Thursday, June 14, 2012

Rejeki sapa yg mao nolak..

Satu lagi kisahku yang berkaitan dengan isteriku adalah ketika akuharus ke Menado untuk suatu urusan. Biasanya aku tak pernah mampirkerumah keluarga isteriku yang memangnya berasal dari sana, tetapi kaliini aku terpaksa harus mampir ke Amurang karena isteriku menitipkanbeberapa barang untuk adik dan kakaknya disana. Setelah selesaiurusanku dikota Manado, maka aku segera memanggil taksi untuk keAmurang yang letaknya cukup jauh dari kota Manado. Aku sebenarnyakepengen menginap di Manado saja karena disana ceweknya hebat hebatdan menyenangkan, tetapi karena aku harus ke Amurang, maka aku putuskanuntuk menginap disana saja, tokh aku tahu kalau rumah keluargaku cukupbesar disana dan aku bisa menempati paviliunnya yang sangatmenyenangkan.

Aku sampai di Amurang sekitar jam 4 sore, dirumah akudisambut oleh mertuaku, Elsa kakak isteriku serta Vera adik isteriku.Aku menatap wajah ketiga orang ini dengan pikiran yang melayang layang,karena sejujurnya saja baik itu ibu mertuaku, kakak iparku maupun adikiparku semuanya cantik dan mempunyai keseksiannya sendiri sendiri.Mereka tanpa canggung memelukku serta menciumiku seperti biasanya orangyang kangen. Tetapi aku jadi cekot cekot sendiri. Bayangkan, meskipunmertuaku sudah hampir 55 tahun, tetapi badannya masih montok denganbuah dada yang benar benar hebat ditambah lagi wajah yang cantik, kalauEvie kakak iparku wajahnya kalem khas Manado, tetapi bentuk badannyabenar benar ideal karena tinggi langsing dengan buah dada dan pinggulyang tak terlalu besar, kulitnya bersih dan bibirnya selalu tersenyum,berbeda sekali dengan adik iparku Vera yang wajahnya seksi dengan tubuhyang pendek dan padat ditambah buah dada yang montok hampir hampir taksesuai dengan badannya yang kecil itu. Aku jadi bertanya tanya apakahVera masih perawan, karena badannya begitu subur.

Kami masuk kerumah bersama sama, Ibu mertuaku merangkul aku denganmesra sehingga dapat kurasakan buah dadanya menempel ketat dilenganku.Aku jadi nggak karu karuan, apalagi ketika kuperhatikan Vera, roknyayang tipis menyebabkan pantatnya yang memakai celana dalam kecil ituterbayang nyata dihadapanku. Benar benar membuat jakunku turun naik.Aku memang menyadari sejak dulu bahwa keluarga isteriku semuanyacantik, tetapi aku tak pernah menduga bahwa aku dihadapkan pada suasanaseperti ini, aku sudah merasakan bahwa malam ini aku akan mendapatsantapan yang lezat, entah yang mana tetapi aku pasti akan main dengansalah satu dari mereka atau bahkan dengan ketiganya, karena ibumertuaku sendiri juga masih "layak dinikmati"

Dalam kamar aku berusaha untuk tidur sejenak karena memang tubuhkupenat sekali, aku mencoba untuk tidur barang satu jam agar supaya nantibisa keluar makan malam dengan keluargaku semuanya. Tetapi entah berapalama aku tertidur karena ketika aku bangun kulihat diluar sudah gelapdan tak seorangpun yang berani membangunkan aku. Dengan tergesa gesaaku mengambil handukku dan pergi mandi. Tak kulihat seorangpun dirumah,entah kemana semua, tetapi ketika aku mendekati kamar mandi kudengansuara deburan air serta nyanyian wanita yang sayup sayup. Dari suaranyakukira itu suara ibu mertuaku. Benar saja ketika kuketuk pintunya ibumertuakulah yang menjawab. Kutunggu dimuka pintu dan tak lama kemudiankeluarlah mertuaku dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yangdilibatkan dibadannya. Aku terpana menyaksikan sembulan buah dadamertuaku yang menonjol dari balik handuk yang dipakainya itu, apalagiketika mertuaku mengambil pakaian yang ditaruhnya digantungan maka akudapat melihat bulu ketiaknya yang lebat dan hitam itu. Secara otomatisaku melihat keantara selangkangannya sayang tertutup dengan handuk yangsedikit menutupi pangkal pahanya itu. Dengan nekad aku sengajamenjatuhkan handukku dan ketika mengambilnya aku melirik kepangkal pahamertuaku, benar saja, kulihat kerimbunan jembutnya yang masih basahdengan air. Entah mengerti atau tidak, tetapi mertuaku hanya tersenyummelihatku. Aku segera masuk kekamar mandi dan mulai mandi. Pikirankuyang ngeres menyebabkan ******ku jadi ngaceng nggak karu karuan.Kupercepat mandiku dengan harapan aku bisa nyamperin mertuaku yangkuharapkan masih belum berganti pakaian.

