Tuesday, March 19, 2013

Life style


Sebagai pasangan suami istri muda yang baru setahun berumah tangga, kehidupan keluarga kami berjalan dengan tenang, apa adanya dan tanpa masalah.

Saya, sebut saja Fanny (23), seorang sarjana ekonomi. Usai tamat kuliah, saya bekerja pada salah satu perusahaan jasa keuangan di Jakarta. Sebagai wanita, terus terang, saya juga tidak bisa dikatakan tidak menarik. Kulit tubuh saya putih bersih, tinggi 163 cm dan berat 49 kg. Sementara ukuran bra 34B. Cukup bahenol, kata rekan pria di kantor. Sementara, suami saya juga ganteng. Richi namanya. Umurnya empat tahun diatas saya atau 27 tahun. Bergelar insinyur, ia berkerja pada perusahaan jasa konstruksi.  Richi orangnya pengertian dan sabar.

Karena sama-sama bekerja, otomatis pertemuan kami lebih banyak setelah sepulang atau sebelum berangkat kerja. Meski begitu, hari-hari kami lalui dengan baik-baik saja. Setiap akhir pekan bila tidak ada kerja di luar kota seringkali kami habiskan dengan makan malam di salah satu resto ternama di kota ini. 

Soal hubungan kami, terutama yang berkaitan dengan 'malam-malam di ranjang' juga tidak ada masalah yang berarti. Memang tidak setiap malam. Paling tidak dua kali sepekan,  Richi menunaikan tugasnya sebagai suami. Hanya saja, karena suami saya itu sering pulang tengah malam, tentu saja ia tampak capek bila sudah berada di rumah. Bila sudah begitu, saya juga tidak mau terlalu rewel. Juga soal ranjang itu.

Bila  Richi sudah berkata, "Kita tidur ya," maka saya pun menganggukkan kepala meski saat itu mata saya masih belum mengantuk. Menghayalkan banyak hal. Tentang jabatan di kantor, tentang anak, tentang hari esok dan juga tentang ranjang. Jujur kata saya mempunyai kreativitas sex yang berlebihan, sering aku membayangkan bercinta dengan banyak lelaki bersamaan. Bila sudah sampai ranjang itu, seringkali pula saya membayangkan saya bergumulan habis-habisan di tempat tidur, yang seperti setiap pagi teman kantor selalu punya cerita menarik tentang apa yang mereka perbuat dengan suami mereka pada malamnya. Tapi sesungguhnya itu hanyalah khayalan menjelang tidur yang menurut saya wajar-wajar saja.

Karena kepenatan tentang rutinitas kantor maka suatu hari kami merencankan pergi berlibur ke pulau bali. Kami menginap di sebuah hotel dikawasan jimbaran. Setelah sampai di hotel saya langsung menjatuhkan diri di atas ranjang, tanpa disadar saya tertidur lelap dan tiba-tiba saya merasakan sesuatu sedang merayap pada bagian pahanya. Saya sangat terkejut dan tubuhku mengejang, karena pada saat dia perhatikan, ternyata tangan kanan Richi sedang mencoba untuk mengusap-ngusap kedua pahaku yang masih tertutup selimut.  Secara perlahan-lahan Richi bangkit dan duduk di samping saya. Tangannya menyingkap selimut yang menutupi tubuh saya dengan perlahan-lahan dan dari mulutnya menggumam perlahan, “Psssttt sayang, mari kubantu menikmati sesuatu yang baru…, nih.., kubantu melepaskan celana dalammu…, nggak baik kalau tidur pakai celana dalam”, sambil tangannya yang tadinya mengelus-elus bagian atas paha saya bergerak naik dan memegang tepi celana dalam saya, kemudian menariknya dengan perlahan-lahan ke bawah meluncur di antara kedua kaki. Badan saya menjadi kaku dan dia tidak tahu harus berbuat bagaimana. Saya seakan-akan berubah menjadi patung, pikiranku menjadi gelap dan mataku dirasakannya berkunang-kunang. Richi melihat kedua gundukan bukit kecil dengan belahan sempit di tengahnya, yang ditutupi oleh rambut hitam kecoklatan halus yang tidak terlalu lebat di antara paha atas saya. Jari-jarinya membuka satu persatu kancing dasterku, sambil tangannya bergerak terus ke atas dan sekarang ia menyingkapkan seluruh selimut yang menutupi tubuh, sehingga terlihatlah payudara yang membukit kecil dengan putingnya yang kecil berwarna coklat tua.

Saya berpura-pura masih terlelap dan mencoba menikmati permainan tangan Richi. Richi yang berada dalam keadaan polos dengan posisi badan setengah tidur disamping saya, sambil bertumpu pada siku-siku tangan kiri, tangan kanannya mulai menyentuh bibir vagina dan jarinya mulai masuk ke daerah G-Spotku. Saya terus menutup matanya merasakan sensasi pijat yang yang Richi berikan.

Selang berapa menit sayapun sadar dan mulai memberikan perlawanan dengan merubah posisinya untuk ber'69'. Desahanku langsung hilang bersamaan dengan disumbatnya mulutku dengan penis Richi. Dengan sangat bernafsu saya memainkan penis di mulut, sedangkan Richi sendiri sibuk memainkan lidahnya di clitoris, selang beberapa saat saya mulai menegang dan pahaku menjepit kepala Richi.

Setelah puas ber-'69', Richi duduk bersandar di head board dan saya duduk di pangkuannya dengan saling berhadapan. Dengan bertumpu pada lututnya, perlahan saya memasukan penis Richi ke lubang vaginaku. Saya menjerit kecil ketika penis Richi mulai menerobos masuk. Dia mendongak ke atas sambil meringis menahan sakit saat menurunkan pantat bahenolnya agar penis Richi masuk lebih dalam.

Setelah diam beberapa saat untuk melumasi penis Richi, saya mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, sedangkan Richi melahap dan mejilati buah dadaku. Ini adalah gaya yang paling saya sukai. Gerakan saya maju mundur makin lama makin cepat dan tidak beraturan, selang 5 menit tubuhku bergetar hebat menikmati orgasme sambil melumat mulut suamiku.

Dengan memainkan buah dadaku yang kenyal, bangkit lagi gairahku, saya lalu mengangkangkan pahanya lebar-lebar, . Dia menusukkan senjatanya ke vaginaku dan mulai menggerakkan pantatnya maju mundur dengan keras, saking kerasnya sampai terdengar suara, "Plak! plok.., plak! plok!", dari benturan paha mereka. Richi sudah mulai kesetanan, pantatnya kian keras bergoyang dan akhirnya, "Cret.., cret.., cret", spermanya tumpah di vaginaku. Setelah saling membersihkan di kamar mandi, kami tidur bugil dengan saling berpelukan.

