Wednesday, June 6, 2012

The Forbiden Love

Namaku Andika, seorang operator warnet disebuah daerah di Jakarta. Sudah cukup lama aku bekerja diwarnet ini, hampir sekitar 2 tahun. Selama itu juga diam - diam aku memendam rasa kepada seseorang, perasaan yg seharusnya tidak pernah ada. Tapi apa boleh buat, cinta memang tidak mengenal apapun. Bukannya sombong, tapi wajahku bisa dibilang lumayan laris dikalangan para gadis, tapi aku tak pernah merasakan ketertarikan pada mereka. Aku lebih menyukai wanita yang lebih tua dariku.

Seseorang yg aku puja itu ada Kak Marla, istri dari boss-ku. Kenapa aku memanggilnya Kak? Karena memang umurnya yg hanya beda 4 tahun dariku, boss-ku memang baru menikah 3 tahun, dan mempunyai 2 orang anak yg masih kecil. Marla bukanlah seseorang yg memang pantas untuk digoda, sikap Marla sangat santun, baik, dan sopan. Pakaiannya pun selalu tertutup, layaknya seorang istri dan ibu yg baik, tapi mungkin karena semua itulah aku jatuh cinta padanya.

Setiap hari, pukul 11.00 pagi Kak Marla mengantarkan makan siang untukku. Kak Marla dan Boss-ku tinggal tepat dibelakang warnet. Hal itu sangat menguntungkan bagiku, selain bisa menghemat uang makan, bisa mendapatkan makanan rumah yg enak buatan Kak Marla, dan yg paling penting aku bisa melihat wajah manis Kak Marla

"Makan Siang Dika..." sapa manis dan lembut dari Kak Marla.

"Em..Iya Kak, Terima Kasih Ya..." sambil kunikmati wajah pujaan hatiku ini

Dengan senyum manis dari bibirnya yg khas, dia pergi sambil lalu. Huff, aku semakin tidak bisa menahan perasaanku ini. Biarpun gajiku kecil, tapi kalau bisa bahagia seperti ini setiap hari, aku ikhlas, hahahaha. Tapi meskipun begitu, ada perasaan kecewa dalam hatiku, aku jatuh cinta kepada seseorang wanita yg sudah dimiliki orang lain. Kemungkinan untuk bisa mendapatkannya sangatlah kecil, belum lagi resiko yg lain.

Sebagai pelampiasan dari sayangku, aku selalu bersikap baik kepada anak2 Kak Marla. Aku sering mengajak jalan - jalan atau sekedar jajan makanan ringan diwarung. Saat ulang tahun, aq tak pernah luput memberikan hadiah. Khususnya si Dena, anak pertama dari Kak Marla yg baru berumur 2 tahun. Sedangkan adiknya baru lahir beberapa bulan lalu.

Matahari mulai tenggelam, shift jagaku pun berakhir. Kubersihkan warnet, rekap billing, lalu aku bersiap - siap pulang. Warnetku tidak terlalu besar, hanya ada 24 client, oleh karena itu hanya aku dan bossku sendirilah yg menjaga warnet ini selama dua tahun. Bossku bekerja disiang hari, jadi aku yg menjaga warnet diwaktu siang, dan saat malam sampai warnet tutup boss yg bertugas. Aku melangkah menuju pintu keluar warnet, tiba2 bossku memanggilku.

"Dika, Dika, Sini Sebentar.." panggil bossku

"Ya Bang? Ada Apa?" tanyaku heran

"Gini, Abang Ada Rencana, Tapi Butuh Pendapat Dari Kamu Dulu" jawabnya

"Rencana? Rencana Apa?" tanyaku

"Abang Kan Dapet Promosi Di Kantor, Disuruh Mengurus Kantor Cabang Di Surabaya. Ya Abang Jelas2 Berat Hatilah Ninggalin Anak 

Abang yg Masih Kecil, Tapi Ini Juga Buat Masa Depan Mereka Kan?" Curhat si Boss

"Ya, Tapi Bang Kasian Kak Marla Juga Kalau Abang Tinggal Ngurus Anak Sendirian. Apalagi Mereka Masih Kecil Gitu Pasti Repot 

Kan? Mending Abang Diskusi Sama Kak Marla Dulu Deh..." huff enak aja main tinggal2

"Udah, Dia Setuju dan Siap. Tapi Bukan Itu yg Jadi Masalah. Warnet Ini Dik, Warnet Ini Bakal Abang Serahin Tanggung Jawab 

Penuh Ke Kamu, dan Abang Mau Cari Operator Lain Buat Bantu Kamu Pas Malam" ungkap Boss

Astaga, sebuah tawaran yang ga bisa aku tolak. Bukan soal keuntungan dari warnet, tapi soal aku bisa bersama berdua dengan Kak Marla. Tanggung jawab penuh berarti aku boleh tinggal sesukaku diwarnet, tidak perlu mikirin biaya kos lagi.

Singkat cerita, dua minggu setelah itu Boss pergi. Aku pun mulai memegang tanggung jawab penuh atas warnet ini. Seorang operator baru pun telah mulai bekerja seminggu sebelumnya.Aku hanya bertugas sampai sore hari, malamnya aku tidur di warnet skaligus jaga - jaga.

Warnet tempatku ini memiliki dua tingkat, lantai atas kosong. Dari lantai atas, aku bisa melihat jelas kearah kamar Kak Marla. Entah kenapa hanya dengan memandang kamarnya, hatiku langsung berdetak kencang, membayangkan seandainya aku bisa masuk kekamar itu dan tidur berdua dengan Kak Marla.

Malam kian larut, sekitar pukul 11 malam, saatnya warnet tutup. Aku turun kebawah dan mengecheck keadaan warnet. Si operator malam sudah menutup pintu depan, aku lalu meminta uang billing hari ini, mengatarnya ke pintu depan dan mengunci rapat pintu warnet.

Aku berusaha untuk tidur, tapi entah mengapa hari ini berasa begitu panas. Aku terus memikirkan tentang Kak Marla yg tidur sendirian mulai malam ini, ingin rasanya aku mendekapnya dan menemaninya semalaman suntuk. Lalu munculah pikiran kotor diotakku, kenapa ga aku intip aja Kak Marla, si Boss lagi ga ada toh.

Dengan perlahan tapi pasti, aku berjalan menuju rumah tempat tinggal Kak Marla. Bisa dengan mudah aku kesana lewat pintu yg ada dibelakang warnet, aku berjalan merunduk melewati semak langsung menuju kearah jendela kamar Kak Marla. Sial, jendelanya tertutup rapat oleh tirai, aku segera mencari akal. Kuambil sebuah gantungan baju tidak terpakai yg tergeletak dekat tembok. Sial, berkali - kali aku coba namun tetap tidak terbuka. Benar - benar tertutup rapat.Dengan putus asa aku kembali melangkah menuju warnet, menahan rasa sedih dan kecewaku.