Kusambar handuk, kubiarkan bajuku tergantung dikamar mandi dan akusetengah berlari menuju kekamar mertuaku untuk menjalankan tipumuslihatku. Dengan hanya memakai handuk saja aku berhenti sejenakdidepan kamar mertuaku, aku menarik nafas panjang dan tanpa mengetukaku masuk kekamar itu. Benar saja kulihat mertuaku telanjang bulatdidepan kaca sambil menyisir rambutnya yang panjang. Mataku terbeliakmelihat buah dada serta jembut mertuaku yang amit amit tebalnya itu.Mertuaku menjerit kaget, danmenoleh kearahku, wajahnya merah padam,tetapi tak sedikitpun ia berusaha untuk menutupi nonoknya ataupunsusunya. Dengan wajah yang kubuat serius aku meminta tolong mertuakuuntuk melihat ******ku yang kukatakan digigit semut, memang tadisengaja aku mencari semut merah didepan kamar mandi dan kugigitkankebatang ******ku sehingga ******ku jadi bintul kena sengat semut kecilitu. Ketika melihat aku menyodorkan ******ku yang seperti anak kucingbesarnya itu mertuaku jadi terpana, dia tak bisa berkata apa apa namunkuperhatikan matanya terus melekat memandang ******ku itu. Mertuakumengambil duster dan memakainya untuk kemudian mengambil obat gosokdan mendekati aku. Dengan agak gemetar mertuaku mendekat dan dipegangnya ******ku untuk melihat bagian yang digigit semut itu. " AduhRoy, ngana ini kok ada ada saja sih, untung nih Evie dan Vera lagi keluar, kalaunggak kan Mamie jadi nggak enak ya, sini Mamie kasih minyak gosok biarnggak sakit" Aku merasakan sentuhan tangan mertuaku yang dingin sekali,kurasa kalau dia masih sungkan atau takut karena kenekadanku ini.Setelah membubuhkan minyak gosok, mertuaku mau berdiri, tetapi akusengaja bilang " Mamie masih sakit nih, tolong dong dipijit pijit biarnggak terasa sakitnya. Mertuaku tertawa geli dan menyuruh aku dudukdikursi panjang yang ada dikamar itu, setelah aku duduk mertuakupunduduk disampingku dan tangannya mulai memijit mijit bagian ******kuyang sakit itu. Tapi dasar ******ku memang kurang ajar, begitu dipijitsedikit langsung saja dia ngaceng dan berdiri tegak lurus. Mertuakudengan setengah berbisik berkata " Roy ngana punya barang kok galaksekali ya " Aku diam aja karena aku juga merasakan sentuhan buah dada mertuaku yang menyenggol lenganku. Tanpa ragu ragu aku membetulkantangan mertuaku agar supaya memegang ******ku dengan lebih tepat. Tibatiba saja mertuaku melepaskan tangannya dan sambil tertawa menyuruh akukeluar dari kamarnya " Ayo Roy, itu sudah sembuh sekarang ngana keluar" Aku yang sudah bernafsu yakin bahwa mertuaku sebenarnya juga kepengenmerasakan ******ku ini, tetapi mungkin dia kuatir sehingga dia menyuruhaku keluar. Karena itu tanpa bicara ba atau bu langsung saja kuterkammertuaku dan kutarik dusternya sehingga kami sama sama telanjang bulat.Langsung aku menciumi bukit nonoknya yang penuh dengan jembut keritingitu sementara tanganku dengan terlatih memilin milin puting susumertuaku. Mertuaku berusaha untuk memberontak dan mendorong kepalaku,meskipun aku tahu itu tidak dengan sungguh hati, dan justru karenagerakannya itu paha mertuaku jadi terkuak yang menyebabkan aku mudahuntuk menyelipkan bibirku keliang nonoknya. Sekali lidahku menyentuhitilnya, mertuaku langsung ambruk dan terlentang diatas kursi panjangtanpa berdaya apa apa. Matanya terpejam sambil menggigit bibir, menahanrasa