Bangun-bangun ternyata jam telah menunjukkan pukul 18.00 kami segera bergegas mandi, setalah itu kami makan di jimbaran, setelah selesai makan kami pun berjalan-jalan santai di pinggir pantai tiba-tiba kami mendapat tontonan yang sangat luat biasa. Kami melihat sepasang bule yang sedang asyik bercumbu ria di pinggir pantai yang landai dan berpasir putih itu sehingga kami bisa melihat kalau mereka berdua dalam keadaan telanjang bulat.


“Fanny, kamu berani nggak seperti mereka itu”, tanya Richi.

“Berani aja, pokok ada kamu aku mau aja”, sahutku.


Setelah menemukan tempat yang tepat segera kami berdua berenang di air laut yang jernih itu. Saya mengenakan bikini yang transparan hingga menampakkan bayang rambut kemaluannya di pangkal pahanya, sewaktu ia masuk ke air Richi tidak dapat menahan nafsu yang timbul melihat tubuhku yang memakai bikini transparan itu. Payudara yang kencang menantang jelas terlihat di balik bikini, ujung payudara yang berwarna coklat kemerahan membayang jelas terlihat. Segera saja penis Richir berdiri tegak melihat pemandangan yang indah itu, segera Richi mengabadikan dengan handycam tubuhku dari segala sudut dan segala lekuk tubuhnya.

“Fanny, kamu lepasin aja bikinimu itu, kan sama aja kamu seperti nggak make apa-apa kalau kamu pake bikini itu”, sahut Richi.

“Enggak ah, malu aku”, jawabku.

“Malu ama siapa, kan nggak ada orang yang tahu di sini, kan sepi”, sahutku.

Saya melihat sekelilingnya nggak ada orang kecuali sepasang bule yang sedang asyik main kuda-kudaan.

“Iya deh aku lepas ya”, sahutku.

Richi tak mensia-siakan sewaktu aku melepas bikinin direkam terus dengan handycam hingga saya telanjang bulat di tepi pantai, Richi melepasan sekalian celana renang hingga penis yang sudah berdiri tegak tadi meloncat keluar seolah merasa bebas dari kurungannya. Tampak Richi tubuh telanjang saya. Rambut kemaluan tampak kontras sekali dengan kulit tubuhku yang putih mulus, serta dua gumpalan buah dadaku yang tegak  mengacung membuat nafsu Richi menjadi berkobar. Ujung payudaraku yang berwarna coklat kemerahan itu tampak mengencang karena basah oleh air laut, ingin sekali diremas-remas dan dihisap ujung payudaranya itu. Diabadikan semua tingkah lakuku yang telah telanjang bulat itu, saya bermain di air yang jernih sambil sekali-kali ia menoleh ke kiri dan kanan melihat kalau kalau ada yang melihat tubuh yang telanjang bulat itu.

Saya berbaring telentang di pasir pantai dengan posisi kakinya mengangkang hingga tampak belahan lubang vaginanya yang berwarna merah kehitaman itu, direkam terus adegan ini sambil arah kamera diarahkan ke bagian vaginaku yang terbuka lebar itu. Tangan Richi yang satu sambil mengurut penisnya yang sudah berdiri tegak sambil sesekali meraba dan meremasi payudara saya yang sudah mengencang itu. SAya sudah mulai terangsang ketika diraba vaginaku dan dimainkan clitorisku, lalu aku meraih penisnya dan mengocoknya perlahan sambil mendesah keenakkan, “Ughh……, gelii, enakk…”, sambil tangannya semakin kencang mengocok penis, akhirnya ditaruh handycamnya di suatu tempat yang tepat agar segala adegan kami dapat direkam dengan jelas, selintas terpikir olehku andai ada seseorang yang mau membantu untuk mengambil gambar dengan handycamku pasti akan lebih bagus lagi hasilnya. Kulihat ke arah pasangan bule itu, ternyata mereka juga sedang melakukan hubungan seks di pasir pantai, kulihat Richi juga asyik menyaksikan adegan itu dan tangannya yang satu meremasi payudaran sedang tangannya yang lain dengan dua jarinya tampak sudah berada di dalam vaginanya yang tampak licin mengkilat karena cairan nafsunya tampaknya sudah membasahi liang vagina.

Richi menghampiriku yang telentang di atas pasir pantai itu segera saya meraih penisnya dan mengarahkannya ke mulutku yang mungil dan selanjutnya bagai anak kecil yang sedang makan ice cream, menjilatinya seluruh batang penis dari ujung kepala sampai ke buah penis tak lupa kukulumnya sambil sesekali  disedot dengan kuat. “Ufffffff nikmat sekali Fanny…, terusin isapnya…, isap yang kenceng”, karena sudah bangkit nafsuku, Saya dengan kuat menyedot ujung kepala penisnya sambil sesekali menggunakan ujung lidahnya memainkan lubang kencingnya. Segera dibuat posisi yang memungkinkan Richi bisa menjilati dan menghisap vagina saya yang sudah terbuka itu, ketika dijilati clitoriku, saya menggelinjang kenikmatan sambil kepala Richi di jepit dengan kedua belah pahaku, saya ingin agar Richi lebih lama menjilati vaginaku. Dengan dua jarinya, jari tengah dan telunjuk dimasukkan ke dalam vagina dan mengocok dengan lembut hingga saya tampak mengerang-erang keenakkan, penisnya ku genggam erat sambil terus menghisap-isap ujung penisnya.

Cukup lama kami saling isap dan jilat hingga aku melihat ke arah pasangan bule itu dan ternyata mereka sedang menyaksikan adegan kami. Richi bertanya padaku kalau kita sedang diperhatikan oleh pasangan bule itu.

“Biarin aja, biar mereka terangsang melihat permainan seks kita”.

Bukannya saya malu tapi saya malah lebih ganas dan agresif dalam permainan ini. Kini posisinya telentang di pasir dan saya berada di antara ke dua pahanya yang telentang, saya begitu menikmati penis yang kini sudah basah terkena air liur, tak henti-hentinya saya mengisap dan menggigit kecil ujung penis sehingga Richi kelojotan merasakan geli yang luar biasa, segera saja Richi tarik kepala saya agar saya melepaskan penisnya dari mulutku, dan kini direbahkan saya lalu dihisap ujung payudaran sebelah kanan sambil ujung yang satunya dimainkan dengan jarinya, saya sangat menikmati permainan ini sambil tanganku sendiri memainkan ujung clitorisku, kedua belah pahaku di buka lebar dan setengah diangkat agar lebih mudah memasukkan jariku sendiri.