Hari - hari berlalu, tak terasa sebulan sudah semenjak kepergian bossku. Sebulan ini juga aku terus memperhatikan Kak Marla. Namun, impianku itu tidak pernah bisa terwujud, semua hanya bisa aku pendam sendiri. Ujung - ujungnya, kulampiaskan hasratku sendiri, dengan melihat foto Kak Marla yg tersimpan dalam hardisk server. Aku sadar mulai hilang kendali dan gila, tapi sungguh aku sangatlah mencintai Kak Marla. Malam kian larut, warnet pun aku tutup. Kusapu warnet, itu memang tugasku, tiba - tiba seseorang mengetuk pintu belakang. Aku berjalan kearah pintu itu, saat aku buka, sebuah kejutan yg luar biasa. Ya, Kak Marla.

"eemm, sory Dika lg repot ya?" tanya Kak Marla kepadaku
"hahaha, ga kok kak, lagi beres2 aja nih, biasa kerjaan harian" jawabku malu - malu
"duh rajinnya kamu.." puji Kak Marla
"hehehe, ga kok kak.." aku yg menjadi salah tingkah didepannya
"oh ia Dika, kk boleh pinjam sebentar kan? mau internetan nih, ga bisa tidur" ungkapnya
"oh silahkan kan, di server jg gpp.." jawabku
"ga usah, kk di client aja, tuh disitu aja deh, pinjam ya Dika.." tutur katanya selalu sopan, padahal dia-lah yg punya warnet ini, tapi tak pernah sekalipun dia membentak, bila ada masalah apapun dia selalu selesaikan dengan baik. Salah satu sifat dari Kak Marla yg membuatku jatuh cinta kepadanya.

Kak Marla duduk di PC paling pojok, dekat pintu belakang tadi. Kulanjutkan tugasku, selepas itu aku naik keatas, untuk merapikan kamarku. Mungkin karena terlalu lelah, aku ketiduran. Aku terbangun dan langsung teringat Kak Marla, astaga ada kesempatan berdua dengannya malah aku tidur, benar - benar sial, jam sudah menunjukan pukul 01.35. Aku langsung turun kebawah, kuberjalan perlahan, wah Kak Marla masih asik internetan, tumben Kak Marla internetan lama, biasanya cm sebentar, apalagi ada anak kecil, dia selalu mondar - mandir ngecheck keadaan anaknya. Aku berjalan perlahan, berniat mau mengejutkan 

Kak Marla. Aku memutar lewat PC samping Kak Marla, dengan perlahan coba kuintip dari balik papan pembatas antara client, dan astaga....





Aku kembali kearah tangga, dengan sengaja aku hentakan langkahku, supaya Kak Marla aku datang. Kak Marla terlihat panik ketika mendengar suaraku, tanganya dengan lincah mengerakan mouse, mungkin mencoba menghilangkan barang bukti. Aku tertawa dalam hati, ini mungkin saat yang tepat untuk bisa mewujudkan mimpiku. Aku berjalan kearah Kak Marla, dengan expresi pura - pura kaget, kuhampiri dia.

"weleh, kak? betah banget??!!" jawabku pura - pura kaget
"eeh..iyaa..lagi chating sama temen SDku dulu, hehehe" jawabnya panik
"wah, kuat banget sampai pagi gini? si kecil ga nangis kak?" jawabku pura2 peduli
"iah nih, kk jg ngantuk, tp kangen juga ngumpul. Si ade udah tidur kok, aku udah check tadi" alibinya

Setan merasuk begitu cepat, pikiran kotorku langsung bekerja. Aku tak dapat menahan mulutku, tiba - tiba terucap..

"Kakak ga lagi buka website porno kan?" kata itu begitu saja keluar dari mulutku
"Hah?" Kak Marla sangat terkejut dengan pertanyaanku
"Kakak ga usah bohong, aku liat kakak tadi lagi buka situs *********.com" aku semakin berani
"Kamu ngintip kakak!! Ga sopan banget sih kamu Dik!" jawabnya emosi, mungkin karena malu

Aku berjalan kearah Kak Marla..

"Kakak kesepian yah ditinggal Abang?" tanyaku semakin berani
"Kamu mulai ga sopan deh! Kakak bakal aduin ke abang!! Liat aja kamu!!" ancamnya
"Lalu? Aku ga peduli Kak mau dipecat dari sini, aku lebih baik dipecat dari sini, daripada aku terus menahan hasratku untuk bisa mendapatkan kakak!!" suasana menjadi semakin panas
"ASTAGA!!! Apa maksud omongan kamu itu Dika!! Kamu GILA!!" Kak Marla langsung berdiri dan melotot

Tak pernah aku melihat wajah marah Kak Marla, yang ternyata malah membuatnya tambah cantik. Ya, jujur aku takut kalau sampai Kak Marla benar - benar melaporkannku ke Abang, aku pasti dipecat dan nama baikku hancur. Tapi aku tidak lagi peduli, semua sudah terlanjur, kalau aku dipecat pun, minimal aku harus mendapatkan Kak Marla, meskipun hanya untuk malam ini. Kugengam erat tangan Kak Marla, dia mencoba berontak.

"AKU SAYANG SAMA KAMU MARLA!! KAMU SADAR GAK SIH!!" aku membentaknya keras
"KAMU GILA!! LEPASIN KAKAK!! KAKAK BAKAL TERIAK!!" jawabnya panik
"AKU GA PEDULI!!! AKU SAYANG KAMU KAK, AKU SAYANG KAMU!!" langsung kupeluk tubuh Kak Marla

Kak Marla mencoba melawan, tapi apalah daya tubuh kecil Kak Marla dalam pelukanku. Aku memeluknya makin erat, kuluapkan semua perasaanku dalam pelukan ini, Marla aku sayang kamu, itu yang terus aku ucapkan. Pikiranku makin buyar, aku makin tidak bisa menahan hasratku, ditambah aroma tubuh Kak Marla yang membuatku semakin lupa diri.

Kujilati bibir Kak Marla, Kak Marla pun mencoba memberontak, tapi dalam pelukan eratku, dia hanya bisa memalingkan wajahnya mencoba menghindari serangan brutalku. Akhirnya, aku berhasil melahap bibirnya, kugigit sambil berusaha kumasukan lidahku kedalam mulutnya. Kak Marla menutup mulutnya rapat, aku terus memaksa masuk. Ah, tanganku langsung bereaksi, kuremas pantat 

Kak Marla yang masih padat berisi meskipun telah melahirkan dua anak, kuremas semakin kencang dan kencang. AW! Suara manis Kak Marla terdengar begitu merdu, dengan terbukanya mulutnya, lidahku pun berhasil menembus pertahanannya. Lidah kami beradu indah didalam, kurasakan liur Kak Marla yang membasahi mulutku. Aku semakin tak tahan dibuatnya, semakin gila aku menyerangnya. Lalu kudorong tubuhnya ketebok, kutekan sambil kugesek - gesekan tubuhku, tanganku pindah posisi dan meremas pahanya.