geli yang aku berikan. Tanpa menunggu lama, aku langsungmengarahkan ******ku keliang nonok mertuaku dan sekali kedut ******kulangsung amblas, begitu aku menggerakkan ******ku, mertuaku langsungmerangkul aku dan menggigit pundakku dengan keras sekali, kedua kakinyadiangkat tinggi dan dijepitkan pada pinggangku. Kurasakan nonokmertuaku sudah longgar, tetapi untuk ukuran ******ku yang over sizeini, maka nonok seperti ini cocok sekali rasanya, karena kalau terlalusempit justru membuat aku cepat finish. Benar saja justru beberapa saatkemudian mertuaku yang berkelojotan merasakan nikmatnya gesekan******ku dan mencapai kepuasannya. Aku tak merasakan perihnya gigitanmertuaku pada pundakku karena aku sedang asyik memacu ******ku untukmengejar ketinggalanku, ketika kurasakan air maniku sudah hampirmenyemprot keluar, kurasakan nonok mertuaku sepertinya makin menjepit******ku sehingga aku jadi melenguh panjang dan semprotan demisemprotan air maniku memancar keluar memenuhi liang nonok mertuaku.Baru saja aku menikmati empotan nonok mertuaku yang khas itu, tiba tibasaja mertuaku mendorong badanku sambil berkata " Roy, ngana nekadsekali, bagaimana kalau kelihatan anak anak yang lain, Mamie bisa matiberdiri" Aku hanya menyeringai, kusambar handukku dan aku segera keluarmenuju kamar mandi lagi. Kucuci ******ku yang penuh lendir dan segerakeluar dari kamar mandi. Benar benar aku merasakan petualangan yanghebat, karena aku tak pernah menyangka bahwa aku dapat mencicipi tubuhmertuaku yang begitu padat dan seksi serta benar benar berpengalaman membuat pria merasakan kenikmatan yang sejati. Aku tahu bahwa dari caramertuaku menikmati persetubuhan tadi, dia sudah lama tak pernahmerasakan ****** pria, tetapi aku yakin hal itu tak berarti dia takpernah merasakannya semenjak mertua laki lakiku meninggal. Pasti adasatu atau dua pria yang mengisi kesepiannya dengan memberikankehangatan seks. Aku sendiri sebenarnya masih belum puas denganpermainan tadi, karena dengan tubuh seperti mertuaku itu, rasanya akumasih mampu mendayung dua tiga kali lagi, tetapi apa mau dikata,mertuaku kuatir kalau diketahui orang. Ketika aku lewat kamar mertuaku,kulihat kamar itu tertutup rapat, sebenarnya aku ingin mengetuknya,tetapi saat itu kulihat Evie berjalan kearahku, sehingga akumengurungkan niatku itu. Evie tersenyum melihatku,"kenapa ngana kokbaru mandi Roy ?" aku jawab kalau aku ketiduran karena terlalu lelah.Evie tersenyum manis yang membuat jantungku berdegup keras, senyumanitu benar benar merangsang dan penuh isyarat undangan yang dapatkutangkap. Sesampai dikamar, aku berbaring dulu ditempat tidur,disamping untuk relax, aku juga memikirkan Evie kakak iparku yang cakepitu. Kalau dilihat dari wajahnya sih memang cantik isteriku yang jugaadiknya, tetapi kalau badannya, isteriku bukan apa apa dibandingkanEvie yang lebih mirip mamienya itu. Kubayangkan, apakah mungkin malamini rejekiku bertumpuk tumpuk sehingga bisa menyantap ketiga wanitayang ada dirumah ini, memikirkan hal ini aku jadi tersenyum sendiri.Aku berpikiran bahwa ketiga perempuan dirumah ini memang kelihatannyanafsunya gede, aku bandingkan mertuaku dengan isteriku yang jugaanaknya, tidak jauh berbeda nafsunya. Entah kalau si Evie atau Vera,tetapi aku berani bertaruh bahwa mereka itu juga hebat........