“Richi…, ayo masukin penismu di vaginaku dong…, aku udah kepengen nihh”, pintaku sambil mengarahkan penisnya ke arah lubang vaginaku. Sambil kutuntun dengan tangan kumasukkan ujung penisku ke lubang vaginaku. Saya memang sudah kepingin dengan mengangkat pantatku sengaja membuat agar seluruh batang penisnya masuk ke dalam vaginanku.

“Acchh…, uufffffhh”, desah ku ketika seluruh penisnya masuk ke dalam vagina. Kedua pahaku dilingkarkan di badannya agar penisnya tetap menancap di vaginaku, ditarik sedikit keluar lalu dimasukkan dalam-dalam, ditarik lagi dimasukkan lagi dengan ritme yang berirama membuat saya mengerang-erang keenakkan.

Kini dengan ritme yang lebih cepat Richi tekan-tekan sekuat tenaga hingga mulut saya menganga tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun karena nikmat yang saya rasakan membuatku hanya sanggup mengelinjang-gelinjang keenakan. Kulihat payudaraku bergerak naik turun seirama dengan kocokan penisnya di vaginaku.

“Richi…, egghh…, aacchh…, aakuu pengen puass dulu ya”, pinta saya.

Tanpa dijawab lalu kini saya berada di atas tubuhnya, penisnya yang berdiri tegak itu saya tuntunnya ke liang vagina, lalu dengan jeritan kecil saya, “Aauu…”.

Seluruh batang penisnya kini amblas masuk ke dalam vagina yang semakin licin itu, kini saya sepenuhnya bebas menguasai penisnya, seperti orang naik kuda semakin lama semakin cepat gerakanku sambil tangannya  meremas-remas kedua bukit payudaraku yang indah itu, saya ingin kedua payudara itu diremas-remas dengan kuat hanya dengan begitu saya merasakan nikmat yang sebenarnya, kini saya tidak lagi bergaya seperti naik kuda, tetapi tetap seperti posisi semula hanya kini saya menggesek-gesekkan vagina maju mundur sambil saya meremasi sendiri payudara hingga akhirnya saya tampak mengejang-ngejang beberapa saat sambil menggigit bibir dan mata terpejam merasakan nikmat yang tiada tara itu, akhirnya saya terkulai di atas tubuhnya beberapa saat.

Lalu saya kembali mengocok penisnya dengan vagina, kurasakan kini vaginanya lebih seret dari yang tadi sehingga menambah kenikmatanku, segera dia minta agar saya berjongkok aja, posisi doggie style adalah posisi kegemaranku, segera saya berjongkok sambil membuka lebar paha hingga terlihat dengan jelas lubang kenikmatan itu terbuka di hadapannya, vaginaku sangat merangsang sekali, rambutnya tidak terlalu lebat hingga seluruh bagian dalam vaginanya dapat terlihat dengan jelas.

Kini kepala penisnya diarahkan ke dalam lubang itu, dengan sekali dorongan, masuklah sebagian penis ke dalam vagina. Saya menjerit kecil ketika sebagian penis masuk ke vagina, kini saya memundurkan pantat hingga amblaslah seluruh batang penis ke dalam vagina. Dengan kuat didesak-desak seluruh batang penis dengan irama yang beraturan hingga saya merasa kegelian lagi. Sambil mendesis saya meminta agar jarinya di masukkan ke dalam anus, dia basahi jari telunjunya dengan ludah dan sebagian lagi dibasahi pula lubang anusku dengan air ludahnya. Sambil terus menggoyang dimasukkan jari telunjuknya ke anus hingga seluruh jarinya masuk ke dalam anusnya, sambil ditekan ke bawah hingga dirasakan geseran penisku di dalam vagina saya sangat menikmati sekali permainan ini, berulangkali saya meminta agar lebih keras lagi goyangannya sambil saya membuat gerakan maju mundur pantatnya.

“Uufffgghh…, Enak Fanny, vaginamu nikmat banget, orang lain pasti pengen ngrasain vaginamu ini, soalnya nikmat banget sih”, Katanya.

“Iya dong, lain kali kita coba ya, mungkin orang lain pasti udah keluar duluan sebelum aku puas”, sahut ku.

“Bener…, kamu pengen coba penis orang lain?”, tanyanya.

“Iya…, itu kalau kamu kasih ijin lho, tapi kamu harus ada juga di situ melihat aku main ama orang lain”, jawaban itu semakin membuatnya terangsang hingga dipercepat kocokan penisnya sambil menekan kuat kuat jarinya yang ada di dalam anusku,  rupanya saya melihat gelagat Richi sudah mau, dicabut penis keluar dan segera olehku diraih penisnya dan segera saya menghisap kuat penisnya sampai akhirnya , “Cett…, crett.., crett”, keluarlah cairan kenikmatannya, dengan lahap saya menghisap setiap tetes cairan itu, lalu dengan lidahnya saya membersihkan ujung penis hingga seluruh batang penis mengkilat oleh air liurku.

Apa yang kami lakukan itu ternyata di saksikan oleh sepasang bule tadi, bule cowoknya mengacungkan ibu jarinya ketika melihat kami kini tergeletak kelelahan di pasir pantai, kubalas dengan acungan jempol pula lalu ia tertawa. Kuingat tadi handycam yang sejak tadi merekam adegan kami itu, lalu segera kuambil dan kusimpan film tadi sebagai kenang-kenangan yang indah. Dengan tetap telanjang bulat kami bermain di air sambil membersihkan diri dari pasir pantai yang menempel di seluruh tubuh kami. Setelah itu kamipun tertidur lelap kecapean di pantai.

Keesokan harinya, ketika kami sarapan di hotel tanpa sengaja kami bertemu dengan Rei teman sekantor Richi. Setelah cerita-cerita lama kami pun pindah ke kamar mereka, karena merasa tidak nyambung dengan mereka maka saya asik duduk didepan teras menikmati angin pantai yang bertiup sepoi-sepoi sampai akhirnya saya tertidur lelap. Beberapa saat kemudian saya terbangun, saya mencari suamuku dan ternyata dia sedang pergi beli bir dan seafood buat persediaan malam.