Beberapa menit aku terus menahannya dalam posisi ini, akhirnya dia pun lemas, kurasakan perlawanannya yg berkurang. Ini dia saatnya, the Main Event!! Dengan lembut kumasukan tanganku melewati kausnya, kuelus - elus perutnya yg mulus, dia menahan geli tapi aku tidak peduli, kumainkan tanganku di punggung dan pusarnya. Tangan Kak Marla yang tadi mencengkram erat lenganku, langsung melemas, mencoba menahan serangan tanganku, ya dengan sedikit tenaga yg tersisa. Usahanya untuk menahan tanganku malah membuat aku merasa seperti dia terus menyuruhku untuk terus melakukannya. Tanganku naik lebih tinggi, kurasakan renda - renda dari bra Kak Marla, Ya Tuhan toketnya besar dan kencang. Aku semakin tidak sabar!!

Aku masuk menembus bra Kak Marla, dengan segera kucari pentilnya. Akhirnya bisa ketemukan pentilnya, damn it pentilnya panjang sekali!! Mungkin seukuran setengah jari kelingkingku, dengan mudah aku bisa memelintirnya. Desahan - desahan mulai keluar dari mulut Kak Marla, hembusan napas yg terengah - engah, membuatku semakin terbuai. Tangan Kak Marla tiba - tiba memeluk pinggulku, dia mulai terangsang??

Kuregangkan dekappan tanganku yg satunya. Semakin erotis permainan tanganku memijat toketnya, keringatnya membuat aku lebih mudah mengelus dan memelintir pentilnya yg besar, sambil sesekali aku cubit. Kak Marla terlihat mulai menikmati ini, sebulan seorang wanita ditinggal suami, dan sebulan juga Kak Marla tidak mendapatkan nafkah biologis dari abang, suaminya yang juga bossku. Kulupakan semua itu, yang ada dipikiranku sekarang hanyalah sebuah niat untuk bisa menikmati tubuh wanita pujaanku ini, Marla.

Tanganku yang satu mulai liar, kucari celah agar aku bisa memasukan tangaku kedalam celana panjang berbahan kainnya. Seperti biasa, aku selalu mengelus - elus perut indah Kak Marla, meskipun ada guratan - guratan bekas melahirkan, tapi justru itu yang membuatnya semakin sexy, ouh Marla kenapa kau harus begitu sempurna?? Tanganku perlahan turun, kurasakan celana dalamnya, begitu halus seperti kulitnya, kumasukan tanganku kedalam celana dalamnya. Kurasakan tangaku menyentuh rumput - rumput pintu kenikmatan, begitu lebat dan lembut, membuatku ingin terus mengelusnya. Sedangkan tangaku yg lain masih terus memainkan puting panjangnya, dan mulut masih terus liar menjilati muka, bibir, kuping, dan lehernya. Marla tak lagi memberontak, dia mulai pasrah dan menikmati apa yang terjadi. Inilah kesempatanku...

Desahan Marla mulai manja, pertanda dia menikmati pelayananku ini. Tanganku masih nakal mengelus - elus jembutnya, lalu kuturunkan tanganku, aku bisa merasakan sensasi lembab. Ouh, bentuk memeknya begitu indah, meskipun aku bisa merasakan dinding vaginanya yg sudah memble, tapi masih sangat "normal" dan basah. Aku makin tak tahan merasakan cairan dari dalam vagina Kak Marla membasahi tanganku, kumainkan jariku didinding vaginanya, sambil kuelus klitorisnya.

"eeennnggg..aaahhh...ddiikkaa. ..eeemmmmmm...uuuffff...." erangkan
"eeemmm, suara kamu indah banget kak.." pujiku sambil kukecup mesra bibirnya
"uuuuffff..dikkaa..uudaahhh... ka...aaaggghhh..." desahnya mencoba melarang
"kakak nikmatin malam ini, aku kasih apa yg ga pernah kk dapat dari suami kk" ucapku sombong

Kudesakan jariku kedalam memeknya yg basah, sslluupp. Begitu indah dan lembut, kurasakan memeknya bergetar hebat, kuraba dengan jariku bagian dalam memeknya. Kuelus dindingnya yg bergelombang dan lembab, Kak Marla memelukku makin kencang dan desahannya makin menggila. Kumasukan jariku semakin dalam, sampai ketemukan sebuah benjolan lembut, ini dia titik lemahnya, kugesek - gesekan jariku dibenjolan itu. Kak Marla makin lupa diri, dia peluk erat tubuhku, kakinya meregang terbukan, 

kutekan toketnya dengan dadaku, lalu kuangkat pahanya dengan tanganku. Kak Marla makin erat memeluku, dia mungkin rasakan memeknya terbakar dengan permainan jariku, ya kutemukan kelemahanmu Marla.

Aku terus mengelus dan memijat memek Marla. Marla makin tak sanggup menahannya, tiba - tiba dia sadarkan kepalanya kedapaku.

"aaaaaaaaaaahhhhhhhhh...eeemmm mmm...kkkeeellllluuuarrr....ee ennnnnggggaahhhhhhh..." 

Tubuhnya bergetar hebat, napasnya memburu, peluknya pun semakin kencang, kurasakan memeknya menjadi semakin panas, aktifitas dalam memeknya bertambah, kurasakan jariku terhimpit oleh dinding memeknya, ya dia organsme. Kuhentikan gerakan jariku, biar dia menikmati kenikmatan pancaran air surga dari dalam lubang kenikmatannya. Dapat kudengar suara detak jantungnya yg menderu cepat, napasnya mulai teratur, tapi tak ada waktu istirahat Kak, kamu milikku malam ini. Kumainkan lagi jariku, tubuh Marla semakin bergetar hebat, ditambah erangan - erangan erotis yang semakin tak dapat dia tahan. Tak berapa lama..

"dddiiikkkaaa....aaannnnnggggg ghhhh...eeeeffff...huuuufff... aaakuuhh..aakkkuuhhhhhh..."

Lagi dan lagi, tubuhnya seakan tak dapat dia kendalikan, keringat membasahi tubuhnya, dan wajah cantiknya, dan begitu pun dengan aku yang semakin tak tahan dengan segala erangan indahnya. Aku terus mengulangi itu, sampai hampir 8 kali lebih Kak 

Marla organsme. Tiba - tiba kudengar suara rengekan anak bayi, astaga sikecil bangun. Aku bukanlah pria bejat yang ga bermoral, kubantu Kak Marla berdiri, dan kutuntun dia kearah pintu belakang warnet. Dia masih lemas dan tak dapat menggerakan kakinya dengan baik, celana dan kausnya pun berantakan, tapi dia tidak peduli itu. Aku terus menuntunnya sampai kerumahnya dibelakang warnet, kedalam kamarnya.