----------

Sedang asyiknya aku melamun, kudengar ketukan pelan dipintu kamarku,aku melompat dari tempat tidurku membenahi handukku dan membuka pintuitu. Kulihat Evie dimuka pintu sambil tersenyum dia berkata " Roy ayongana makan dulu, biar nggak letih itu badan" Aku menyahut "nggak duludeh Ev, gimana kalau kita omong omong saja dulu disini, nanti kitamakan sama sama ya" Evie tak menyahut, tetapi dia langsung masuk danaku dengan acuh tak acuh menutup pintu itu. Jantungku berdegupkeras,"ini dia dapat lagi satu santapan". bagiku Evie bukan sekedarmerangsangku karena tubuhnya, tetapi aku lebih tertarik karena diaadalah kakak isteriku seperti aku juga tertarik pada mertuaku sendiriyang ternyata juga mau main dengan menantunya itu. Karena kursi dikamaritu hanya satu, maka agar supaya Evie duduk diatas tempat tidurku, makaaku cepat cepat duduk dikursi yang cuma satu itu. Benar saja, Eviesetelah menoleh kiri kanan dan tak menemukan tempat duduk maka diaduduk diatas tempat tidurku. Dengan hanya memakai handuk aku mengajakEvie berbicara sementara mataku memperhatikan Evie yang memakai dustertanpa lengan itu. Kalau kuperhatikan, Evie tampaknya tak memakai beha,aku hanya ingin dia mengangkat tangannya agar aku bisa melihatketiaknya, apakah lebat seperti isteriku dan juga mamanya ataukahbersih yang kurang kusukai itu. Evie menanyaiku keadaan Jakarta, jugabagaimana keadaan Novie isteriku disana. Aku bercerita panjang lebartentang keadaan keluarga di Jakarta, juga aku ceritakan tentang Vickyadik laki laki satu satunya yang juga membantu perusahaanku di Jakarta.Pembicaraan kami jadi makin serius ketika aku mulai menanyakankeberadaan bung Denny, suami Evie. Denny seorang dokter yang gantengdan baik sekali, sayangnya sampai saat ini mereka belum dikaruniai anakseorangpun, entah siapa yang salah. Ketika kutanyakan dimana bungDenny, Evie menjawab kalau Denny sedang dinas kedaerah untuk beberapa hari. Hal ini membuatku gembira karena berarti kesempatanku makin besaruntuk menikmati Evie. "Eviekenapa sih kok belum punya anak juga, apamemang dicegah ?" Evie tersenyum simpul saja katanya "Bagaimana maupunya anak, kalau produksinya jarang jarang" Aku tersenyum dan dengansantai aku bercerita tentang hubunganku dengan Novie isteriku dalam halseks. Kuceritakan betapa Novie hampir setiap malam mengajakku untukmain, belum lagi hobby Novie yang senang posisi macam macam. Evie hanyamenyeringai saja mendengar ceritaku yang seram itu, aku yakin kalau diaterangsang mendengarnya. "Roy, kenapa sih Novie kok demikian gedenafsunya, apa kamu kasih minum obat ya?" Aku jawab enteng, "enggak tuh,tapi biasanya, perempuan yang bulunya lebat, itu nafsunya juga gede"Evie terkikik mendengar jawabku itu, aku langsung bertanya lagi "apakah Evie juga lebat bulunya, kasih lihat dong !" Evie dengan terustertawa geli balas bertanya "bulu apa Roy ?" Kujawab "bagaimana denganbulu ketiak Evie ?" Evie dengan malu malu mengangkat lengannya yangputih bersih itu sehingga aku bisa melihat ketiaknya yang penuh denganrambut hitam keriting itu. Aku bergaya tenang saja, padahal hatiku dagdig