Aku yang sangat lelah segera balkon dengan setengah berlari. Tak kuduga, itu membuat toketku yang tak berbeha itu meloncat loncat dengan bebasnya. Aku yang sudah kelaparan, segera kulkas aku pun mulai berpikir apa yang bakalan Rei. Aku pun kalut. Saya duduk di sofa di ruang TV. Ia mengambil minum dua gelas, kemudian duduk disamping saya. Ia memberikan satu gelas kepada saya. Saya heran, saya tidak menyadari bahwa saya sangat haus saat itu. Kemudian ia mengajak saya berbicara tentang seks. Saya malu-malu meladeninya. Tapi ia sangat pengertian. Dengan sabar ia menjelaskan bila ada yang masih belum saya ketahui.Tanpa disadari ia telah membuat saya merasa aneh. Excited saya rasa. Kini tangannya menjalari seluruh tubuh saya. Saya berusaha menolak. Saya berkata bahwa saya adalah istri yang setia. Ia kemudian memberikan argumentasi bahwa seseorang baru dianggap tidak setia bila melakukan coitus. Yaitu dimana sang pria dan wanita melakukan hubungan seks dengan penis pada liang kewanitaan.

Rei kemudian mencium bagian kemaluan saya. Saya mendorong kepalanya. Tangannya lalu menyingkap baju saya, sementara tangan yang lain menarik lepas celana dalam saya. Ia lalu melakukan oral seks pada saya. Saya masih mencoba untuk mendorong kepalanya dengan tangan saya. Tetapi kedua tangannya memegang kedua belah tangan saya. Saya hanya bisa diam. Saya ingin meronta, tapi saya merasakan hal yang sangat lain. Tidak lama saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya alami seumur hidup saya. Saya mengerang pelan. Kemudian dengan lembut menyuruhnya untuk berhenti. Ia masih belum mau melepaskan saya. Tetapi kemudian suara Richi, saya meronta dan memaksa melepaskan saya. Barulah ia melepaskan pegangannya. Saya berlari menemui Richi dengan beragam perasaan bercampur menjadi satu.


Karena saya merasa bosan dengan apa yang mereka bicarakan akhirnya saya pergi dengan alasan mao cari cemilan, kemudian saya berjalan menuju lift, saat lift terbuka tiba-tiba ada sesosok pria yg ikutan menerobos masuk lift, ternyata dia Rei. Dia menawarkan untuk mengantar saya mencari cemilan dengan muka manyun saya mengijinkannya. Di dalam lift, Rei dengan santainya mulai meremas toket dan pantatku. Kudiamkan saja ketika Rei bilang kalo tanpa beha dan celana dalam aku terlihat lebih merangsang. Lift pun segera turun ke lantai bawah sedangkan Rei hanya meremas remas toketku dan sesekali melintir putingku. Aku dengan setengah terpejam menikmati permainan itu. Tak terasa, aku tengah mendesah desah dalam nafsu mengikuti permainan tangan Rei di toketku. Tapi permainan itu segera selesai ketika Lift pun berhenti di lantai paling bawah.

Kami berdua segera menuju ke mobil si Rei, tak kuduga dengan santai nya dia membuka 2 kancing bajuku dan berkata, “Gini kan lebih sexy”.

Aku hanya menggelengkan kepala mendengarnya. Tanpa memakai beha dan dengan belahan dada yang begitu rendah, membuat orang orang bisa melihat toketku dengan tanpa halangan kalau aku sedikit membungkuk.

“Body loe itu terlalu seksi lagi, buat apa di tutup-tutupin”, katanya ketika melihatku mencoba mengancingkan bajuku.

“Kenapa sih? Loe minder ama tubuh loe?”, sahutnya lagi.

Urunglah niatku untuk mengancingkan bajuku. Dengan muka yang bete, aku segera duduk di bangku depan di samping Rei. Dia segera mengemudikan mobilnya. Dengan tersenyum kepadaku, Rei menunjuk ke arah pangkal pahanya. Aku yang sudah tahu maksudnya cuman membuka resletingnya dan mulai mengocok barangnya yang sudah setengah berdiri. Dengan agak malas, aku membungkuk dan melahap barang itu tanpa ragu ragu. Kusedot sedot kontol itu dengan penuh nafsu, sambil kupijit pijit buah pelirnya. Rei pun hanya mendesah desah sambil mencoba mengemudikan mobil. Aku merasa mobilnya berjalan melambat. Setelah dengan cepatnya kukocok dan kusedot senjatanya itu, akhirnya Rei pun dengan mengerang gerang menyemprotkan spermanya ke dalam mulutku. Langsung kutelan sperma itu tapi dengan keadaan menunduk, aku pun agak tersedak. Kuangkat wajah ku dan mulai ku lap mulutku dengan tissue.

“Wah tambah jago loe ya”, puji Rei.
Saya hanya bisa tersenyum dengan paksa ketika mendengarnya.

“Kalo gitu ntar malem maen lagi yuk, cuman gue ama si Donny doank kok. Mau ga?”, tambahnya.

“Ga deh Rei”, jawabku terus terang.

“Udah lah, ga papa, cuma seronde doank kok”, rengeknya

“Liat ntar lah”, jawabku tak ambil pusing.

“Dah sampe nih”, katanya singkat.

Kita pun turun dari mobil dan masuk ke Restaurant yang terbilang besar. Betapa kagetnya aku melihat si Donny dengan santainya menyapaku. Baru kusadari kalau Donny itu adalah anak yang punya restaurant ini. Dengan santainya dia menyruh Rei dan aku segera naik ke lantai dua. Kuikuti keduanya dari belakang dengan menebak nebak rencana mereka. Sesampai di lantai dua, Donny pun membuka pintu sebuah kamar yang sangat luas. Di dalamnya nampak sebuah tempat tidur dan bermacam macam elektronik. Ternyata itu kamar si Donny. Aku pun segera duduk di lantai di belakang meja pendek dan disusul oleh Donny dan Rei.

“Bentar ya gue pesenin makanan di bawah”, sahut Donny sambil berlalu.

Kulihat dia hanya mengangkat telepon dan memesan beberapa makanan untuk diantarkan ke kamarnya.

“Dasar anak orang kaya”, pikirku.

Kulihat Rei hanya tiduran sambil baca komik di lantai. Dia tidak memperhatikan aku sama sekali. Aku pun mulai berdiri dan melihat lihat kamar si Donny. Banyak sekali DVD-DVD porno yang berserakan di lantai. Dinding dindingnya penuh dengan poster poster para pemain sepak bola. Dengan bosan, aku segera menyalakan TV besar di kamar itu. Kuganti ganti saluran TV untuk mencari sesuatu yang kelihatannya menarik. Tapi NOL hasilnya. Channel demi Channel hanya menampilkan acara yang tidak menarik sama sekali. Tiba tiba, pintu kamar pun terbuka dan kulihat seorang pelayan masuk membawa beberapa makanan di atas baki dan menaruhnya di meja. Ketika aku hendak membayar, pelayan itu hanya bilang dengan sopan kalo makannya sudah dibayar oleh Donny.