Dena tertidur pulas dengan wajah polosnya, sedangkan anaknya yang masih bayi menangis mengharapkan air susu dari ibunya. Kubantu dia duduk diatas kasur, dia langsung bangkit dan mengendong anaknya yang menangis itu. Aku terduduk diatas kasur, aku merasa seperti suaminya, dengan anak - anakku, dan istriku yang sempurna. Kak Marla tertunduk tak berani menatapku, wajahnya menunjukan ketakutan dan kepedihan, tak ada senyum indah itu, mungkin dia masuk trauma dengan apa yang aku lakukan. Tapi akan kubayar semua itu Marla, akan kubuat senyum indahmu itu terus ada untukku.

"dikka..aku mau nyusuin si kecil, kamu keluar dulu.." pintanya terbata - bata
"kenapa? aku udah memegangnya kak, kenapa kk harus malu.." jawabku santai

Kak Marla terdiam, dia duduk disampingku. Perlahan dia mulai mengangkat sebagian kausnya, nampaklah bra berwarna krem, dengan ragu - ragu, dia buka bra itu. Boing, pentilnya yg panjang muncul, toketnya masih sedikit merah bekas remasakanku tadi. 

Dimasukannya pentil panjangnya kedalam mulut anaknya, anaknya mengenyot dengan penuh kebahagiaan. Aku membanyangkan, andai aku bisa merasakan pentil indah itu dalam mulut, dan merasakan air susunya. Kak Marla tertunduk malu, tak sedetik pun dia berani melihat kearahku. Beberapa menit kemudia, anaknya pun terditur, kami terdiam membisu dalam kamar. Kak Marla terdiam berdiri didepan ranjang bayi anaknya, aku berdiri dan mendekatinya, kukecup keningnya, dia sedikit takut dan tegang. Aku langsung memeluknya mencoba menenangkanya.

"Jangan disini Dika, aku ga mau anak - anakku melihat ibunya seperti ini, please.." pinta Marla terisak
"Aku tau, kita lakukan diwarnet lagi kak..." jawabku dengan lembut

Aku mengandeng tangannya menuju kewarnet, kubiarkan pintu warnet terbuka, toh gak ada orang yang bisa melihat tindakan kami. Pintu warnet hanya bisa dilihat dari arah rumah Kak Marla, lagipula ini jaga - jaga bila si kecil bangun lagi. Kuambil kursi dari salah satu PC client. Kubantu Kak Marla duduk, kupegang pipinya, kutatap wajahnya. Dia tak berani melihatku, dari matanya tampak sebuah ketakutan dan penyesalan.

"Kak, maaf kalau aku harus seperti ini.." ungkapku
"...." dia hanya terdiam
"Aku janji akan jaga semua ini,rahasia ini, aku pun akan terus membantu kakak menjaga kedua anak kakak" ungkapku
"...." dia masih terdiam, matanya mulai berair
"Aku sayang kamu kak, kamu seseorang yang membuatku bertahan selama 2 tahun ini, kamu seseorang yang sangat special, seorang bidadari yang selalu membantuku bangkit dari segala masalahku" ungkapku sambil kukecup bibirnya.

Kecupan itu berlanjut, Kak Marla tak lagi takut. Dia membalas ciumanku layaknya aku suaminya, tanganku turun dan memeluknya, 
begitu pun Kak Marla, dia memelukku. Kami berciuman mesra layaknya sepasang kekasih, malam ini, malam ini akan menjadi sebuah kenangan indah yang tak akan pernah aku lupakan. Puas kami berciuman, kubantu Kak Marla membuka kausnya, bra-nya, dan kini ku bisa melihat bagian atas tubuh Kak Marla, bugil. Kuraba lembut toketnya, Kak Marla kini berani menatap wajahku, aku tersenyum sambil kupilin pentilnya yg panjang, Marla tersenyum kecil menahan geli, wajahnya begitu imut untuk ukuran seorang wanita bersuami dan beranak dua. Kuangkat tangan Marla, kuarahkan penisku yg sudah kelewat tegang, dan masih terbungkus celana jeans. Tanpa kuperintah, dengan malu - malu, Marla mengelus - elus batang penisku. Menikmati setiap momentnya.

Kubantu dia membuka kancing dan reseleting celanaku. Sebuah penis mencuat terbungkus celana boxer (aku memang tidak pernah memakai celana dalam, hanya celana boxer yg membungkus penisku yg besar, mungkin itu juga yg membuat aku gampang horny). Kak Marla terkejut melihat penisku yg tampak menantang dari balik boxerku. Dengan perlahan, dia turunkan celana jeansku, kuangkat kakinya dan melepaskan celanan jeansku. Ingin segera kucopot boxerku.

"jangan dulu dik, aku masih takut..." ucap manja dari Marla
"aduh, berasa pengantin baru kak..." senyumku

Marla tersenyum manis, tiba - tiba dia remas penisku yg masih terbungkus celana boxer. Damn!! begitu nikmat rasanya, dia terus meremas dan merabanya, seolah dia sedang mengukur dan mempersiapkan dirinya untuk menerima penisku. Tanganku bergerak maju mengelus pipinya dengan sayang, dan kumanjakan dirinya. Dia tersenyum, senyum indah yang aku dambakan selama ini, senyum yang selalu membuatku bertahan dari segala masalahku.

Aku turunkan badanku, kupegang pipi Marla dengan kedua tanganku. Dengan yakin dan lembut aku katakan..

"Kamu siap Marla?" ini pertama kalinya aku memanggilnya tanpa "Kak"
"Emm...." masih tampak ragu dan takut
"Ini bukan karena nafsuku La, tapi ini bukti dari rasa sayangku, aku akan bahagiakanmu, aku janji" ucapku dgn pasti
"Iya Dika..Aku Siap.." jawabnya malu

Aku berdiri dan kuturunkan celana boxerku, penisku yang sudah tidak sabar langsung mencuat keluar. Marla kaget melihat ukurannya, aku yakin punyaku lebih besar dari punya si abang. Kubantu tangan Marla untuk memegangnya, Marla membelainya dengan lembut. Kumajukan tubuhku, penisku sekarang hanya berjarak beberapa centimeter dari wajahnya, Marla mencium aroma penisku, terlihat kepuasan diwajahnya. Tiba - tiba, aarrrggghhhhh...lidahnya menyentuh ujung penisku dengan lembut, liurnya membasahi penisku. Dia sangat ahli berdansa dengan lidahnya dipenisku, aku menahan napas menikmati pelayanan dari Marla, mulutnya terbuka lebar dan....

Dia melahap setengah dari penisku, dia tahan dengan lidahnya, disedot penisku ibarat menikmati sebuah minuman dengan sebatang sedotan. Seluruh buluku merinding dibuatnya, tak pernah aku rasakan kuluman seindah ini, kuelus mesra rambut Marla sambilku menahan kenikmatan yg tiada tara. Semakin lama, Marla semakin terbuai dan semakin menikmati penisku. Dia semakin cepat mengulum dan menyedotnya, bbbbrrr kakiku berasa lemas dan tak sanggup lagi berdiri. Segera kucabut penisku dari mulutnya, dia memandangku kaget.