dug melihat ketiak yang lebatnya melebihi ketiak isteriku bahkanlebih lebat dari ketiak mertuaku tadi. Sambil mengatur suaraku agar takkentara kalau aku nervous aku berkata lagi "waduh Evie, nafsumu pastisegede nafsu Novie, malah bisa bisa kamu lebih gede lagi, kalau bungDenny nggak punya modal yang hebat, pasti rontok deh sama kamu" "Apakahbarangnya Denny gede dan mainnya kuat Ev ? Evie tak menjawab malahanbertanya "kalau Roy gimana ?" Inilah pertanyaan yang aku tunggu tunggulangsung saja kujawab "kalau aku sih minimal dua kali semalam ya masihOK, karena barangku cukup besaruntuk membuat Novie puas dalam waktuyang relatif singkat" Saat itu dengan sengaja kusingkap handukku hingga******ku yang sudah setengah ngaceng itu dapat dilihat dengan nyataoleh Evie. Evie menjerit lirih melihat ******ku itu, katanya " aduh Roymasukkan deh, aku ngeri habis gede sekali sih" Aku tertawa saja, tanpaberusaha untuk menutup handukku lagi, malah aku bertanya : "kalau punyaDenny seberapa Ev ? Evie menjawab "pokoknya nggak segede punya kamudeh" "Ah nggak apa apa Ev, Noviepun aku rasa susunya tak semontokkepunyaanmu, pasti Denny senang karenapunya isteri yang susunya gede""Coba aku lihat Ev, sebentar saja" Evie tertawa tawa malu namundibukanya kancing dusternya bagian atas sehingga terbukalah buahdadanya yang putih mulus tanpabeha itu. Benar benar besar dan padatsekali, pentilnya coklat muda dan dibeberapa tempat kulihat masih adabekas gigitan yang berwarna merah. Aku berdiri dan mendekati Evie,kataku "aduh Evie, susumu bagus sekali, aku kepengen memegangnya ya"tanpa menunggu aku sudah meremas buah dada yang montok itu, sementarakarena tadi handukku terlepas, maka ketika aku berdiri aku sudah takmemakai apa apa lagi. Sengaja kupepetkan badanku ketubuh Evie sehinggasementara tanganku meremas susu Evie, ******ku yang panjang itumenggeser geser lengan Evie. Evie hanya diam saja merasakan remasan danpelintiran jariku pada putingnya. Bahkan dia berkata "Roy aku bolehpegang barangmu ya!" Aku tak menjawab, hanya ******ku kusorongkankearahnya, dengan gemas Evie balas meremas ******ku dan entah disengajaatau tidak Evie menarik ******ku sehingga aku terjerembab keatas tempattidur menimpa tubuhnya. Saat itu aku langsung memeluknya dan menciumbibirnya yang tebal dan menantang itu. Evie membalas ciumanku denganmenggigit bibir bawahku pelan pelan seperti dimamah. Aku membalasciuman Evie dengan menyelusupkan lidahku kedalam rongga mulutnya yangdibalas Evie dengan menghisap ujung lidahku itu.Benar benar jagoberciuman, sementara bibir kami bertautan, tanganku mulai mengembarakepaha Evie, kurasakan celana dalamnya menutupi bukit nonoknya, karenaitu pelan pelan kutarik celana dalam itu hingga terlepas, ketika kurababukit nonoknya aku merasakan kerimbunan yang sangat tebal. Ketikajariku berusaha mencari liang nonok Evie, aku berhasil menyentuh itilEvie yang sudah membengkak dan keras itu. Nonok Evie sudah licin dengancairan sehingga jariku dengan mudah menelusup kedalam liangnya yanghangat dan terus menerus mempermainkan itilnya itu. Saat itu Evieberbisik agar