“Wah, gentle juga dia”, pikirku.

Tak lama kemudian, Donny pun muncul dengan membawa 3 gelas kecil berisikan liquor. Katanya minuman itu adalah keistimewaan restaurant ini. Aku pun bilang ke Donny kalo lebih enak minumnya setelah makan. Donny cuma ketawa dan mengangguk. Maka, kami pun makan dengan enaknya. Setelah makan, Donny pun segera memberiku minuman yang tadi di bawanya. Tanpa ba bi bu, segera kutegak minuman. Sangat keras tapi halus. Nama minuman itu adalah Ice fire. Nama yang sangat keren pikirku. Tak lama kemudian, kita pun hanya berbincang bincang tanpa tujuan. Makin lama aku merasa kepala dan mataku semakin berat.

“Wah KO deh dia”, kata Donny kepada Rei

“Yoi, udah pasti ga kuat lah”, timpal Rei

“Kasian deh ngeliatnya”, sahut si Rei lagi

Aku yang sudah tergeletak tak berdaya itu masih bisa mendengar mereka samar samar. Kemudian, aku merasa salah seorang dari mereka mengangkat tubuhku dan dibaringkannya aku di atas kasur. Dengan cepat nya keduanya segera melepas jeans dan bajuku. Aku sudah benar benar tidak berdaya menghadapinya. Tak lama kemudian, aku merasa ada dua jari yang mengisi memekku.

“Masih kering nih Rei, ga terangsang dianya”, Ternyata si Donny.

“Udahlah entot aja, ntar juga basah ndiri”, sahut Rei enteng.

Tak kuduga mereka bakalan memperkosaku. Ingin sekali aku berontak, tetapi tangan dan kakiku sangat lah terasa lemas. Kemudian, aku merasa ada kontol yang menyeruak masuk ke dalam memekku. Aku hanya menjerit tertahan menahan sakit yang luar biasa itu. Tanpa memperdulikanku, dia segera memompanya keluar masuk dengan agak susah. Setelah beberapa lama, aku pun menjadi terangsang dan mulai menikmati genjotan itu. Pintar sekali yang mengentotku itu, dia bisa memulai genjotan genjotan dengan cepat dan kemudian mempercepatnya. Diperlakukan begitu, aku pun tidak bisa bertahan lama. Hanya dientot oleh satu orang, aku bisa keluar sampai 3 kali. Saat dia keluar, dia tidak menarik kontolnya dari memekku. Berkali kali kontolnya memuntahkan sperma di dalam memekku. Kemudian dia langsung menarik kontolnya dari memekku.

Tapi ada kontol lain yang segera mengisi memekku dan mulai memompaku. Aku sempat kuwalahan menghadapi itu. Aku tahu dari gaya dan ukuran kontolnya kalo itu pasti si Rei. Dengan cepat nya Rei memompaku sementara aku hanya bisa mendesah desah kenikmatan. Tak berapa lama kemudian, aku segera mencapai orgasme, tapi Rei masih memompa tubuhku. Rei pun mulai menarik kontolnya dari memekku, tapi aku malah mengangkat memekku dan menyodorkannya ke Rei. Tak kuduga dengan kasarnya Rei mulai memompaku lagi. Aku menjerit kecil ketika kepala kontolnya menhantam dinding rahimku. Tak lama aku pun keluar lagi dan lagi. Aku hanya bisa mendesah keenakan ketika Rei menyemprotkan spermanya ke dalam memekku.

Aku yang sudah capek hanya bisa terkulai dengan lemas dan penuh keringat. Kudengar langkah kaki mendekat dan kurasakan ada sesuatu menyeruak masuk ke memekku. Aku sudah tidak mempedulikannya lagi. Aku hanya bisa tertidur tak berdaya.

Ketika aku bangun, kuraba memekku dan kutemukan sebuah dildo menancap dengan tentramnya. Ketika kukeluarkan dildo itu, banyak sekali sperma yang mengalir keluar dari dalam vaginaku. Banyak juga sperma yang telah mengering di perut dan toketku.
“Sialan”, pikirku, “saya dikerjain deh”.

Kulihat Donny dan Rei hanya ketawa melihatku telanjang dengan bermandikan sperma itu. Rei bilang kalo dia bentar lagi mau pulang trus aku disuruhnya pake baju. Ketika bilang kalo aku mau merapikan diri, si Rei bilang itu ga perlu.

Aku pun langsung memakai baju yang tadi kukenakan dan mengikat rambutku kebelakang. Tanpa lupa pamitan ke Donny, aku dan Rei pun segera meninggalkan tempat itu. Masih banyak sekali sperma yang ada di dalam memekku saat aku di mobil Rei. Entah itu sperma Donny atau Rei tapi dengan jelas kurasakan sperma itu meleleh turun ke pahaku. Di dalam perjalanan menuju tempat Rei, aku hanya diam saja karena kelelahan. Ketika sampai di tempat hotel saya segera turun dari mobil dengan perasaan gudah gelisah bersalah dan menuju ke kamar.

Sejak hidup di LA, aku selalu suka dengan kehidupan malam. Pesta, diskotik ataupun pergaulan bebas. Akupun mulai merapikan rambut dan pakaianku. Kemudian, aku mulai membubuhkan make-up tipis di mukaku. Setalah selesai, aku pun mengendarai mobilku ke tempat Rei. Rei adalah anak orang kaya. Apartemenya yang terletak di daerah BH itu sangat mahal harganya. Aku pun memberhentikan mobilku di depan Liquor Store. Ketika aku turun dari mobil, banyak cowok bule yang melihat dan bersiul kepadaku. Saat itu aku hanya mengenakan rok pendek dan kaos putih ketat. Payudaraku yang berukuran 34 c itu pun tampil kian menggoda. Memang payudaraku cukup besar untuk orang seukuranku. Ketika aku sedang mencari cari liquor kesukaanku, Hp ku pun berbunyi lagi. Ketika kulihat nama Rei, aku segera menjawab. Hanya percakapan kecil yang terjadi, ternyata dia minta dibelikan beberapa botol bir. Aku pun segera mengambil sebotol XO dan 12 botol corona. Setelah membayar, aku pun segera mengemudikan mobilku ke tempat Rei. Dengan kemacetan LA aku pun tiba di tempat Rei setelah setengah jam di mobil. Rei pun menyambut ku dengan gembira. Ketika aku masuk, ternyata tidak ada seorang pun di situ selain aku dan Rei.

