kencang. Putingnya berwarna merah muda berdiri dengan tegaknya. Setelah itu kedua tangannya menggerayangi payudara kakakku dan meremas-remasnya. Jari-jarinya terutama ibu jarinya menggerak- gerakkan dan memencet-mencet kedua puting susu kakakku seperti mainan saja. Kakakku bukannya marah malah membuat tubuhnya menggelinjang dan mendesah-desah tak karuan menikmati permainan tangan Bagus. Kemudian Bagus mulai menciumi payudara kakakku. Kedua puting susu yang berwarna merah muda itu dihisap-hisap bergantian kiri kanan dan ujung lidahnya menjilatinya. Kakakku makin pasrah saja.

Sambil melakukan itu, Bagus menggesek- gesekkan tangannya ke celana dalam kakakku membuat kakakku jadi "basah kuyup" sehingga bulu kemaluannya yang hitam jadi tercetak pada celana dalamnya. Setelah itu Bagus menggesek-gesekkan batang kemaluannya di celana dalam kakakku. Kemudian Bagus melepas celana dalam kakakku, sehingga ia dalam keadaan telanjang bulat. Tampak bulu kemaluannya yang cukup lebat. Bagus membuka lebar-lebar kedua pahanya sehingga ia dapat melihat liang vaginanya. Aku pun juga dapat melihatnya walaupun arahnya kurang pas. Kemudian jemarinya mulai bermain-main di sekitar vaginanya. Saat Bagus melakukan itu, kakakku tidak melawan sedikit pun. Tampaknya ia sudah pasrah dan benar-benar terangsang sehingga jadi lupa diri. Sambil melakukan itu, tangannya yang satu memegang-megang bagian payudara. Pandanganku agak berkunang-kunang menyaksikan kakakku dijadikan mainan seperti itu. Aku sama sekali tidak menyangka, kukira kakakku cewek alim yang masih suci ternyata kok mau digituin sama Bagus. Namun entah kenapa aku jadi seperti tersihir melihatnya. Lagipula kakakku tampak sangat menikmatinya. Apa yang sering kubayangkan selama ini ternyata menjadi kenyataan. Setelah itu Bagus menanggalkan celana dalamnya sendiri. Penisnya yang berwarna hitam telah berdiri tegak. Penisnya telah disunat dan ukurannya jauh lebih besar dari punyaku. Bagus segera menindih tubuh kakakku yang telentang dengan kedua paha terbuka lebar. Mereka berpelukan telanjang bulat sementara baju mereka berserakan di lantai.

Penis Bagus menempel pada bulu kemaluan kakakku dan dadanya menindih payudara kakakku. Bagus menciumi lehernya sementara dadanya menindih dada kakakku. Saat itu Bagus pasti terangsang hebat karena ia dapat merasakan kedua puting kakakku yang mengeras di dadanya. Lalu ciumannya turun ke bawah untuk menjilat- jilat dan menghisap- hisap payudaranya. Aku sampai dapat mendengar kecupan- kecupan Bagus di daerah sekitar payudara kakakku. Mereka berdua bergumul dengan asyiknya. Kakakku pun tak kalah ganasnya dengan Bagus. Tangannya ikut memegang dan mengocok penis Bagus. Dadanya didekatkan ke penis Bagus kemudian Bagus menggesek-gesek penisnya di antara payudara kakakku. Kemudian kakakku menempelkan dan menggesekkan payudaranya ke tubuh Bagus. Kadang ia juga menciumi dada Bagus. Tubuh kakakku yang putih mulus tampak kontras dengan tubuh Bagus yang hitam legam namun dengan asyiknya mereka bergumul di ranjang. Setelah cukup lama melakukan foreplay, Bagus mulai mengambil "ancang-ancang".

Kedua kaki kakakku dibukanya lebar-lebar sementara ujung penisnya didekatkan di lubang vagina kakakku. Posisi tubuhnya condong ke depan. Kemudian Bagus memajukan badannya ke depan untuk mendorong penisnya memasuki vagina kakakku. Kakakku menjerit saat vaginanya ditembus oleh penis Bagus. Tampak sebagian penis Bagus telah memasuki vagina kakakku. Kemudian Bagus memasukkan penisnya lebih dalam lagi sampai akhirnya penisnya masuk seluruhnya ke dalam vagina kakakku. Jantungku berdetak dengan keras menyaksikan itu. Seketika aku berpikir bahwa kakakku pasti sudah tidak perawan lagi. Paling tidak saat itu Bagus telah menikmatinya. Kemudian Bagus mengeluarkan dan memasukkan penisnya lagi berulang- ulang, mengocok tubuh kakakku. Kocokan Bagus itu tampak membuat tubuh kakakku berguncang dengan hebatnya bahkan membuat buah dadanya bergerak vertikal dan berputar-putar.