supaya aku mengunci pintu lebih dahulu. Dengan tergesagesa aku menuju pintu serta menguncinya. Kembali ketempat tidur kulihatEvie sudah membuka dusternya sehingga tubuhnya yang montok dan putihmulus itu terpampang dihadapanku. Kaki Evie sudah direntangkannyasendiri membuat liang nonoknya yang berwarna merah tua itu merekahberkilat karena lendir yang membasahinya. Aku tak mau lagi menungguterlalu lama, kuarahkan ******ku keliang nonoknya dan pelan pelankutusukkan keantara bibir nonok Evie, aku sengaja tak memasukkannya sekaligus karena aku kepengen Evie yang bereaksi menekan ******ku agarmasuk semuanya. Evie yang sudah bernafsu itu menekan pantatku sehinggaakhirnya ******ku amblas dalam liangnya. Begitu Evie merasakan ujung******ku sudah menyentuh leher rahimnya, dia langsung memutar mutarpantatnya seperti ayakan agar supaya ujung ******ku itu makin kuatmenggeser leher rahimnya. Kulihat mata Evie terpejam rapat, begitu jugabibirnya. Setiap kali dia merasakan kegelian pada nonoknya, Eviemerintih, aku dapat mengetahui hal ini karena setiap kali merasa geli,nonok Evie selalu mengejang. Ku biarkan saja Evie memuaskan dirinya,sementara aku asyik menciumi susunya yang montok itu, aku sama sekalitak berani menggigit susunya karena aku kuatir kalau bung Denny curiga.Merasa kurang puas dengan posisi dibawah, Evie mendorong tubuhku danmenyuruhku terlentang dengan posisi ******ku menjulang keatas, dengangemetar ia mengangkangi ******ku dan ditepatkannya ujung ******kukeantara bibir nonoknya, sambil tetap menggenggam ******ku, Evie pelanpelan menurunkan badannya sehingga ******ku tertelan oleh jepitannonoknya itu, tanpa sungkan sedikitpun Evie dengan penuh nafsu mulaimenaik turunkan pantatnya, matanya terpejam rapat dan susunyaterguncang guncang karena gerakan Evie yang cepat itu. Evie merintih "Ssst...Roy, barangmu rasanya mekar ya, aduh geli sekali Roy, aku taktahan lagi Roy...........! Gerakan Evie yang tadinya ritmis meskipuncepat itu mendadak jadi seperti tersendat sendat, Evie meremas sendiri susunya dan ".......aduh...... Roy, aku .kkkkkellluuuuuuaaarrrrr !Kurasakan nonok Evie mengejang seakan memijat batang ******ku yangmasih belum merasakan apa apa itu. Memang setelah sekali memuntahkansperma setelah main dengan mamie mertuaku, aku sekarang jadi agak kebalterhadap geli, jadi meskipun ******ku ngaceng dan siap tempur, tetapijustru spermaku yang tak mau keluar sehingga membuat aku jadi berangjuga. Setelah kulihat Evie berhenti bergerak dan menelungkup diatasdadaku, aku langsung menggulingkantubuhku sehingga sekarang Evie yangada dibawah lagi. Aku segera memompa lagi nonok Evie yang masih basahkuyup dengan lendir itu, aku tak perduli dengan suaranya yangberkecipakan itu. Keringatku bertetesan sementara pantatku terusbergerak untuk memompa sperma keujung ******ku. Evie berkali kalimerintih karena ia kembali mengalami orgasme, padahal aku belum apa apasama sekali. Karena kurasakan nonok Evie licin sekali, maka akumengeluarkan ******ku dan kubersihkannonok Evie dengan handukku agarlebih kering dan tidak terlalu menimbulkan suara, Evie hanya