“Kok ga ada anak anak? Katanya mo pesta?” tanyaku keheranan.
“Ntar lagi juga pasti datang” jawabnya sambil tersenyum.
“Siapa aja sih?” kejarku.
“Cowok-cowok lah, 7 orang deh kayaknya.” katanya sambil berjalan ke dapur.
“Jadi gue cewek sendiri nih?” tanyaku keheranan.
Dengan santainya dia cuma menjawab “Yup, kenapa? Loe ga suka? Kan loe biasanya suka main keroyokan. Apalagi kalo ceweknya cuman loe sendiri.”
“Loe gila ya? loe bikin pesta buat cuman ngentotin gue rame rame?” tanyaku dengan kaget.
“Bukannya loe suka kayak gituan, apalagi barang mereka gede gede lagi. Tenang aja, dijamin puas” imbuhnya sambil ketawa nyengir.
Aku cuma diam saja. Rei memang sering nge-seks denganku, tapi kita tidak pacaran. Aku juga pernah nge-seks dengan Rei dan dua temannya. Tapi kali ini TUJUH orang. Aku takut tapi aku juga terangsang. Aku memang sangat suka menjadi pusat perhatian apalagi gangbang. Rei tau itu. Rei tau semua tentang aku. Tapi aku cuma tau sedikit tentang Rei. Dia sangat suka melihat cewek di entot rame rame.

“Kenapa? kok bengong?” tanya Rei sambil mengusap usap tangannya ke pantat kiriku.
“Ga kenapa kenapa kok” jawabku singkat.
Aku memang sudah biasa dengan kelakuan Rei. Tangan Rei yang tadi cuman memegang pantat kiriku, kini meremas remas pantatku dengan kerasnya.
“Udah lah Rei, siapin dulu donk makanan buat pestanya” kataku sambil menepis tangannya.
“Kok gitu sih? Ayo donk kan udah lama gue ga liat loe telanjang” katanya santai.
“Ya udah kalo loe mau, tapi siapin dulu donk makanannya. Habis itu kalo ada waktu gue mau mau aja. Gimana? Mau ga?” tanyaku menggoda.
“Hahaha. Kita cuma makan chips doank kok malem ini. Tuh chipsnya udah ada. Tinggal dibuka doank” katanya sambil memasang muka mesum.
“Iiih, benci gue ama loe” kataku sambil mencuekin muka mesum dia.
“Ya udah gue bikinin salad deh. Mau ga?”
“Bikin lah kalo loe mau” katanya singkat.

Ketika aku membuat salad di meja dapur, tangan tangan Rei menjelajahi pantatku. Aku yang sudah biasa dengan itu cuma mendesah desah kecil. Aku merasakan kedua tangannya mengangkat rok ku sampai ke pinggangku. Dia hanya bersiul ketika melihat pantatku yang penuh. Waktu itu aku memakai G-string jadi dia bisa melihat semuanya. “Auw” jeritku ketika Rei memukul pantatku sambil ketawa. Aku pun meneruskan mengaduk salad ketika dia menurunkan g-stringku sampai ke lantai. Aku segera mengangkat kakiku dan menendang g string itu ke belakang. Aku kira Rei akan segera memasukan penisnya ke dalama memekku, tetapi dia hanya menurunkan rok ku dan merapikannya.

Aku terheran heran ketika dia melakukan itu tapi aku tidak mengatakannya. Kini tangan Rei mulai meraba raba dan meremas payudaraku sambil mulutnya menciumi leherku. Aku hanya melenguh kecil ketika dia meremas payudaraku dengan agak keras. Aku memberhentikan kerjaanku dan mencoba menikmati rangsangan Rei. Rei pun mulai melepas baju ketatku. Rei hanya diam ketika dia melihat tubuhku yang setengah telanjang. Aku yang sudah sangat terangsang mulai memijit mijit penis Rei dari luar celananya. Rei pun melenguh keenakan ketika aku remas remas dan kukocok penisnya perlahan. Rei tidak diam saja, dia langsung melepas behaku dan melemparkannya. Aku yang hanya memakai rok mencoba membuka baju Rei. Tapi Rei cuman menepis tanganku. Rei pun ketawa ketika melihatku kebingungan. Rei pun mulai membungkuk dan mengambil beha dan g stringku yang berserakan di lantai. Kemudian dia berjalan ke kamarnya meninggalkan aku yang kebingungan dan sangat terangsang. Ketika aku tersadar bahwa payudaraku terpampang bebas, aku pun kembali mengenakan kaos putih ketatku. Aku merasa kalau putingku tercetak jelas dengan baju itu. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Rei pun kembali ke dapur dan kulihat bahwa beha dan g stringku telah dia sembunyikan.

“Boleh juga toket loe, lebih keliatan gede lho” katanya sambil meremas remas toketku.
“Mau loe apa sih Rei? Mau ngentot ga sih loe?” tanyaku sudah tidak sabar.
“Oh, loe mau ngentot?” tanya nya dengan muka sok innocent.
Aku pun menjadi malu sendiri. Belum sempat aku menjawab telpon apartement Rei berbunyi. Aku tau kalo teman temannya sudah ada di luar. Mereka cuma minta dibukain pintu saja.
“Nih kalo loe mau ngentot, mending loe sekarang emut kontol gue sampe gue keluar” tantangnya
“Ada tamu Rei” kataku sambil kebingungan.
Rei pun segera memencet tombol untuk membuka pintu apartemen. Apartemen Rei ada di lantai 8.
“Masih ada waktu kok”, kata Rei sambil meringis, “ayo mau ga?”
“Ntar kalo mereka liat gimana?” kataku sambil melihat ke pintu.
“Cuek aja lah. Mereka juga udah tau kalo loe suka nge seks, apalagi gue udah kasih tau mereka kalo loe suka di gangbang. Udah nyerah aja, ntar juga loe pasti ngemut kontol mereka juga”.