"aadduu, ga kuat, hahahahah serem ih km..." candaku
"hihihihi.." tawanya manis
"gantian hayyyooo..." ucapku genit

Tanpa basa - basi, aku bantu Marla berdiri, kuelus mesra seluruh tubuhnya, mulai dari kuping, leher, dada, dan perut. Dengan perlahan ku tarik celana kainnya, dengan mudah aku turunkan celananya. Kini dia hanya memakai celana dalam berwarna krem sama seperti bra-nya, kulihat memeknya telah basah, jelas sekali terjiplak belahan memeknya. Kuturunkan celana dalamnya....

Jembutnya amat banyak menutupi memeknya. Membuatku ingin berlari dalam hutan kenikmatan itu, pinggulnya begitu seksi meskipun 
sudah agak sedikit turun. Kini, Marla bugil dihadapanku, wajahnya memerah ketika aku memperhatikan tubuh indahnya. Kubantu Marla duduk lagi dikursi, kuelus pahanya yg mulus, sambil kubuka selangkangannya dengan kedua tanganku. Memeknya yg basah kelihatan begitu menantang dengan bentuknya yg masih cukup bagus untuk ukuran seseorang yg memiliki dua anak. Kudekatkan mulutku ke memeknya, dan kunikmati aroma dari memeknya itu. Entah kenapa baunya begitu harum, tak ada parfum apapun didunia ini yang dapat menandingi aroma wangi sebuah memek. Segera kujilat dengan nikmat memek Marla.

"aaaahhhh...eennngggg..." erang Marla sambil menutup wajahnya

Kunikmati memeknya yg basah karena organsmenya tadi dan air liurku. Sambil kedengarkan erangan erotis Marla yg membuat penisku senut - senut. Kaki Marla otomatis terkunci, kulepas tanganku dan kuelus lembut bibir memeknya, sambil dengan perlahan kubuka. Sebuah mulut vagina berwarna merah terlihat jelas, klitorisnya menonjol dan berdenyut. Kujilat klitoris kecil itu.

"uuuuuuuffff...ooooohhh...eees sssttt...eeeeffff...." Marla semakin mabuk kepayang

Kumasukan jariku dan kembali kucari benjolan kenikmatan yang dalam memek Marla sambil terus kujilati klitorisnya. Marla makin menggila, dia tak dapat lagi menahan kakinya. Dijepitnya kepalaku dengan kedua kakinya, membuatku semakin dapat mencium aroma wangi dari memek Marla.

"aaaahhh...aaahhhhnnggg...ddii ikkkaaa...eeemmmmm..." erangnya menambah indah suasana

Kutarik jariku, kuturunkan lidahku, kumasukan kedalam memeknya, dan aku jilat setiap mili dari dinding memeknya. Marla menjerit tak dapat lagi menahan tubuhnya.

"oooooooooohhhhh....eeennnnnng gggg...aaaaaaahhhhhhhhh...aaah hh....aaaahhhh....aaaaaaahhh" erangnya organsme

Kurasakan lidahku semakin hangat dan hangat, cairan lembut keluar dari dalam liang kenikmatannya. Tubuh Marla mengigil, dijepitnya kepalaku dengan kedua kakinya. Tanganya menggenggam erat pinggiran kursi, matanya terpejam menandakan kenikmatan yg luar biasa. Kucabut lidahku dari memeknya, kusingkirkan kakinya, dan kubiarkan Marla menikmati organsmenya. Melihat 
putingnya yg sudah mengeras dan mancung, aku ingin sekali menghisapnya. Kudekatkan mulutku ke putingnya, tapi...

Tiba - tiba si kecil nangis lagi, aku dan Marla saling berpandangan, aku menarik lengan Marla yg masih terbujur lemas, kami berlari kearah rumah Marla. Kami berlari bugil ditengah udara malam yg dingin, dibawah terang bintang yg bersinar, dan cahaya bulan yg temarang. Aku dan Marla tertawa bahagia, menikmati moment yg luar biasa ini, sambil berlari kulihat wajah bahagia yang belum pernah aku liat sebelumnya, sebuah perasaan bahagia yg tidak pernah aku bisa ungkapkan.

Kami sampai dirumah dalam keadaan bugil, Dena masih tertidur pulas. Marla mengendong anaknya dalam keadaan bugil dan memeknya 
yg masih basah. Aku berdiri dibelakangnya dengan penis yg masih tegang, melihat Marla bugil sambil menggendong anak, huh benar - benar seksi!!! Marla duduk diatas kasur menyusui anaknya, aku duduk disampingnya melihatnya menjadi seorang ibu yg luar biasa. Lalu pikiran nakalku muncul, daripada pentil satunya ga kepake mending aku isep aja. Ya, aku menghisap pentil sebelah kirinya, Marla kaget lalu dia tertawa manja. Sensasi baru baginya dihisap oleh dua pria secara bersamaan, anaknya dan aku. Wajahnya memerah, menahan geli dari hisapanku dan anaknya.Tubuh Marla bergetar, aku tidak peduli dan terus menghisapnya, membuat napas Marla makin menderu kencang. Beberapa menit kemudian, si kecil kembali tertidur, kulepaskan kenyotanku, dan kubiarkan dia menaru anaknya diranjang.

Kami kembali kewarnet, saat baru masuk warnet. Marla langsung memeluk erat, penisku menabrak perutnya.

"Dikaa....lets do it...aku ga tahan lagi, kamu...." ucapnya manja sambil menjilati putingku

Damn! This Is a Miracle???!!! Mendengar itu, kutarik tangan Marla, kubawa dia kekamarku diatas. Aku berasa melayang, seperti orang mabuk, semua terasa buram, dengan ganas kucumbu seluruh badan Marla sambil memeluknya, Marla pun begitu, kami menjadi liar, dan Marla pun agresif. Keringat kami menjadi satu, tubuh kami menjadi satu, semua tak kami perdulikan, umur kami, suami Marla, atau apapun itu, kami buang jauh - jauh. Malam ini, detik ini, hanya Marla dan aku, HANYA KAMI BERDUA!!!!!

Kami terhenti, kutatap wajah Marla yg memerah. Dari sorot matanya, aku yakin dia siap untuk lebih, dia siap menerima hentakan dari penisku, kubuka selangkangannya, kepegang kedua kakinya. Kuarahkan penisku kememeknya. Bllluuussshhh...
Semua berasa mencari, kupejamkan mataku, menikmati detik indah ini. Kudengar suara desahan Marla, membuat moment ini PERFECT!!

Huuuff, penisku serasa terbakar, terjepit oleh memek Marla. Kulepas tanganku dari kakinya, kupegang erat pinggulnya, dan kuhentakan penisku keluar masuk memeknya. Marla mengeliat hebat, diremasnya seprai kasurnya, sambil mendesah, dan hembusan napasnya yg menderu.