diam saja,dia benar benar sudah keok, tangannya terentang dan pahanya mengangkangsementara dispreiku penuh dengan bercak bercak lendir dari dalam nonokEvie. Ketika sudah cukup kering, kembali aku mengarahkan ******kukeliang nonok Evie, Evie sendiri membantuku dengan merentangkan liangnonoknya agar aku mudah untuk menyelipkan ******ku diantaranya.Mendadak saja, kami sama sama terperanjat karena dipintu terdengarketukan serta suara Vera yang memanggil namaku. Evie segera mendorongtubuhku dan mengambil dusternya, dengan tergopoh gopoh ia larikejendela dan melompat keluar dari jendela yang tertutup kerimbunanpohon pohon itu, sebelumnya masih sempat ia mencium serta menggigitbibirku sambil berpesan agar nanti malam aku datang kekamarnya. Akuhanya tersenyum......

----------

Setelah kulihat Evie sudah lenyap, aku segera memakai handukku lagi dan membuka pintu untuk Vera. Vera terkejut melihatwajahku yang merah padam serta tubuhku yang penuh keringat itu. Ia bertanya dengan pelan " kenapa ngana Roy ?" Kujawab kalau aku barusan berolahraga, tanpa kusuruh Vera masuk kedalam kamarku dan berkelilingmemeriksa kamarku itu, aku diam saja melihat tingkah adik iparku itu,ketika ia melihat bercak bercak dispreiku ia menoleh kearahku dan tersenyum " itu apa Roy ?" Aku agak gelagapan juga mendengar pertanyaanVera itu, aku terdiam dan tak menjawab sedang Vera sendiri juga takbertanya lagi, hanya matanya saja yang menatap tonjolan ******ku yangada dibalik handuk itu. Ketika kupersilahkan untuk duduk, Vera langsungduduk dikursi sambil berkata, "Roy ayo kita makan, Mamie menunggu"."Tunggu ya Roy mau ganti dulu ya !". Meskipun tahu kalau aku mau gantipakaian, Vera tetap saja duduk dikursi itu, aku jadi salah tingkah,apakah memang Vera ini juga doyan seperti yang lainnya ? Karena sudahdua kali mendapat green light, kali ini aku juga mau mencoba rejekiku,paling tidak aku bisa menunjukkan pada Vera ******ku yang seperti anakkucing itu, pasti dia tak akan pernah lupa sampai kapanpun. Denganpikiran seperti ini, aku langsung saja melepaskan handukku sehingga******ku yang masih ngaceng itu, langsung menyembul keluar. Meskipunposisiku agak jauh dan menyamping disisi Vera, tetapi aku yakin Veramelihat keadaanku yang telanjang itu,.Sengaja aku minta tolong Verauntuk mengambilkan parfumku yang ada dimeja, dengan tenang Veraberjalan kearahku sambil tersenyum senyum katanya "Roy barang nganamengerikan ya, kenapa dingin begini kok malahan berdiri ? Aku menjawabdengan cepat, " Dia berdiri karena melihat kamu yang tak pakai beha itu! Susu kamu membuat dia marah marah ! Vera tertawa menyeringai. Memangdari balik dusternya yang tipisjelas sekali kelihatan kalau Vera tidakmemakai beha, susunya besar dan padat sekali, bahkan pentilnyakelihatan menonjol. "Susu kamu besar sekali Ver, punya Novie tak adapa apanya dibanding punya kamu lho ! Vera hanya tertawa, malahan iasengaja membusungkan dadanya sambil berkata " Ia dong, ini kan Verarawat baik baik, setiap hari Vera massage biar montok dan kencang !Ketika Vera menyerahkan botol parfum itu, langsung saja kutangkaptangannya