Aku pun hanya diam dan berjongkok di depan dia. Tanganku mulai membuka resletingnya dan ku keluarkan penis dia yang terbilang besar itu. Tanpa ragu ragu, aku pun segera melahap batang itu dan menghisapnya. Rei hanya melenguh kecil sambil menjambak rambutku ketika aku memasukkan penisnya sampai masuk ke tenggorokanku. Aku memang pandai sekali memberi Deep Throat. Ketika aku memberi dia deep throat, Rei pun segera melenguh panjang dan menembakkan air maninya ke mulutku yang langsung kutelan. Aku memang suka menelan air mani cowok. Rei hanya tersenyum ketika aku menjilat jilat batangnya yang perlahan mengecil. Rei pun memasukan senjatanya kembali ke celananya dan aku hanya mengusap bibirku dengan tissue. Tak lama, Pintu apartemen Rei pun terbuka dan masuklah tujuh orang yang tidak aku kenal. Mereka semua berbadan bagus dan bertampang yang lebih dari biasa.
“Halo Rei, siapa tuh ceweknya?” tanya teman si Rei yang akhirnya kuketahui namanya Donny.
“Oh dia Cynthia, temen gue” Kata Rei santai “Kenalan sana”

Singkat kata, aku pun berkenalan dengan mereka semua. Aku tidak bisa mengingat nama mereka semua karena mereka terlalu banyak. Rei pun segera bercakap cakap dengan mereka sementara aku masih di dapur menyiapkan makanan. Ketika aku sedang mencari cari tempat buat chips, aku merasakan ada tangan yang memegang pantat ku. Aku kira itu tangan milik si Rei, jadi aku hanya diam dan meneruskan kerjaanku.

“Hmm, boleh juga pantat loe”
Ketika aku mendegar bahwa itu bukan suara Rei aku pun kaget dan segera menepis tangan itu.
“Pinter juga si Rei kalo cari cewek” ternyata itu si Donny.
“Udah ga usah sok jual mahal, Rei udah ngomong kalo loe itu suka seks” imbuhnya.
Aku sangat sakit kaget ketika dia ngomong secara terus terang. Aku hanya diam saja sambil menunduk malu.
“Loe tau kenapa loe di sini?” tanyanya lagi.
Aku hanya menggelengkan kepala saja.
“Loe itu di sini buat muasin kita kita. Mending loe sekarang ikutin aja apa yang aku bilang ato loe bakalan diperkosa rame rame ama mereka.” katanya mengancam.
Aku yang tidak punya pilihan lain hanya mengangguk menurut.
“Hehehehe… bagus. Sekarang loe temenin mereka ngobrol trus gue bakalan siapin minumannya.” suruhnya.

Aku pun hanya mengangguk dan mengambil salad yang tadi aku buat. Ternyata mereka lagi berjudi. Aku tidak tau apa yang mereka mainkan tapi mereka menyuruhku duduk dan ikut main. Mereka pun segera menjelaskan peraturannya. Aku baru tau kalo mereka itu bermain poker, tapi yang menang bisa menyuruh salah satu dari yang kalah untuk melepas baju. Aku pun mengiyakan aja meskipun aku tau kalo aku kalah dua kali maka aku akan telanjang bulat. Aku pun tersadar, jadi ini maksud Rei mengambil beha dan g stringku. Aku hanya melirik ke Rei yang tersenyum kemengangan. Tak lama, Donny pun datang membawa minuman. Dia memberiku sebotol corona yang tadi kubeli dan kuminum pelan pelan. Ketika ronde pertama di mulai, mereka pun segera dengan cepatnya mengatur kartu mereka. Aku yang tidak tau apa apa, cuma melihat kartuku dan meminum coronaku. Aku merasa bahwa salah satu dari mereka menang, mereka pasti akan menyuruhku membuka bajuku.

Ternyata benar, aku tidak tau apa nama kartuku tetapi meraka ngomong kalo aku kalah. Maka salah satu dari mereka menyuruhku melepas bajuku. Ketika aku membuka bajuku, mereka hanya berkomentar tentang toketku yang besar itu. Aku yang setengah telanjang hanya menunduk malu dan menutupi putingku dengan tanganku. Tak lama kemudian, mereka memulai ronde yang kedua. Aku merasa bahwa muka dan badanku mulai memanas, aku tidak tau apakah itu reaksi dari bir atau sorotan sorotan mereka. Aku yang mulai merasa canggung, mulai meminum birku sampai habis. Tak lama kemudian, ronde ke dua berakhir dengan melayangnya rok ku. Memekku yang tak berambut itu sudah tidak tertutupi apa apa. Aku merasa memekku mulai gatal, dan aku tersadar kalo Donny telah mencampurkan obat perangsang ke dalam bir ku. Aku yang sudah tidak bisa menahan gatalnya mulai menggesek gesekkan pahaku.

“Hehehehehe, terangsang ya cyn?” tanya si Rei dengan santainya.
Aku cuma diam saja dan menunduk.
“Kalo mau ngerasain kontol kita kita bilang aja Cyn” imbuhnya.
Aku sangat malu, tapi aku juga terangsang dengan hebatnya. Aku yang masih menggesek gesekan pahaku tanpa sadar mengeluh terangsang. Mereka cuma tertawa melihatku seperti itu.
Aku pun berkata ke Rei “Rei, please masukin kontol loe”.
Mereka yang mendengar itu hanya tertawa dan mulai mengeluarkan kontolnya.
Rei pun menjawab “Kalo loe mau dientot, loe ngomong ama mereka semua, jangan cuma gue doank. Ntar yang lain kan iri” katanya mengejek.
“Pls entot gue, gue udah ga tahan lagi” kataku sambil merangkak ke salah satu dari mereka dan mulai meremas remas kontolnya.
Mereka hanya ketawa dan memanggilku “maniak seks”, “cewek gila kontol” dan lain lain nya.

Aku pun segera memasukan kontol yang kupegang itu ke mulutku. Kumulai dengan mencium kepala kontolnya dan menjilat jilat batangnya yang sudah tegang. Empunya kontol itu pun segera mengeluh tertahan dan memegang kepalaku dan memaksaku memasukan kontolnya yang panjang itu ke mulutku. Aku hanya memejamkan mata ketika aku merasakan kontol lain menerobos dinding vaginaku. “Ooh”, lenguhku tertahan. Seseorang yang mengentotku dari belakang itu segera memaju-mundurkan kontolnya di memekku. Aku merasa kalo tiap kali dia mendorong pantatnya, kepala kontolnya menyentuh dinding rahimku. Salah seorang dari mereka memukul pantatku hingga merah dan memasukan salah satu jarinya ke dalam anusku. Aku pun hanya melenguh keenakan. Ketika aku masih keenakan merasakan jari di anusku, kontol yang ada di mulutku segera menyemprotkan air maninya dan langsung kutelan. Aku pun mulai menjilati kontol itu dengan maksud membersihkannya. Cowok yang kujilati kontolnya itu hanya tersenyum dan meremas toketku.