"uuuffff.....eeeemmmmm.....aaa aahhhh...eeennnggg...eeennnggg ...." desahnya erotis

Kuluapkan semuanya, impianku terwujud sudah, semua yg aku dambakan menjadi kenyataan. Marla, istri bossku, dalam pelukanku, dan penisku dalam cengkraman memeknya. Marla terus mendesah kenikmatan, menahan "panas" dalam memeknya yg membakar, sebuah tarian erotisme dalam sebuah nada cinta, mengalun menjadi satu menciptakan sebuah dimensi lain.

"aaaahhhhh...ddiikkkaaa...aaaa hhh...aaaahhhh...aaaahhhhhh... ." desahnya

Beberapa saat setelah itu, cairan lendir kenikmatan kembali terhembus dari dalam memeknya, meluapkan segala hasratnya selama sebulan ini tanpa suaminya.

"ooooggghhhhh...kkeeellluuuarr ...aaaahhhhh...aaaaaaaa...aaaa nnnngggg...eeennnnnggggg...." desahnya hebat

Kali ini tak dapat kutahan lagi, penisku serasa tertarik makin dalam kerahimnya. Kakiku melemas, dan seluruh ototku terasa tertarik keujung penisku dan....

"eeennnnngggg..aaaahhh...Marrl llaa..akkuu...aahh...akkkuu sayang kamu!!!"

Kumuncratkan seluruh spermaku bersamaan dengan sambutan hangat dari dalam memek Marla. KLIMAKS!!!

Tubuh kami tegang, mata kami sama - sama terpejam. Kuelus mesra setiap jengkal dari tubuh Marla, dia pun melakukan hal yg sama. Aku turunkan badanku, kupeluk mesra tubuh marla dalam dekapanku. Jiwa kami bersatu, kubalikan badanku kesamping, kuangkat tubuh Marla keatasku. Kepeluk dia, sambil kuelus mesra seluruh tubuhnya. Kutatap matanya, dan kuucapkan sayang, kukecup bibir manisnya dengan penuh perasaan, dan kami tertidur dalam sebuah kebahagiaan. 




Aku terbangun karena silaunya cahaya matahari yang menerpa wajahku, kurasakan seluruh tubuhku berat, lengket, dan benar - benar tidak nyaman, ya maklum sisa perang semalam. Kak Marla sudah tidak ada, dia pasti bangun pagi - pagi tadi untuk menjaga anaknya, tak lupa juga dia menutupi tubuhku yang bugil dengan selimut, ternyata perhatian juga. Aku jadi semakin tidak sabar untuk melihat wajah cantik dan senyum manis Kak Marla, segera aku bangun dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhku. Seusai mandi aku segera turun kebawah, ternyata bekas - bekas perangku dengan Kak Marla semalam sudah hilang, pagi - pagi sekali pasti Kak Marla yang membersihkannya. Aku tak sabar ingin sekali melihat wajah dan senyum manis Kak Marla sekarang. Aku segera menuju kearah rumah Kak Marla.

"Assalamualaikum..." salamku didepan pintu rumah Kak Marla

Tak lama setelah itu Kak Marla membukakanku pintu. Tapi bukan senyum yang aku dapat, tapi wajah sedih Kak Marla. Dia langsung mempersilahkanku masuk dan menyuruhku duduk.

"Kenapa Kak?" tanyaku heran
"...." terdiam dan tampak ragu
"Kak?" tanyaku sekali lagi
"Dika, kakak takut, bner2 takut.." jawabnya memelas
"Takut? Takut kenapa?" tanyaku lagi
"Kalau ada yg tau tentang perbuatan kita semalam..." jawabnya takut
"Siapa?? semalam cuma ada kita berdua Kak!! kita jaga rahasia ini!!" ucapku yakin
"Tapi apa selamanya bisa disimpan gini??" tanyanya panik
"Tergantung..." 

Belum habis aku berkata, tiba - tiba suara si kecil Dena terdengar. Kami langsung terdiam dan panik, Dena segera berlari kearahku, sambil berkata "Kaakk Dikkaa!!" lalu berlari kearah pelukanku. Huff, sedih campur bahagia rasanya, bahagia karena Dena anak Kak Marla bisa begitu sayang padaku, tapi sedihnya Dena bukanlah anakku, ingin aku mempunyai anak dari Kak Marla yg selucu Dena. Kak Marla langsung bangkit, tak lama selang itu dia kembali membawakan dua cangkir teh hangat dan beberapa potong kue. Andai bisa setiap pagi aku seperti ini, disambut oleh senyum dan tawa manja anakku, dan dilayani dengan mesra oleh istrikku.

Jam menunjukan pukul 07.45, waktunya warnet buka. Aku segera pamit kepada Kak Marla dan Dena, dalam hatiku ingin sekali aku menghabiskan hari ini dengan mereka dirumah, tapi aku harus melanjutkan usaha keluarga Kak Marla, ini kan untuk Kak Marla juga.

Singkat cerita, malam pun tiba. Warnet segera aku tutup, aku langsung menuju kekamar diatas mencoba untuk tidur. Tapi, aku lagi - lagi tidak bisa tidur, dikasur ini aku selalu teringat pertempuran hebatku dengan Kak Marla semalam, aroma keringat kami masih tercium dari kasur ini. Aku gelisah, ingin aku ulangi malam indah itu dengan Kak Marla malam ini. Kutarik celana boxerku, kukeluarkan penisku yg menegang karena membayangkan kisahku dengan Kak Marla semalam. Ya, aku onani sambil membayangkan wajah Kak Marla saat penisku tertanam dalam dimemeknya. Asik aku membayangkan, sampai tiba - tiba...

"ASTAGA!! Dika kamu ngapain???!!!" suara Kak Marla yg tiba2 datang membuatku panik

Aku langsung bangkit sakit paniknya, kulepas tanganku yg sedang asik mengocok penisku, aku langsung berdiri telanjang didepan Kak Marla. Kak Marla hanya terdiam melihat tingkah anehku.

"Aduh Kak..Anu..Kenapa kakak tiba2 dateng!!" aku yg grogi sambil panik
"Kamu..astaga Dika...kamu ini.." ucap Kak Marla sambil melihat kearah penisku
"Aku..Anu..Kak.." sambil menutupi penisku dengan kedua tanganku
"Apa??" tawa Kak Marla dengan muka jutek
"Aku terus inget pas aku sama kamu semalam Kak" jawabku jujur
"....." Kak Marla terdiam membisu

Kuambil celana Boxerku yg tergeletak dikasur, tapi tiba - tiba Kak Marla menghampiriku dan berkata...

"Kakak sebenarnya sama kayak kamu Dik..." ungkapnya malu
"Maksud kakak??" tanyaku heran
"Sensasi semalam, sama pelayanan kamu, ga pernah kakak dapetin dari abang, kakak bener - bener horny cuma gara - gara mikirin itu, kakak takut tapi..." ungkapnya

Tak akan kusia - siakan kesempatan ini, aku langsung maju memeluk tubuh Kak Marla. Penisku yang masih tegang dibalik celana boxerku, menusuk perut Kak Marla. Kuciumi rambut Kak Marla yg harum dan Kak Marla mendekapku erat sambil menempelkan wajahnya didadaku. Kutatap mata Kak Marla, lalu sebuah ciuman aku arahkan kebibir Kak Marla yg tipis dan basah. Kami berciuman dengan hebat, sambil ku usap seluruh tubuh Kak Marla. Kak Marla pun begitu, dia usap punggungku dengan tanganya, ditempelkannya dada empuknya.