dan kutarik Vera sehingga susunya menempel didadaku yangtelanjang itu, Vera hanya tersenyum sambil memandangku, langsung sajaaku cium bibirnya yang merekah tipis itu. Vera dengan hangat membalasciumanku, sementara tangannya langsung saja sudah meremas ******ku.Ketika kuremas susu Vera, Vera malahan menyuruh aku membuka dusternya itu, ketika sudah kubuka, Vera langsung berjongkok dan mengulum******ku itu. Kuluman Vera benar benar ganas, dijilatinya ujung******ku serta dikulumnya ******ku sampai habis dan digigitnya pelanpelan. Aku yang sebenarnya sudah kebal selama permainan dengan Evietadi sekarang benar benar jadi keenakan. Cepat cepat kutarik ******kudan kudorong Vera ketempat tidur untuk langsung kusetubuhi, Vera mandahsaja ketika kudorong ketempat tidur, ketika kuturunkan celana dalamVera, aku terperangah karena tidak seperti mertuaku atau sepertikakaknya, Vera sama sekali tak berjembut, nonoknya licin, persisseperti bayi, ketika kubuka liang nonoknya, itilnya yang merah itukelihatan sudah membatu. Aku langsung naik keatas tempat tidur dankutindih Vera sambil mengarahkan ******ku keliang nonoknya itu. tetapiVera merangkulku sambil berbisik "Roy, ngana masih perawan, masukansaja dipantat ya " ! Aku terkejut lagi mendengar pengakuan Vera ini,Vera langsung mengganjal pantatnya dengan bantal sambil mengangkat
kedua pahanya tinggi tinggi. Kulihat nonok Vera memang masih rapatseperti garis, tetapi lubang pantatnya yang justru agak mengangamenanti coblosan ******ku. Langsung saja aku mendekatkan ******kukeantara kedua selangkangannya dan dengan tenang Vera menuntun ******ku
kearah liang pantatnya itu. Ketika sudah tepat arahnya, Vera menepukpundakku sementara matanya terpejam erat. Dengan pelan pelan kudorong******ku memasuki liang pantatVera, terasa peret sekali dan agak sulituntuk maju. Kulihat Vera agak menyeringai merasakan desakan ******kuyang besar itu diliangnya, tetapi dia malahan menekan pantatku agar******ku bisa masuk makin dalam. Dengan lancar akhirnya ******kubisamasuk semuanya, tanpa menunggu dua kali aku langsung menggoyangpantatku mendayung Vera. Vera dengan sigap menarik kepalaku danbibirku, dengan bibir yan bertautan aku terus merasakankenikmatan pantat Vera yang seret itu. Tanganku asyik meremas susu Verayang montok dan kenyal itu dengan penuh nafsu. Rasa nikmat yang kudapatbenar benar lain daripada yang lain, belum lagi rasa kuatir ketahuanoleh orang, karena sebenarnya aku kandiajak makan, menyebabkan nafsukumakin memuncak sehingga mendadak spermaku sudah menyemprot nyemprotdalam liang pantat Vera. Verasendiri menggigit bibirku, rupanya diajuga mencapai kenikmatannya dengan hanya berciuman dan diremas remassusunya. Ketika aku sudah merasa lega, langsung aku cabut ******ku danVera sendiri langsung memakai dusternya serta lari keluar kamarku tanpa
berkata apa apa lagi. Aku tertawa geli, tak kusangka bahwa seisi rumahini dapat kulahap dalam sekali jalan. Andaikan saja Novie ikut, berartiaku sekaligus akan menyantap empat orang........................... 

sumber:meremmelek.net

No comments:

Post a Comment