Dengan tiba tiba, cowok yang memompaku dari belakang menarik kontolnya. Aku yang masih belum keluar menoleh dengan protes tapi kulihat kalo itu ternyata si Donny yang memompaku dan Donny hanya berdiri dan meninggalkanku sambil tersenyum. Dia pun menyuruhku untuk menungging dengan tangan di meja makan. Aku pun menurut saja. Ketika aku sudah dalam posisi menungging, Donny pun dengan kasarnya memasukkan kontolnya di anusku. Aku pun menjerit menahan sakit yang luar biasa itu. Setelah dua menit kesakitan, aku pun mulai merasa nikmatnya anal seks. Aku pun segera mengikuti irama Donny, dan Donny pun segera mengangkat kedua pahaku dengan kontol yang masih di anusku. Aku pun tidak punya pilihan lain selain bersandar kebelakang supaya tidak jatuh. Donny dengan pelannya menaik turunkan tubuhku sambil memutar badannya. Maka memekku pun terpampang dengan jelas ke cowok cowok yang laen. Aku sangat kaget ketika aku melihat si Rei merekam kejadian itu dan temannya memfotoku.

Tapi, kenikmatan yang aku dapatkan dari Donny menelan kekagetanku dan membuatku orgasme. Aku segera menggerang gerang keenakan sambil memilin milin puting kananku. Aku merasa ada cairan vaginaku yang menetes keluar. Kemudian, aku merasa si Donny mulai mempercepat kocokannya di anusku. Aku yang takut jatuh segera menyenderkan tubuhku ke belakang dan membiarkan toketku meloncat loncat dengan bebas. Aku pun juga melihat lampu lampu flash kamera yang mengabadikan kejadian itu. Donny pun segera menjatuhkan tubuhku di kasur yang sudah disiapkan cowok cowok lain di ruang tamu. Aku jatuh dengan telungkup dengan kontol yang masih di anusku. Dengan cepatnya, si Donny mencabut kontol itu dan segera mengeluarkan spermanya di dalam gelas wine yang bening. Aku yang kelelahan cuma melihat itu dengan penuh tanda tanya.

Belum sempat aku mengatur nafas, Donny menyuruhku menjilati kontolnya sampai bersih. Aku menjilati kontol itu dengan perasaan yang jijik. Kemudian salah satu dari mereka segera mengangkatku dan memasukkan kontolnya ke memekku. Aku pun cuma melenguh tertahan. Cowok itu segera memaju mundurkan kontolnya dengan aku keadaan berdiri. Aku hanya bisa berteriak teriak kecil karena kontol itu sangat besar diameternya. Aku merasa ada kontol laen yang menerobos anusku. Aku merasa seperti sandwich karena diapit kedua cowok besar itu. Tak lama kemudian aku pun orgasme lagi dan lagi. Tiap kali mereka mau keluar, mereka segera mencabut kontolnya dan mengeluar kan air mani merek di dalam gelas wine. Aku masih bingung dengan itu, tapi ketiga orang yang belom mengentotku segera mengeroyokku. Ada yang memasukkan kontolnya ke memekku, ke mulutku ataupun mengentot toketku. Aku sudah seperti di dalam sorga dunia.

Aku tidak tahu sudah berapa kali aku orgasme malam itu. Mereka mengentotku dengan nonstop. Selalu ada kontol yang mengisi vaginaku. Ketika mereka semua sudah selesai mengentotku, mereka menaruhku di sofa dengan kepala di bawah. Aku sudah tidak tahu apa yang terjadi tapi dengan samar samar aku lihat Donny memasukan leher botol bir yang masih penuh isinya ke vaginaku. Aku pun segera terasadar dengan adanya benda dingin di vaginaku, tapi aku sudah terlalu capek untuk berontak. Aku hanya bisa melihat Donny menaik turunkan botol itu di vaginaku. Kemudian, aku merasakan bir yang meleleh turun dari vaginaku ke toketku. Kemudian, Donny segera menarik botol bir itu dan menyuruhku membuka bibir memekku dengan tanganku. Akupun hanya menurut saja. Kemudian, aku melihati Donny memasukan sedotan ke dalam memekku yang penuh dengan bir dan dengan segera aku merasakan bir itu disedot oleh Donny dan ditelannya. Mereka semua tertawa ketika melihatku melenguh menandakan aku orgasme lagi. Aku yang sudah terlalu capek, mulai merangkak ke atas kasur di lantai ruang tamu dan aku pun tertidur.

Keesokan paginya, aku pun terbangun dengan sebuah mentimun di memekku. Aku kebingungan dan aku lihat cowok cowok itu sudah tertidur dengan lelapnya di sebelahku dan di sofa. Aku pun segera mengeluarkan mentimun itu dari memekku. Ketika aku bangun, aku baru merasakan panasnya anusku dan sakitnya memekku. Dengan sedikit tertatih aku berjalan mencari baju baju ku. Aku menemukan kaos putihku dan rok ku yang langsung kukenakan. Akupun berjalan ke arah kamar mandi untuk merapikan diri. Ketika aku sedang menyisir rambutku yang acak acakan, pintu kamar mandi terbuka dengan tiba tiba dan aku lihat Donny menyeruak masuk. Aku cuma melihat apa yang bakalan dia lakuin. Tak kuduga, dia dengan tanpa malu mulai kencing dengan enaknnya. Aku yang melihat itu hanya menggelengkan kepala dengan jijik. Setelah aku selesai menyisir rambutku, aku segera keluar secepat mungkin dari kamar mandi itu sebelum si Donny menyuruhku berbuat yang macam macam.

Aku pun segera mencari dompet dan kunci mobilku ketika Rei memegang tanganku dan menyuruhku minum pregnancy pil. Rei menyuguhkan pil itu dan segelas air putih yang langsung kuminum.
“Hebat juga lo Cyn semalem” pujinya
“Sakit semua nih Rei” jawabku sambil meringis “Gue pulang dulu ya capek nih”
“Ya udah tapi minum ini dulu ya?” katanya sambil menyogorkan gelas yang penuh dengan sperma “gue tau loe pasti suka”
“Aduh Rei gue laper banget, dari kemaren malem gue blom makan” jawabku mengiba.
“Enggak, minum dulu baru boleh pulang. Udah lah cepet minum” tegasnya.
“Iih maksa banget sih” gerutuku.

Rei pun segera mengambil video camnya dan menyuruhku bergaya seolah olah aku menikmati minum sperma. Aku pun hanya tersenyum sambil menegak habis sperma itu.
Rei pun tersenyum dan berkata “Mulai hari ini kalo loe ke mana mana usahain jangan pake beha ato celana dalem, ok? jadi ntar kalo gue kepengen ngentot, cuma tinggal masukin doank” katanya sambil ketawa.
“Gila loe” umpatku sambil ngeloyor pergi.









No comments:

Post a Comment