Lidahku saling bertaut, ditambah air liur kami yg terus mengalir membuat erotisme dari ciuman kami semakin menjadi - jadi. Kusedot mulut Kak Marla, kuminum seluruh liur Kak Marla, sambil dengan mesra kuremas pantat Kak Marla yg kencang. Aku bisa merasakan napas - napas kecil Kak Marla yg menandakan betapa dia menikmati cumbuanku ini, itu membuat jantungku semakin berdetak kencang, aroma tubuh Kak Marla yg harum, eeemmm...

Kurasakan sentuhan geli di penisku, ternyata tangan Kak Marla dengan lembut mengelus penisku yg tegang terbungkus celana boxer tipis. Setiap elusannya begitu nikmat, lalu dia genggam kuat penisku, dan mengocoknya. Kali ini Kak Marla tak malu - malu, tanpa aku perintah pun dia dengan senang hati menerima cumbuanku. Kucabut lidahku dari dalam mulut Kak Marla, kulihat wajahnya yg memerah, dan mulutnya yg basah karena liur kami. Kubantu Kak Marla menurunkan boxerku, lalu melemparnya jauh - jauh. Penisku yg sudah merengek daritadi akhirnya muncul, Kak Marla meriliknya dengan perasaan gemes, segera ingin melahapnya.

Aku baringkan tubuhku diatas kasur, kulebarkan kakiku, sehingga penisku semakin tegang. Kak Marla segera turun dan menciumi penisku, dijilatnya ujung penisku dengan penuh perasaan. Kak Marla moncongkan bibirnya, lalu dikecupnya ujung penisku, dengan perlahan dia masukan kedalam mulutnya, aahhh....eeeeemmmm.....

Dengan penuh nafsu Kak Marla menelan penisku, sambil dijilat - jilatnya batang penisku didalam mulutnya, sesekali dia cabut penisku lalu menelannya lagi, terus begitu dan terus sampai akhirnya, aaarrrggghhhhhhh....seluruh spermaku keluar dan masuk memenuhi mulut Kak Marla yg kecil. Kak Marla langsung terbangun dan duduk, menutupi mulutnya yg penuh dengan spermaku dengan tangannya.

"Telan kak!" ucapku
"eemm..emm.." sambil mengelengkan kepala
"Ayyooo donnkk..." rayuku
"eemmm...eemmm.." masi mengelengkan kepala

Aku langsung bangun dari posisi tengkurapku, kuhampiri Kak Marla. Kuusap pipinya, sambil aku terus merayunya untuk menelan habis spermaku, lalu...

"gggluuurrrpppp..ggglluurrrppp ..." terdengar suara dan kulihat tenggorokan Kak Marla yg bergerak - gerak. Sambil menutup matanya Kak Marla menelan habis seluruh spermanku yang telah bercampur ludahnya, aaaahhhhh damn it!!

Kak Marla duduk tersipu malu, sambil terengah - engah karena bersusah payah menelan spermaku. Lalu kuarahkan tanganku ketubuh Kak Marla, mencoba mencopot kausnya, dan aku baru sadar, ternyata kali ini Kak Marla tidak memakai bra, pentil mancungnya terlihat menonjol dibalik kaus berwana kuning yg dipakainya. Kualihkan tanganku, langsung kutekan kedua pentilnya yg menonjol dengan kedua tanganku, Kak Marla berteriak "awww..." dengan wajah manja. Kupelintir terus pentilnya, Kak Marla tak dapat menahan sensasi indah itu, sambil terbuka sedikit mulutnya, dia berucap, "ooogghhhhh...eeemmmm..." suaranya begitu menikmati permainan jariku dikedua pentilnya yg panjang.

Lalu aku makin tak sabar, akhirnya kucopot kaus Kak Marla, dan kedua toketnya yg besar langsung muncul menantang. Kuarahkan wajahku ke toket kanan Kak Marla, lalu kujepit toket kirinya dengan jariku. Kuhisap pentilnya sambil aku pilin pentil kirinya dengan kedua jariku, tubuh Kak Marla bergetar, diiringin suara desahan nikmat dari bibir manis Kak Marla. Tiba - tiba tangan Kak Marla menyentuh penis, diusapnya dengan halus, ciri khas permainan tangan Kak Marla. Kami sama - sama keenakan, mulut dan jariku ditoket Kak Marla, dan tangan halus Kak Marla dipenisku.

Kuhentikan isapanku, lalu kubantu Kak Marla mencopot celana pendek kain batiknya. Hebatnya lagi, dia tidak memakai celana dalam!! Kurasa Kak Marla memang berniat untuk bisa berhubungan badan lagi denganku malam ini. Terlihat jelas jembut lebatnya yg ternyata sudah lengket terkena cairan dari dalam memeknya sendiri. Kutarik tubuh Kak Marla keatas kasur, lalu kubalikan tubuhku, kuarahkan mulutku ke memeknya yang sudah basah, sedangkan Kak Marla tanpa aku perintah langsung melumat mesra penisku yg mulai kembali ke posisi primanya. Kami saling menjilat kelamin, ya posisi 69 yang indah. Kurasakan tubuh Kak Marla yang bergetar saat aku mainkan lidahku dalam memeknya, aroma wangi dari memek Kak Marla membuat aku semakin nafsu. Kak Marla pun semakin gila melahap habis penisku, sambil sesekali disentuhkannya ujung penisku didinding mulutnya yg lembut yg membuat penisku mencari dalam mulutnya.

Beberapa saat kemudian, tubuh Kak Marla menegang, lalu kurasakan aktifitas dalam memeknya yg makin menggila, lidahku serasa dipijat oleh dinding - dinding memeknya yg halus dan basah. Dan..

"eeennnnngggggg...aaaahhhhh... .oooohhhhh....ooohhhh.." erangnya sambil mencabut mulutnya dari penisku

Kurasakan cairan hangat membasahi lidahku, segera kuhisap memek Kak Marla, ibarat aku menghisap sumsum dari sop tulang. Sruputttt, bunyi hisapanku, lalu kualihkan lidahku, kugesek - gesekan di klitoris Kak Marla. Itu membuat Kak Marla tak sanggup lagi melahap penisku, disenderkan wajahnya diselangkanganku, sambil mendesah - desah dia menikmati setiap jilatanku di klitorisnya. Terus dan terus aku nikmati klitorisnya yg imut dan menggoda, sambil sesekali aku kembali kedalam memeknya untuk memijat - mijat dinding memeknya dengan lidahku, lalu...