Sementara kakakku mendesah-desah dibuatnya. Belum pernah aku melihatnya seperti itu. Mendengar desahan kakakku dan menyaksikan buah dada kakakku yang berguncang-guncang itu, Bagus jadi makin nafsu saja. Sambil menyetubuhi kakakku, direngkuhnya buah dadanya, diremas- remas, bahkan diemut- emut putingnya. Menyaksikan hal itu, aku jadi ikut terangsang juga sehingga aku mulai memainkan penisku sendiri. Kemudian Bagus melepaskan dirinya dari tubuh kakakku. Ternyata mereka mengubah posisi. Kakakku membalikkan badan dan menungging lalu ia membelakanginya. Lalu Bagus kembali menyetubuhi kakak-ku dengan posisi doggy style. Kakakku kembali mendesah-desah saat dikocok seperti itu sementara wajah Bagus agak memerah. Sambil menyetubuhi, Bagus memegang-megang dan meremas-remas payudaranya. Walaupun kamar kakakku menggunakan AC namun tubuh mereka berdua terlihat basah oleh keringat. Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi lagi. Kali ini kakakku dalam posisi miring menghadap ke arahku, kaki kanannya diangkat ke atas pundak Bagus. Dalam posisi agak terduduk, Bagus kembali "memompa" kakakku menikmati kehangatan dan kenikmatan tubuh kakakku. Setelah itu giliran kakakku yang beraksi.

Bagus tidur telentang dengan penisnya berdiri tegang. Lalu kakakku berada di atasnya perlahan-lahan memasukkan penis Bagus ke vaginanya kemudian menggerak- gerakkan tubuhnya naik turun sambil ia mengerang-erang. Bagus pun juga mengeluarkan suara erangan sambil tangannya kembali meremas-remas payudara kakakku. Kemudian mereka berganti posisi lagi. Kali ini mereka berdua berdiri di atas ranjang. Kemudian Bagus meraih tangan kakakku dan menggenggamkannya ke penisnya sendiri. Kakakku mengocok penis Bagus sementara Bagus mencium bibirnya. Lalu Bagus menyetubuhi kakakku dalam posisi berdiri. Selama ini belum pernah aku melihat posisi berdiri. Sambil menyaksikan aku terus melakukan onani. Kembali Bagus membaringkan kakakku di atas ranjang. Ia melipat kedua kaki kakakku dan menyilangkannya hampir 90 derajat saat ia menyetubuhi kembali kakakku. Kedua tangan kakakku memegang pundak Bagus, sementara kedua tangan Bagus memegangi paha kakakku. Pada saat itu kakakku mendesah- desah dan meracau tidak karuan. Rupanya ia sudah akan mencapai klimaksnya. Menyaksikan hal itu, Bagus sedikit mengubah posisinya. Mungkin tahu kalau kakakku cukup sensitif di bagian payudaranya, sambil menyetubuhi, Bagus mengulum puting susunya. Dan ia mengocok makin lama makin cepat membuat kakakku berteriak-teriak makin keras pula. Bagus malah mempercepat kocokannya. Akhirnya kakakku benar-benar mengalami klimaksnya. Tak berapa lama setelah itu Bagus pun juga mengalami ejakulasi. Ia menumpahkan spermanya di dalam vagina kakakku.

Pada saat mereka berdua telah selesai aku pun juga menumpahkan spermaku. Setelah itu mereka berdua terengah-engah di atas ranjang. Sambil mengelus-elus payudara kakakku, Bagus berkata bahwa kakakku benar- benar hebat. Sambil tersipu malu kakakku berkata bahwa ia juga hebat. Tak lama kemudian Bagus bangkit dan berkata kalau ia akan kembali bekerja takut nanti orang-orang curiga. Pada saat Bagus memakai pakaiannya ia memandangi kakakku yang juga lagi mengenakan pakaiannya. Setelah mengecup kakakku, Bagus keluar dari kamar dan kembali ke tempat kerjanya. Setelah itu kakakku mulai tidur siang. Setelah aku selesai masturbasi, tinggal aku yang termangu-mangu menyaksikan peristiwa luar biasa itu. Aku bertanya-tanya apakah saat itu kakakku masih perawan? Rasanya sudah tidak, jawabku dalam hati, soalnya aku tidak melihat vaginanya mengeluarkan darah, juga dari gelagatnya rasanya mereka pernah melakukan sebelumnya. Kembali timbul pertanyaan dalam diriku, apakah Bagus yang pertama kali menikmati keperawanan kakakku? Ataukah mantan cowoknya? Atau bahkan Amat? Atau mungkin denganku di saat aku sedang tidur? Berapa kali kakakku pernah tidur dengan cowok? Atau sudah berapa banyak cowok yang pernah menidurinya? Atau mungkin ada salah satu di antara pembaca yang pernah berhubungan dengan kakakku?

Berjuta-juta pertanyaan ada di benakku yang mana aku tidak tahu jawabannya. Mungkin malah aku tidak bakal pernah tahu jawabannya. Barangkali lebih bijaksana kalau aku tidak perlu memikirkan itu semua. Lebih baik aku memulai petualanganku sendiri dengan cewek- cewek cantik dengan melakukan hal yang sama seperti yang Bagus lakukan terhadap kakakku. Syukur-syukur kalau aku dapat melakukannya dengan adik Bagus. Orangnya tak sebegitu cantik namun seksi sekali.TAMAT

No comments:

Post a Comment