"eeeeemmmmm....aaahhhhhhh...dd diiikkkaaa.....aaaahhhhhh..." untuk kedua kalinya

Kutarik tubuhku, kubiarkan tubuh pasrah Kak Marla tengkurap. Aku ambil posisi jongkok, dengan niat ingin kutancap memek Kak Marla dengan posisi doggy style. Kuelus - elus pantat sexy Kak Marla dengan penisku, tiba - tiba muncul ide gila diotakku, memeknya udah? kenapa ga pantatnya?

Ya, kubuka pantat Kak Marla dengan kedua tanganku, terlihat lubang pantatnya yg berwarna pink dengan sedikit bulu bulu dan tahi lalat dipinggirnya. Kak Marla hanya terdiam, mungkin dia belum tau niatku. Kuambil posisi, dan dengan sepenuh tenaga kupaksa masuk penisku kedalam lubang pantat Kak Marla yg kecil.

"aaaaaaaaaaaahhhh!!! eeeennnggggg!! DIKA GILA!!! SAKIT!!!" omel Kak Marla

Tapi apa boleh buat, penisku sudah masuk setengah kedalam pantat Kak Marla. Pantat Kak Marla terangkat, menahan sakit saat pantatnya kusobek dengan penisku. Kupaksa terus penisku masuk semakin dalam, Kak Marla masih terus mendesah kesakitan. Kugenjot penisku didalam pantat Kak Marla. Pantatnya yg masih belum terjamah, dinding pantatnya menekan penisku begitu puas, membuat penisku sakit namun nikmat. Kak Marla terus mendesah kesakitan bercampur erangan puas.

Aku terus menikmati dubut Kak Marla sampai akhirnya Kak Marla keluar, keluar, dan keluar. Lalu Kak Marla terbujur lemas, segera kucabut penisku dari dalam dubur Kak Marla, dan kubalikan tubuh Kak Marla. Tubuhnya penuh keringat, matanya terpejam, dan dari wajahnya terlihat sebuah kepuasan. Kuusapkan penisku diperut Kak Marla, membuang lendir - lendir yg ada dipenisku setelah menjelah dubur Kak Marla. Ketika penisku sudah bersih, tanpa basa - basi kuhajar memek Kak Marla yg sudah sangat hangat, Kak Marla sudah tak mampu bergerak. Hanya ada expresi nikmat diwajahnya dan erangan - erangan kecil yg begitu menggemaskan.

Kutarik dan kudorong penisku keluar masuk di memek Kak Marla, memek Kak Marla menyambutnya dengan remasan halus dinding memeknya dan tiba tiba penisku berasa tertarik, seluruh darahku berasa berkumpul diujung penisku. Dan...

"aaaaahhhh...Marrrlllllllaaaaa aa....eeemmmmm" desahku
"aaaahhhh...eeemmmmm....aaaahh hhhh...." desah Kak Marla

Lagi - lagi, kami berhasil mencapai klimaks, kumuntahkan seluruh spermaku didalam memek Kak Marla. Kutembakan dalam - dalam spermaku didalam rahimnya. Kami berpelukan mesra, kukecup bibir manis Kak Marla. Kami tertidur pulas dengan penisku yang masih menancap dimemeknya.


-----------------------------------------------------------------------------------


5 Bulan Kemudian..
Sudah sebulan semenjak kepulangan abang (bossku) dari dinasnya diluar kota. Sudah sebulan juga aku tidak bisa menikmati tubuh indah Kak Marla, padahal bulan - bulan sebelumnya, hampir seminggu 4x aku bersetubuh dengan Kak Marla. Sekarang aku cuma bisa berkomunikasi dengan Kak Marla lewat SMS, meskipun kadang - kadang kami saling mencuri pandang. Kami tidak berani akrab, karena takut muncul kecurigaan dari abang.

Hari ini, seusai aku menjaga warnet, abang memanggilku.

"Dika!! Sini..." panggilnya
"Kenapa bang?" tanyaku heran
"Abang mau traktir kamu makan hari ini!" jawabnya
"HORE!! Ada acara apa nih? Dena ultah? Si Kecil? apa Abang yg ultah?" tanyaku girang
"Bukan, tapi Kak Marla Hamil!!!" jawabnya bangga
"Ha..Ha..mil??!!" tanyaku panik

Aku mengucapkan selamat kepada abang, tapi dalam hatiku ada tanda tanya besar. Bisa jadi anak yang dikandung Kak Marla sekarang adalah...Ah! Kenapa aku harus mikir gitu, tapi kemungkinan Kak Marla mengandung anakku sangat besar! Selama ini, selama aku berhubungan dengan Kak Marla, aku selalu memuntahkan spermaku didalam rahimnya.

Hari terus berganti, perut Kak Marla semakin besar. Aku selalu mencuri - curi waktu untuk menelepon Kak Marla dan menanyakan tentang bayi yang ada dalam perutnya, tapi Kak Marla pun tak tau itu anak siapa. Dia bilang, semenjak suaminya pulang, dia hanya melakukan beberapa kali hubungan badan dengan suaminya. Aku semakin khawatir, jangan - jangan itu menang anakku!!

Dan akhirnya..
Anak yg menjadi pertanyaan itu lahir, seorang bayi laki - laki, seorang anak yg didambakan abang, selama ini abang berharap untuk bisa mendapatkan bayi laki - laki. Bayi itu lahir pagi hari dan siangnya aku segera menyusul abang ke rumah sakit, untuk melihat keadaan bayi itu, bayi yang mungkin adalah anakku..

-----------------------------------------------------------------------------------

3 Tahun Telah Berlalu...
3 Tahun semenjak pertama kali aku tancapkan penisku kedalam memek Kak Marla, selama 3 tahun itu kami tidak pernah berhubungan badan lagi. Aku selalu memimpikan masa - masa indahku dengan Kak Marla, begitu pun dengan Kak Marla. Tapi kami tidak pernah bisa melakukannya lagi, karena abang yg tidak lagi mendapatkan tugas diluar kota. Warnet kami semakin besar, abang membuka satu cabang lagi, dan aku yang ditugaskan untuk menjaga warnet itu. Sedihnya aku harus berpisah dari Kak Marla dan anak - anaknya, meskipun setiap seminggu sekali Kak Marla dan abang datang menengokku. Aku sudah mengabdi selama 5 tahun untuk usaha keluarga Kak Marla, dan selama 5 tahun itu juga cintakku masih tetap untuk Kak Marla.

Sampai pada suatu hari, aku dan Kak Marla bersepakat untuk mencuri waktu. Untuk memeriksakan DNA dari anak ke3 Kak Marla yg diberi nama "Malvin". Aku dan Kak Marla membuat janji bertemu disebuah rumah sakit, lalu kami memeriksakan DNA Malvin. Sample darahku dan Kak Marla pun diambil. Selama seminggu kami harus menunggu hasilnya, selama itu pun aku dan Kak Marla selalu gelisah.

Dan akhirnya, hasil test DNA itu pun keluar...


sumber:www.krucil.com

No comments:

Post a Comment